• KaiHun •
"Sehun, menikahlah denganku."
Sehun menjatuhkan pulpen di tangannya saat mendengar perkataan tiba-tiba dari Bos nya, ia lantas menatap pria di hadapannya dengan bingung. Untung saja Sehun hanya menjatuhkan pulpen di tangan kanannya dan bukan gelas mug di tangan kirinya yang kebetulan ia sedang minum.
Bos Sehun yang bernama Kim Jongin itu tiba-tiba saja mengatakan kata-kata yang di luar nalarnya sebagai manusia. Bagaimana tidak? Tuan Kim Jongin yang berhati dingin, berwajah datar dan tak pernah sekalipun Sehun melihat senyumannya ataupun ekspresi lain di wajahnya selama bekerja menjadi sekertarisnya selama 4 bulan terakhir mengatakan ingin menikah dengannya? Benarkah itu, Tuhan?
Apa bos nya ini terbentur sesuatu atau bagaimana? Atau mungkin Sehun salah dengar karena terlalu fokus berkerja? Begitulah kira-kira isi pikiran Sehun sambil menatap wajah datar Kim Jongin.
"Maaf, Tuan. Saya tidak terlalu mendengar apa yang anda katakan." Sehun memberanikan diri bicara.
Sehun bisa melihat Jongin menghela nafasnya walau ekpresi wajahnya tetap datar.
"Maukah kau menikah denganku, Sehun?" Kim Jongin kali ini bertanya bukan sebuah pernyataan.
Sehun yakin dengan pendengarannya saat ini. Mulut wanita berusia 25 tahun itu menganga, tak percaya dengan apa yang di ucapkan bos nya yang dingin itu.
Sehun menelan ludahnya. "T-tuan... Ada apa dengan anda? Saya tidak mengerti kenapa anda mengatakan hal seperti itu pada saya."
Sehun menundukkan wajahnya, takut dengan tatapan mata Jongin yang begitu tajam mengarah padanya. Entah itu hanya perasaannya saja atau bukan mengingat aura bos nya yang begitu menyeramkan, entah untuk dirinya ataupun bagi semua orang di kantor.
Jongin menggenggam tangan Sehun. Membuat Sehun membeku di tempatnya berdiri, ini pertama kalinya Sehun dan bos nya melakukan kontak fisik. Sungguh hal ini tak pernah Sehun bayangkan.
"Aku serius. Menikahlah denganku."
Suara Jongin membuat tengkuk Sehun meremang. Sehun memberanikan diri menatap wajah datar Jongin.
"Tapi, Tuan..." Sehun kembali menelan ludahnya dengan pahit. "Ini tiba-tiba sekali, Saya tak tahu harus menjawab seperti apa." Suara Sehun tiba-tiba mengecil. Namun Jongin masih bisa mendengarnya, Jongin menatap lekat wajah Sehun yang terlihat ketakutan karena dirinya.
Jongin dalam hati merutuki dirinya sendiri. Lamaran macam apa ini? Yang di lamar malah jadi ketakutan. Bukan seperti ini yang kuinginkan, kenapa aku merasa seperti orang bodoh? Batin Jongin dengan frustasinya.
Jongin melepaskan genggamannya di tangan lentik Sehun. Pria itu bisa melihat Sehun menghembuskan nafasnya lega, setakut itukah Sehun? Jongin kembali membatin.
"Aku tak akan meminta jawabanmu sekarang. Kau bisa pikirkan baik-baik." Setelah mengatakannya Jongin langsung melengos pergi ke meja kerjanya yang tak jauh dari meja kerja Sehun. Sudah sebulan ini Sehun bekerja satu ruangan dengan Jongin, Jongin bilang agar memudahkan dirinya jika ingin memberi perintah pada Sehun sebagai sekretarisnya.
Sehun memikirkan ucapan Jongin sampai pulang ke apartemennya yang sederhana. Sehun bahkan sampai tak bisa tidur, pria dingin itu sungguh telah membuatnya tak bisa tenang.
Awal pertemuan Sehun dan Jongin saat dirinya di ajak kekasihnya beberapa bulan silam ke kediamannya, Jongin adalah kakak sepupu dari kekasihnya yang bernama Park Chanyeol.
Sehun awalnya sempat ragu untuk menyambangi kediaman kekasihnya mengingat Chanyeol berasal dari keluarga kaya raya. Seluruh keluarganya tinggal dalam satu atap, diantaranya ada kakek, kedua orang tua, adik-adiknya, paman dan bibinya, serta seorang kakak sepupu yang tak lain adalah Kim Jongin.