Trying Not To Care

25 2 0
                                    


Audy pun langsung meninggalkan UKS dengan badan yang masih sempoyongan. Ia berusaha agar bisa berjalan dengan normal dan tidak ingin merepotkan siapapun.

Tiba - tiba.......

Lengan Audy di tahan oleh tangan yang kekar dan dingin. Tangan itu mencoba untuk menahan Audy agar ia berhenti dan memalingkan tubuhnya ke belakang.

Orang itu adalah..... Arka.

Ia menahan lengan Audy dengan spontan agar ia berhenti melanjutkan perjalanannya dan berusaha untuk mendengarkan nya.

Audy pun tersadar jika ada seseorang yang menahan lengannya, perlahan ia membalikan badannya ke belakang dan menatap seseorang itu dengan mata yang tajam.

"Mmm.... anu... itu... g... gue anterin lo pu.... p...pulang ya?" Tanya Arka dengan nada yang terbata bata.

"Gue bisa sendiri!" Jawab Audy yang masih memperlihatkan tatapan mata yang begitu tajam.

Audy pun melepaskan lengannya dan melanjutkan untuk berjalan menuju gerbang sekolah.

"EH AUDY!!! Lo masih marah sama gue? Maafin gue ya.... Gue emang salah." Teriak Arka kepada Audy.

Audy pun berusaha untuk tidak mempedulikan nya dan meninggalkan Arka begitu saja tanpa sepatah katapun.

"AUDY!!! sekali lagi gue minta maaf sama lo!!." Teriak Arka dengan berlari menyusul Audy.

Ia pun tidak menghiraukannya kembali dan berusaha tetap tenang dan menelfon pak Rudi (supir Audy) untuk menjemputnya tepat waktu.

"Audy!! Gue minta maaf sama Lo, gue emang salah tadi..... Gue janji ngga bakal ngelakuin hal konyol kaya gitu lagi." Ucap Arka dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Hm." Jawab Audy dengan sesingkat mungkin.

"Beneran Lo maafin gue? Lo ga bohong kan? Gue takut kalo Lo bakal marah sama gue!." Ucap Arka dengan menutup kedua matanya dengan perasaan yang sedikit tidak karuan.

Tak lama kemudian pak Rudi pun sampai di depan hadapan Audy, ia langsung membuka pintu mobilnya dan berkata

"Gue balik." Ucap Audy.

"Sekali lagi maafin gue ya! Nanti jangan lupa mandi, makan, shalat, belajar, tidur yang nyenyak!!." Teriak Arka dengan memasang senyum lebarnya yang tulus.

Pak Rudi pun menancapkan gas nya dengan perlahan dan meninggalkan lelaki itu.

Tanpa disangka, Audy membalikan kepalanya dan melihat Arka dari jendela bagasi belakang dengan memasang senyum tipis di wajah nya.

Ia tak bermaksud untuk jahat kepadanya, tetapi ia takut merasakan kembali yang namanya jatuh cinta, dan suatu saat nanti ia akan kehilangan kembali seseorang yang ia sayangi. Audy sangat trauma akan kejadian dimasa lalunya yang membuatnya kehilangan cinta pertamanya sewaktu kecil.

"Cowok tadi siapa mbak? Kok pak Rudi ngga pernah liat?" Tanya pak Rudi dengan pandangan yang lurus ke depan.

"Temen." Jawab Audy dengan singkat.

"Temen apa temen..... Kok Pak Rudi liat mbak Audy senyum - senyum sendiri tadi." Ucapnya dengan memasang tawa di akhir kalimat.

"Gatau ah males." Jawab Audy dengan memasang wajah cemberut miliknya.

Beberapa menit pun berlalu, Audy pun sampai di tempat tujuannya. Rumah megah nan mewah yang mendominasi warna abu-abu dan putih miliknya.

Halaman yang begitu luas dan ditutupi oleh rerumputan hijau dan bunga warna warni seolah olah menambah kesan asri dan sejuk di rumahnya.

Melt the Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang