Vestigium

Legenda Pijar Malam

By sadaraa

Keterangan tambahan:

Berhubung itu peta lama, nama-nama tempat sudah pada berubah. Ada empat nama tempat yang ane ganti ke dalam Bahasa Indonesia---supaya lebih cinta tanah air---dengan makna yang hampir-hampir mirip. Berikut perinciannya:
1.Moonfell Kingdom: Di versi 2020, sudah ane ganti jadi Kerajaan Bentala.
2.Skytears Kingdom: Masih di versi terbaru, berubah jadi Kerajaan Bumantara.
3.Sealure Kingdom: Kerajaan Segara.
4.Grimmeare Lake: Sebetulnya ini plesetan dari Bahasa Inggris. Intinya, dia berubah jadi Danau Gerutu.

Tambahan lagi, hutan di sekeliling danau berwarna biru. Mohon abaikan warna hijau di peta.

---

"Rag," panggilnya. "Raga." Van Fortuna bersaudara tidur telentang setelah mereka guling-guling di rerumputan. Bahagia tak terkira menyambut hati mereka di pagi hari bersama udara hutan kecil yang sejuk. Perjalanan dari Akademi Schievr ke Kerajaan Bentala memakan banyak tenaga dan kesabaran, meski sejak kemarin malam mereka sudah sampai ke rumah. Beruntung memang mereka tinggal di Distrik Barat, lebih cepat sampai. Hanya saja, perjalanan berhari-hari selepas tragedi di akademi bukan hal sepele yang lelahnya bisa hilang dengan secangkir teh kamomil. Raga dan Lira masih tak dapat menghapus ingatan tentang makhluk bersayap yang menghantam ruang makan hingga kegiatan karantina siswa baru bubar begitu saja. Apalagi wajah mayat-mayat yang berserakan, Raga mengumpat.

"Menurutmu," tanya Lira, "yang kemarin itu makhluk apa?"

Raga menatap langit yang tertutup cabang dan dedaunan pohon. Ia berpikir, banyak kali menarik napas. Ia tak begitu sempat memerhatikan si biang kerok perusak orientasi siswa manakala atap kaca berhamburan dan tak sedikit orang mati di tempat. Ia tanya pada dirinya, siapa pula yang sempat? Raga cuma dapat sekelebat bayangan hitam yang bentuknya macam burung raksasa.

Raga menjawab, "Entahlah, aku maunya tidak peduli."

"Aku lihat," kata Lira. "Seperti burung."

Raga sontak berkeluh kesah. "Kalau sudah lihat dan tahu, kenapa tanya?"

"Memastikan." Lira lalu terdiam, berpikir lagi seraya duduk memerhatikan seekor kumbang pohon. Ia mengingat-ingat. "Warnanya hitam, sedikit kebiruan. Sayapnya lebar, tapi aku tidak lihat jelas bagaimana rupanya."

"Omong-omong," kata Raga, "kau tahu tidak kalau putra mahkota kerajaan barat daya ribuan tahun silam bersekutu dengan roh gelap?"

"Aih? Apa hubungannya?"

"Ada hubungannya." Raga mengangkat tangan dan menunjuk ke atas. "Makhluk langit. Asal-usul wilayah paling terlarang di Hutan Daun Biru, yang katanya gersang dan kering[1]. Masa tidak berpikir sampai ke sana? Kau ini kakakku atau bukan?"[1] Lihat peta, wilayah bertanda tanya di area hutan.