Verhofstadt

42 7 0
                                    

By turmalin_

Pagi itu terasa seperti petang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu terasa seperti petang. Sang surya tidak tampak, bersembunyi di balik awan tebal yang menguasai singgasana langit. Perlahan, titik air turun. Menyebabkan aroma yang khas ketika air bersentuhan dengan tanah, rumput, serta abu sisa pembakaran. Saat itu, ketika Agatha Grumman yang sedang mendengak memperhatikan pelindung raksasa transparan kota mati Verhofstadt, menjadi tertunduk berkat kacamatanya kejatuhan satu titik air.

"Demi Dewi Joelle! Lihat benda itu! Astaga! Pelindung itu bahkan lebih besar dari yang di istana berlian!" Rekannya, pria tinggi anggota tentara militer bersahut panik. "Astaga, di mana ninjatoku yang cantik itu?"

Agatha memandang bodoh Fendel, rekannya-suaminya, dan memilih kembali memperhatikan gerbang di hadapannya. Gerbang ini satu-satunya tempat yang dapat dilewati, tidak tertutupi oleh pelindung transparan yang menghantuinya. Ia pernah dengar banyak cerita mengerikan soal pelindung itu. Mulai dari hanya dapat dilewati para penyihir agung sampai manusia biasa dapat tercincang jika mengenainya.

Tapi aman tentunya jika melewati gerbang ini. Agatha hendak menyibakkan tali pelindung yang melintasi gerbang, tetapi ia nyaris melupakan rekannya-suaminya.

"Fendel, kau siap?"

"Siap apa?"

Agatha menatapnya kecewa, "Menemui tetua penyihir agung Araceli!! Astaga, ini alasan perjalanan dua hari tiga malam kita!"

"Aku tahu... masa muda kita begitu berat," ujar Fendel sambil mengeratkan sarung ninjatonya. Pria itu kemudian menaikkan tali yang melintang dan mempersilahkan Agatha untuk masuk terlebih dahulu.

Kota mati Verhofstadt pernah menjadi kota yang indah pada masanya. Sebagai satu-satunya kota yang memiliki akademi sihir di Algeheroni, Verhofstadt juga merupakan kota istimewa karena tidak ada bangsawan tinggi yang mengatur tanah tersebut. Verhofstadt pernah dipimpin oleh seorang demigod yang dikenal sebagai Master. Detail mengenai Master ini begitu rancu. Dikatakan hanya penyihir agung bergelar Araceli lah yang dapat melihat dan berkomunikasi dengan Master. Menelusuri Verhofstadt memang selalu menjadi perbincangan menyenangkan di antara para terpelajar. Agatha Grumman salah satunya.

Sebetulnya Agatha Grumman masih akan berpikir lagi jika harus mengambil risiko terpapar radiasi hanya demi mencari tahu soal Verhofstadt. Radiasi muncul di kota ini setelah terjadi konflik internal antara penyihir agung Araceli dengan akademi sihir almamater mereka. Sekali lagi, detail soal konflik ini sangatlah minim. Masyarakat mengetahui insiden tersebut sebagai Unleashing, saat itulah ketika kekuatan lain muncul dan mengunci seluruh Verhofstadt di dalam kubah pelindung transparan. Radiasi yang ada pun terperangkap, dan kota di luar sana setidaknya aman dari ancaman tersebut.

Lalu, kenapa Agatha Grumman mau mengambil risiko sampai-sampai mengajak suaminya dalam misi bertemu dengan tetua Araceli? Jawabannya karena titah tersebut turun dari seseorang bernama Alfathi Hasanovich. Seorang duke, mantan jendral, sekaligus kepala sekolah tempat Agatha mengabdi. Orang itu bisa dikatakan 'petinggi' baik menurut Agatha maupun Fendel yang seorang prajurit militer. Fendel takut dengan Hasanovich sementara Agatha tidak ingin gajinya dipotong.

VestigiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang