Chapter 8 (END)

815 84 13
                                    

• KaiHun •














3 tahun kemudian...

"Taeyong? Kau dimana, nak? Ayo makan dulu! Ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu sayang." Panggil Sehun pada seorang anak laki-laki berusia tiga tahun, ia mencari ke ruang tengah namun tak menemukan anak tersebut.

"Dasar anak kurang ajar! Lihat pakaianku menjadi kotor. Kau pikir rumah ini taman bermain sehingga kau bisa berlarian sesukamu hah?!"

Sehun terkejut mendengar suara teriakan ibu mertuanya dari lantai atas. Tiba-tiba Taeyong terlintas di pikirannya dan seketika ia merasa takut jika anak itu melakukan sesuatu yang membuat ibu mertuanya marah.

"Ibu, ada apa?" Sehun sesegera mungkin pergi ke lantai atas dan melihat Taeyong sedang bersama nyonya Kim dengan raut wajah ketakutan. "Kemarilah, Nak." Sehun menarik Taeyong untuk ia gendong.

Sehun tak sengaja melihat pakaian ibu mertuanya kotor karena ketumpahan kopi dan pecahan cangkir di lantai. Sehun memeluk Taeyong yang sedang ketakutan dan langsung terisak di pundaknya, tubuh kecilnya bergetar.

"Lihat apa yang di lakukan anak pungut ini pada pakaianku! Aku ingin bersantai di sore hari dengan meminum secangkir kopi di kamarku, namun anak ini mengacaukannya! Dia berlari kesana kemari dan menabrakku sampai kopi di tanganku tumpah ke pakaianku, jika tak bisa mengurus anak seharusnya kau jangan mengadopsi anak ini. Menyusahkan saja!"

Sehun terdiam. Setiap ibu mertuanya marah pada Taeyong maka wanita paruh baya itu akan selalu mengungkit masalah adopsi, Taeyong mengeratkan pelukannya di leher Sehun. Putranya benar-benar ketakutan saat ini karena suara lantang dari nyonya Kim.

"Aku sungguh minta maaf, ibu. Tadi aku sedang memasak di dapur dan tak bisa mengawasi Taeyong dengan benar." Ucap Sehun dengan menyesal.

"Anak ini sangat nakal! Orang tua kandungnya pasti bukan orang baik-baik, entah kenapa Jongin begitu tunduk kepadamu sehingga begitu saja setuju untuk mengadopsi anak yang tak jelas asal usulnya." Gerutu nyonya Kim sambil berlalu pergi dari hadapan Sehun.

•••

Sehun menghembuskan nafasnya dengan berat. Kejadian tadi sore membuat Taeyong takut untuk keluar dari kamar, Taeyong bahkan tak mau makan. Selera makannya seketika hilang karena amarah dari neneknya, Sehun tahu Taeyong salah namun tak seharusnya nyonya Kim membentak anak sekecil Taeyong. Putranya hanyalah seorang anak kecil yang belum mengerti apapun, namun Sehun tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa meminta maaf setiap kali putranya itu membuat mertuanya kesal.

Semenjak Sehun dan Jongin mengadopsi Taeyong 3 tahun yang lalu dari panti asuhan, nyonya Kim semakin tidak menyukainya sebagai istri Jongin dan menantu di keluarga itu. Nyonya Kim sangat menginginkan cucu kandung dari darah daging Jongin, akan tetapi Sehun tidak mampu memberikannya terlebih Jongin tidak bersedia untuk menikahi wanita lain. Bahkan setelah gagalnya pernikahan Jongin dan Luhan, nyonya Kim masih berusaha untuk mencarikan wanita lain untuk Jongin. Dan sekali lagi Jongin menolak wanita yang di bawa oleh ibunya, kali ini Jongin benar-benar bersikap tegas pada ibunya sendiri. Jongin akan pergi dari rumah bersama Sehun jika ibunya masih saja berusaha untuk menikahkannya dengan wanita lain.

Dan dengan terpaksa nyonya Kim pun berhenti memimpikan memiliki seorang cucu dan sebagai gantinya Sehun akan selalu menerima sikap tak menyenangkan dari ibu mertuanya itu, terlebih setelah Taeyong datang dan menjadi anak angkat mereka nyonya Kim akan selalu mencari kesalahan Sehun agar bisa memarahinya sampai puas.

"Sayang, kau disini? Aku fikir kau di dapur sedang menyiapkan makan malam."

Jongin melangkah masuk ke dalam kamar, ia baru saja pulang bekerja. Biasanya tujuan utama Jongin setelah pulang bekerja adalah dapur, karena Sehun selalu berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Namun hari ini Sehun malah di kamar dan sedang mengawasi Taeyong yang sedang bermain dengan mainannya di atas karpet tebal.

Miracle On LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang