• KaiHun •
"Jadi Sehun tidak mengijinkan aku menikah dengan Jongin, tapi mengijinkan jika itu dengan wanita lain?"
"Ya, begitulah."
"Bibi begitu saja menerima keputusannya? Kenapa bibi tidak memaksanya atau bahkan menekannya jika di perlukan!"
"Aku bisa apa, Luhan? Aku tidak bisa memaksanya atau pun menekannya jika Jongin sendiri setuju untuk menikahi wanita lain asalkan itu bukan dirimu!"
Luhan menghela nafasnya dengan kasar, tak ada gunanya berdebat dengan nyonya Kim. Yang ada wanita paruh baya itu malah berbalik kesal padanya dan menjauhinya, rencananya untuk bisa memiliki Jongin akan gagal jika tanpa bantuannya. Luhan harus bisa lebih bersabar, semua ini demi Jongin.
"Baiklah, maafkan aku sudah bersikap kasar pada bibi." Ucap Luhan dengan menyesal, mencoba kembali berusaha menjadi gadis baik dan lemah lembut di hadapan nyonya Kim untuk meluluhkan hati wanita paruh baya tersebut.
Nyonya Kim menyentuh bahu Luhan. "Tidak apa-apa, nak. Bibi tahu kau terkejut mendengar hal ini."
Luhan memberi senyuman. "Terima kasih, bibi. Tapi aku tidak ingin kehilangan Jongin, aku sangat mencintainya."
"Bersabarlah, Luhan. Bibi juga tak ingin kau gagal menikah dengan Jongin, kau menantu idamanku dan aku hanya menginginkan dirimu untuk menjadi menantuku." Ujar nyonya Kim yang sudah terlalu banyak terparuh oleh Luhan yang begitu cerdiknya mengambil hati wanita paruh baya itu. Dengan wajah sok polos dan tutur kata yang lembut, Luhan berhasil memikat ibu Jongin dengan mudahnya.
"Kalau begitu kita harus melakukan sesuatu agar Sehun mau tidak mau setuju aku menikah dengan Jongin."
"Ya, kau benar. Kita harus melakukan sesuatu untuk membungkam wanita itu selamanya."
Luhan tersenyum begitupula dengan nyonya Kim, mereka sedang memikirkan suatu cara untuk membalas Sehun dan membungkamnya selama-lamanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau sangat tampan hari ini, Suamiku."
Sehun memberi senyuman terindahnya untuk sang suami. Ia sedang memakaikan sebuah dasi di leher kokoh Jongin dan memakaikannya sebuah jas yang sangat cocok untuk tubuh tegapnya, walaupun bibir Sehun membentuk sebuah senyuman akan tetapi Jongin tahu bahwa jauh di dalam hatinya Sehun sangat terluka.
Jongin menatap Sehun dengan sendu. "Kau tidak perlu datang. Aku tidak ingin kau semakin terluka dengan menyaksikanku menikahi wanita lain, jadi jangan berpura-pura bahagia lagi di depanku dan tetaplah berada di rumah." Ia lantas menghela nafasnya dengan berat. "Jangan memaksa untuk menyaksikan pernikahan suamimu sendiri, atau aku pasti akan langsung membatalkan pernikahan itu saat melihatmu berada disana."
Sehun terdiam, Jongin membingkai kedua sisi wajah Sehun. Mereka saling bertatapan mata, Jongin membawa bibir Sehun untuk ia kecup. Sehun membalas dengan melumat bibir Jongin dengan tergesa-gesa, Jongin memeluk pinggang Sehun dan mereka pun memutuskan untuk saling melumat serta menghisap bibir satu sama lain, Jongin mengakhiri ciumannya saat Sehun mulai kehabisan nafas.
"Aku melakukan semua ini demi dirimu. Kau yang menginginkan pernikahan ini, setelah menikahinya nanti tak akan ada yang berubah. Hanya kau satu-satunya pemilik hatiku, Sehun. Selamanya."