• KaiHun •
Luhan memang sengaja mengikuti Jongin dan Sehun ke toko pakaian dalam. Semenjak pertemuan tak terduganya dengan Jongin malam itu di restoran, Luhan tak hentinya memikirkan Jongin. Luhan akui dulu ia pernah sangat menyakiti hati pria itu, pria yang dulu sangat mencintai dirinya melebihi apapun di dunia dan rela berbuat apapun untuk dirinya.
Luhan menyesal karena telah mengkhianati Jongin dan Luhan ingin menebus semua kesalahannya dulu terhadap Jongin. Apalagi sekarang Jongin telah berubah menjadi pria yang begitu tampan dan gagah dari pria yang begitu membosankan dan bertampang culun, serta jangan lupakan Jongin yang kini memiliki jabatan tinggi di perusahaan kakeknya.
Dulu Luhan tidak mengetahui bahwa Jongin adalah cucu kandung seorang pengusaha kaya berdarah bangsawan, Jongin yang dulu sangat sederhana dan tidak pernah memamerkan kekayaan kakeknya yang tak akan ada habisnya itu.
Setelah Luhan mengetahui bahwa Jongin akan menjadi pewaris kerajaan bisnis keluarga Kim, Luhan lantas menyesali perbuatannya yang telah mengkhianati Jongin dan malah berselingkuh dengan pria yang tak ada apa-apanya di bandingkan Jongin. Jika saja Luhan tahu maka ia akan lebih bersabar menjadi kekasih dari pria sederhana dan membosankan seperti Jongin jika pada akhirnya ia justru akan mendapatkan hasil yang luar biasa dari kesabarannya itu.
Luhan sangat menyesal. Luhan ingin kembali pada Jongin, apapun yang terjadi Luhan harus kembali ke pelukan Jongin walaupun harus dengan cara mengorbankan perasaan orang lain.
Demi mendapatkan Jongin kembali, Luhan siap mengorbankan Sehun. Karena sejak awal Luhan lah yang akan menjadi istri Jongin, dulu mereka pernah merencanakan masa depan mereka bersama. Jongin pernah yakin untuk memilih Luhan menjadi istrinya kelak dan sekarang Sehun yang menjadi istri Jongin? Yang benar saja.
Luhan tak rela Sehun yang kini menikmati semua kekayaan Jongin sedangkan dulu ia tak mendapatkan apa-apa.
"Sayang, sudah semuanya 'kan? Ayo kita bayar semua belanjaan kita dan kembali ke hotel."
Sikap Jongin berubah dan Sehun mulai menyadarinya. Jongin menjadi terlihat seperti Jongin saat pertama kali mereka bertemu.
Apakah ini karena kehadiran Luhan? Sebenarnya ada apa dengan Jongin? Setiap kali bertemu Luhan maka dia akan menjadi pendiam. Gumam Sehun dalam hatinya.
"Baiklah, semua sudah lengkap." Sehun tersenyum. "Luhan kami pergi dulu." Ia berpamitan pada Luhan sebagai bentuk sopan santun.
Sehun tersenyum pada Luhan yang menganggukkan kepalanya. Jongin merangkul pinggang ramping Sehun dengan posesifnya lalu melangkah bersama menuju meja kasir untuk membayar semua belanjaan mereka.
Luhan tersenyum penuh arti sambil menatap punggung lebar Jongin yang dulu sering menjadi sandarannya.
Jongin membayar semua belanjaan dan sesegera mungkin mengajak Sehun kembali ke hotel.
Sehun tak bisa lagi bersikap santai atas sikap Jongin yang berubah-ubah setiap kali bertemu dengan Luhan. Dan Sehun akan bertanya setelah mereka tiba di kamar hotel.
"Kita pulang ke Korea sore ini, Sayang."
Baru beberapa menit mereka tiba di kamar hotel dan Jongin langsung menyatakan keinginannya. Sehun menatap pria itu dengan bingung.
"Pulang? Sore ini juga? Kita baru tujuh hari disini, Jongin. Aku pikir kita akan tetap disini sampai tiga hari ke depan." Sehun menatap Jongin. Sehun tahu bahwa Jongin sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini, walau begitu ia tetap ingin mencari tahu kebenarannya.
"Sayang, aku ada pekerjaan mendadak dan harus segera pulang." Jongin menyentuh lengan Sehun, pria itu sedang berusaha membohongi istrinya.
"Kau bohong! Bukankah kau bilang Kakek sudah mengijinkanmu untuk cuti selama sepuluh hari dan bahkan satu bulan jika di perlukan. Dan setahuku kau tidak berhubungan dengan karyawanmu atau dengan klien mu saat kita berada disini." Sehun menatap wajah tampan Jongin. "jujur saja... Kau terganggu dengan kehadiran Luhan? Sebenarnya apa masalahmu dengannya?"