10.Berpisah

115 12 0
                                    

Setelah malam, Jiang Ai ye yang tidak bisa tidur merebahkan dirinya di atap kamarnya. Ralat, sepertinya itu bukan atap kamar Jiang Ai ye melainkan atap tuan muda kedua Lan, Lan WangJi.

Saat mendengar desahan panjang Wei Ying dari atas atap kamarnya, pertama pemuda Lan ini hanya acuh tak acuh. Tapi lama kelamaan karena merasa tak enak mengacuhkan Wei Ying terus menerus seperti ini. Lan WangJi pun keluar kamarnya dan langsung naik ke atas atap tepat di samping Wei Ying yang sedang bersantai ria.

"Wei Ying."

"Mn."

"Kenapa di sini?"

"..." Kamu bertanya begitu, aku mau menjawab apa?

"Tidak bisa tidur?"

"Mn. Lan Zhan! Aku... Aku ingin mengatakan sesuatu!"

"Mn. Apa?"

"Duduklah dulu!"

"Mn."

"Wei-..."

Greppp.

Tiba-tiba saja Wei Ying langsung memeluk tubuh besar pemuda Lan itu.

Tak lama terdengar suara isakkan dari gadis itu yang saat ini masih membenamkan wajahnya di dada bidang pemuda Lan itu.

"Lan Zhan, bodoh! Hiks. Hiks."

Ada yang salah!

Walaupun tidak paham WangJi tetap memeluk erat Jiang Ai ye dalam dekapannya.

"Wei Ying."

"Maafkan aku!" Ujar suara itu lirih.

"Untuk apa?" Tanya WangJi balik.

Jiang Ai ye mendongak dengan mata merah, berkata dengan susah payah. "Aku tidak bisa menjaga anak kita." Wei Ying kembali membenamkan wajahnya di dada WangJi sambil menangis sesegukan.

Lan WangJi terkesiap, apa maksud Wei Ying?

Anak?

Kapan?

"Apa maksudmu?" WangJi bertanya lagi dengan nada bodoh.

Jiang Ai ye agaknya ragu-ragu, mendorong tubuhnya dari Lan WangJi. Selama beberapa menit memainkan dua jari telunjuknya. Wajahnya sedikit merona hanya dengan memikirkan tentang hari itu.

"Di gua monster XuanWu, kita... Hiks. Hiks." Jiang Ai ye kembali memeluk erat Lan WangJi. "Walaupun kita tidak sengaja melakukannya, tetap sejak aku sedih! Ini, ini anak pertamaku dengan Lan Zhan, hiks. hiks. Huwaaaaa..."

"Wei Ying."

"Hm?"

WangJi menghirup udara dingin ke paru-parunya. Dia baru tau kalau dia akan menjadi seorang ayah, tapi di detik berikutnya dia harus kenyataan kalau dia sudah kehilangan anaknya. Siapa yang bisa mengatakan dia harus bahagia atau menangis di saat seperti ini.

Mentalnya sedikit sesat, jika dia saja seperti ini bagaimana dengan Wei Ying-nya.

"Tidak papa. Maafkan aku tidak bisa menjagamu dan anak kita!"

Ya, hanya itu yang dia bisa dikatakan oleh seorang Lan WangJi sekarang.

"Hiks. Hiks. Lan Zhannn~..."

Ini semua salahku, membebanimu dengan semua hal ini. Wei Ying! Aku adalah lelaki yang pengecut yang bahkan tidak bisa melindungi orang ia cintai. Apakah kau mencintaiku yang seperti ini.

Setelah beberapa saat Jiang Ai ye sudah lebih tenang, ia kembali ke dirinya yang lebih ceria.

"Terimakasih, sudah tidak mengatakan apa pun yang kulakukan di YiLing pada Shijie-ku!"

My FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang