• KaiHun •
Sudah 2 minggu terakhir ini sikap Jongin kepada Sehun tidak sedingin dulu. Akan tetapi bukan berarti Jongin tidak memperlakukan Sehun dengan baik, Jongin tentu bersikap baik kepada Sehun mengingat Jongin sangat mencintai Sehun. Jongin hanya tak mengerti cara mengekspresikan perasaannya dengan baik, karena selama beberapa tahun terakhir ini sikap Jongin berubah karena trauma di masa lalu.
Sehun sangat bahagia. Pernikahannya terasa lebih berwarna, perasaan Sehun kepada Jongin pun perlahan tumbuh seiring berjalannya waktu. Sehun mengakui pada dirinya sendiri bahwa dia mencintai Jongin, suaminya. Sehun tak ragu dengan perasaannya.
Namun Sehun belum berani mengungkapkannya, mengingat dia sendiri belum mengetahui perasaan Jongin yang sebenarnya kepada dirinya.
"Sehun... Aku punya rencana untuk mengajakmu berbulan madu, kau ingin pergi kemana?" Jongin bertanya.
Jongin dan Sehun saat ini sedang berpelukan di atas ranjang dengan berbagi selimut. Keduanya baru saja selesai bercinta, Jongin tak bisa sehari pun tanpa bercinta dengan sang istri.
Sehun menatap Jongin. "Benarkah? Aku akan ikut kemanapun kau pergi, Jongin. Kemanapun kita pergi asalkan bersama, itu tak masalah bagiku." Sehun tersenyum manis. Jongin mengecup bibir Sehun, Jongin bangga dan begitu beruntungnya memiliki istri seperti Sehun.
Sehun tak pernah meminta apapun darinya. Walaupun sebenarnya Jongin bisa memberikan segalanya untuk Sehun, tapi Sehun hanyalah gadis sederhana yang tidak tertarik dengan semua itu.
"Bagaimana kalau kita pergi berbulan madu ke Bali? Katanya, disana sangat indah dan cocok untuk pasangan yang baru menikah." Jongin menatap tepat ke dalam mata Sehun.
Sehun mengangguk. "Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akan ikut kemana pun kau pergi." Ia memberi Jongin senyuman. "Tadinya aku sempat berpikir kita tak akan memiliki waktu berdua untuk berbulan madu."
"Maafkan aku yang terlalu sibuk sampai tak bisa mengajakmu pergi berbulan madu, Sehun." Sesal Jongin lalu menghela nafasnya. "Kalau begitu kita berangkat lusa, aku sudah minta ijin cuti bekerja selama sepuluh hari pada Kakek." Jongin mengecup hidung mancung Sehun.
"Apa Kakek memberimu ijin?"
"Tentu, Sayang. Kakek sangat mengijinkan, bahkan Kakek terlihat sangat antusias saat aku mengatakan ingin mengajakmu berbulan madu. Kakek bahkan meminta hadiah cicit jika kita pulang berbulan madu nanti." Jongin terkekeh. Dia mengingat perbincangannya dengan Kakek Kim tadi sore.
Sehun tertegun. "Cicit? Memangnya kau mau punya anak bersamaku, Jongin?"
"Kenapa bicara seperti itu, Sayang? Tentu saja aku ingin punya anak bersamamu, hanya kau lah yang harus menjadi ibu dari anak-anakku." Jongin mengelus pipi Sehun dengan gerakan lembut.
Sehun tersenyum. Ia sempat berpikir mungkin Jongin belum siap untuk punya anak terlebih mereka baru menikah selama beberapa bulan.
Mereka akhirnya tertidur setelah mengobrol panjang lebar. Sehun dan keluarganya bahagia karena Jongin kembali seperti Jongin yang dulu.
Jongin yang ramah, baik hati, dan murah senyum. Semua berkat Sehun.
.
.
.
Hari keberangkatan Jongin dan Sehun ke Bali telah tiba. Mereka berangkat pagi dan tiba di Bali saat menjelang sore hari, Sehun mengeluh lelah dan mereka memutuskan hanya bersantai di Hotel sambil menatap pemandangan pantai dan lautan yang terbentang luas. Jongin memilih kamar hotel Presidential Suite demi kenyamanan istrinya dan agar bisa menikmati pemandangan indah Bali setiap saat.