Resistance

24 3 0
                                    

"Tau tuh! Lagian napa sih seragamnya di bersihin? Hah? Takut ada debu ya? Takut seragamnya kotor? Kan cuma gue dorong sampe jatoh ke lantai, bukan ke tanah! Atau mau gue dorong ke lumpur? Atau kolam ikan yang ada di samping? Hah!? Biar berenang sekalian sama ikan!!! Nguhahahahah!" Ledek Caca seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Audy yang tak terima dengan perlakuan kakak kelasnya itu, lantas menarik nafasnya dalam - dalam dan berusaha untuk mengatur emosinya agar lebih tenang.

"Oh, jadi bener ya kata orang - orang tentang Lo!" Ujar Audy seraya tersenyum licik.

"G-gue?" Tanya Caca dengan sedikit gugup.

"Iya, sekarang gue percaya sama orang - orang tentang keburukan Lo!" Ucap Audy seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Caca.

"H-hhah? K-kkeburukan? Ngomong apa sih?" Jawab Caca sedikit gugup.

"Gue sering denger dari orang - orang tentang Lo! Ternyata kaya gini ya orangnya? Bener - bener parah! Gue malu punya kakak kelas kayak Lo!" Ujar Audy dengan tangan yang dilipat di depan dadanya.

"L-lo ngomong apa sih? emangnya L-lo tau?" Tanya Caca sedikit gugup.

"Iya, gue tau semua keburukan lo! Apa mau gue sebar?" Ancam Audy dengan nada liciknya.

"L-llo a-apaan sih.... g-ggue gapaham maksud Lo! emang Lo tau apa dari g-gue?" Tanya Caca gugup dan berusaha menutupi dengan senyuman palsunya ( agar tidak malu tentunya )

"Gue tau se.mu.a.nya." Ucap Audy dengan nada penekanannya dan tatapan matanya yang sangat tajam.

"L-lo be-beneran ta-ttau?!" Teriak Caca.

"Mau gue sebarin? Atau Lo dan geng lo pergi dari sini!!" Ancam Audy seraya mendorong bahu Caca dengan jari telunjuknya.

Caca diam dan masih menatap Audy dengan ketakutan.

"Heh adkel, kalo sama kakel itu ngomongnya yang sopan! Kita tuh punya nama! Minimal panggil kak!" Nyolot salah satu anak buah Caca.

"Maaf anda siapa ya? Saya tidak pernah memiliki kakak kelas seperti anda yang tak tahu sopan santun, tata krama, menghargai sesama, tak tau malu, dan sok jago seperti anda!" Jawab Audy dengan nada penekanannya yang sangat jelas.

Mereka pun mulai kehilangan kesabaran pada Audy.

"Heh! Jaga ya omongan Lo! Maksud Lo apa? Hah?" Ucap salah satu dari anak buah Caca.

"Oh..... Anda tersinggung ya? Atau anda merasakan seperti itu? Wah.... Hebat sekali anda! Padahal saya tidak mengatakan nama siapapun dalam kalimat saya." Ucap Audy dengan senyum liciknya.

Mereka diam tak berkutik. Mereka tak tahu lagi bagaimana cara membalas Audy! Mereka sudah kehabisan kata - kata. Mereka sangat terkejut, ternyata ia adalah gadis yang pintar.

"Dan gue punya kalimat bagus buat kalian! Gue tuh suka hilang respect sama orang yang yang minta dihormati tapi ga mau menghargai orang lain!"

Audy tersenyum licik dan menatap semua orang yang menontonnya. Ia berhasil membuat kakak kelasnya itu diam dan tak berkutik sedikit pun.

"Kok masih diem sih kak? Kurang jelas ya ngomongnya? Atau kalian ngga punya kata - kata lagi? Hah?" Ledek Audy seraya menatap mereka dengan jengah.

"L-llo beneran tau k-kejadian i-itu?" Tanya Caca dengan serius.

"Se.mu.a." Jawab Audy dengan nada yang sedikit di tekan. Sebenarnya ia tak tahu dengan masalah Caca, ia hanya mencoba tak tik yang digunakannya untuk mengelabuhi Caca seolah - olah semua orang telah membicarakan tentang keburukannya dan mengancamnya untuk menyebarkan semuanya. Sebenernya Audy juga sempat terkejut karena Caca percaya padanya, padahal ia hanya menakut nakuti Caca seolah - olah ia tau semuanya. Begitu licik dan pintar!

Melt the Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang