Journey of Wonderous

35 5 1
                                    

By hayylaaa

Aku menghempaskan tubuhku ke sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghempaskan tubuhku ke sofa. Sebelah tanganku mengambil sebuah remote kecil yang tergeletak di sampingku dan menekan sebuah tombol hijau di pojok atas, sedetik kemudian AC di ruangan ini menyala dengan suhu 16°C, kemudian jariku bergerak menekan tombol biru di bagian bawah dan sebuah meja kecil berwarna putih datang, dengan gelas berisi lemon tea kesukaanku.

Tangan kananku langsung menghempaskan remote kecil itu dan meraih gelas yang ada di atas meja kecil yang sedari tadi berdesing di depanku dan langsung meneguk lemon tea itu sampai habis.

Ekor mataku melirik jam dinding berwarna putih dengan frame hitam yang terpajang di atas televisi besar, jarum pendeknya menunjuk ke angka 7, sementara jarum panjangnya menunjukkan angka 2.

Mungkin bermain-main sebentar tidak masalah, pikirku.

Setelah memikirkan segala kemungkinan aku bangkit dari sofa putih dan berjalan ke pojok ruangan, di mana sebuah rak kayu penuh dengan piala dan piagam mengenai penemuan teknologi terbaru.

Aku mengambil sebuah kunci perak dari saku celanaku dan memasukkan ke lubang kunci lemari kayu, setelah pintu lemari kayu itu terbuka aku memindahkan salah satu piala di ujung kanan dan menekan tombol merah yang berada di belakangnya.

Seketika lemari kayu itu bergeser ke samping, memperlihatkan sebuah pintu kayu dengan ukiran sulur tanaman yang merambat di setiap ujung sudut pintu. Sekali lagi aku mengambil kunci dari saku celanaku, kunci dengan ukiran lebih rumit dan berwarna emas ini kumasukkan ke lubang kunci itu lalu memutarnya, membuat pintu kayu ini terbuka.

Aku segera melangkah masuk, dan menutup pintu kayunya agar tidak ada yang melihat, lalu derit kayu terdengar keras dari balik pintu yang berasal dari lemari kayu, menandakan bahwa lemari kayu itu telah kembali ke tempatnya seperti sedia kala.

Aku bertepuk tangan dua kali dan lampu di ruangan ini langsung menyala, aku berjalan mendekati meja kayu yang berada di tengah-tengah ruangan. Sebuah peta tergeletak di atasnya, dengan tulisan Wonderous.

"Baiklah, Hayla datang berkunjung semuanya,"

Aku menjentikkan jariku, lalu butir-butir cahaya berputar mengelilingiku, dan detik selanjutnya diriku menghilang dari ruangan itu.

Aku membuka mataku perlahan, kurasakan angin meniup lembut kulitku, menerbangkan rambutku sehingga aku tak dapat melihat jelas. Aku segera merapikan rambutku dan melihat ke sekeliling.

Astaga ....

Tak sempat mengeluarkan sayap, aku berkonsentrasi membuat pusaran angin selama tubuhku jatuh bebas ke tanah dan akhirnya tergores ranting kayu yang tajam hingga akhirnya pusaran angin itu tercipta di menit-menit terakhir tubuhku mencium tanah.

Setelah menyeimbangkan tubuhku aku mendaratkan kakiku di atas tanah dengan mulus. Aku segera merapikan rambut cokelatku yang panjang sebahu sambil kedua mataku sibuk menjelajahi sekitar.

VestigiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang