Junkyu tidak tahu dirinya entah sudah pergi sejauh mana dari Seoul. Yang jelas bahkan perjalanan dengan pesawat terbang selama 12 jam harus ditambah dengan mobil.
Berkali-kali ia mengeluh pada Haruto karena pantatnya yang mulai lelah untuk duduk namun Haruto hanya bisa tersenyum sambil terus berkata bahwa selanjutnya dia berjanji akan menggendong Junkyu saja kemana-mana.
Junkyu bingung sebentar lantas menyadari bahwa sosok kekasihnya adalah seorang vampire. Bukan tidak mungkin mereka akan melintasi jalanan kota Forks —Kota yang mereka tinggali sekarang , dengan sekejap mata.
"Sejauh ini kah kau bersembunyi dariku?"
Haruto lantas merengkuh bahu kesayangannya erat "Tempat kami memang disini. Agar tidak banyak orang yang tahu juga."
"Jadi cerita 'Twilight' bukanlah omong kosong?"
Haruto lantas menganggukkan "Ya mungkin hanya separuh dari buku tersebut yang berisi benar."
Junkyu lantas merapatkan tubuhnya kepada Haruto "Haruto . . . Kapan kira -kira aku akan berubah?"
"Besok saat malam purnama. Aku akan mengklaimmu , Junkyu."
Esoknya Junkyu mati gugup. Tidak tahu kenapa seluruh badannya tiba-tiba bergemetar dan pikirannya mendadak menjadi jauh lebih lancar membayangkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya.
Sosok Haruto menghilang sejak pagi dan Junkyu hanya bersama beberapa pelayan yang sudah diyakinkan oleh Haruto tidak akan berbuat macam -macam pada dirinya.
"Kapan Haruto akan pulang? Ya Tuhan bisa-bisa aku terkena serangan panik!" Junkyu tidak tahu lagi karena mendadak tubuhnya merasakan dingin yang amat sangat.
Ia harus berjalan mondar mandir kesana kemari sambil sesekali menggigit bibir. Sengaja tidak merebahkan diri karena pakaian formal yang sedang ia pakai. Kemeja putih dan depan kain hitam.
Namun tak berapa lama pintu kamar terdengar berderit dan sosok Haruto masuk.
Manik matanya yang semakin semerah darah membuat Junkyu berjengit. Terlalu memikat walau nampak akan sirat keberbahayaan.
"Junkyu . . . Kim junkyu . . ." Haruto maju menggenggam kedua tangan Junkyu yang perlahan mulai tak semangat dulu. Lantas membawanya kehadapan wajahnya dan mengecup punggung tangan Junkyu lembut "Kau siap?"
Junkyu mengangguk lantas merubah posisi genggaman menjadi semakin erat, "Aku percaya padamu Haruto. Buat aku lepas dari segala kebelengguan yang menahan kita bersatu dan jadikan aku milikmu."
Haruto mengecup dahi Junkyu sekilas, "Dengarkan aku . . . Proses ini cukup menyakitkan aku tidak akan berbohong. Yang terpenting adalah tetap fokus Junkyu. Arahkan fokusmu karena jika saja fokusmu terpecah maka akal sehatmu akan sulit dikembalikan dan kau akan menjadi vampire yang liar."
"Jadi apa yang harus aku pikirkan untuk bisa menjadi fokus?" Junkyu menggigit bibirnya gugup. Ia tahu bahwa langkah kedepannya akan sangat susah untuk ia tempuh.
"Terserah dirimu. Aku hanya akan membantu memandumu namun rasa sakit itu akan nyaris membawa pergi semua akal sehatmu. Aku berharap yang terbaik untukmu."
Lalu selanjutnya tubuh Junkyu dibaringkan di atas kasur yang sudah dilapisi kain merah gelap. Haruto membuka tiga kancing teratas kemeja milik Junkyu dan langsung membuka bagian bahu dimana Haruto pernah 'menandai' Junkyu.
"Sudah siap?"
Junkyu mengangguk.
Haruto tersenyum lantas mengecup bibir merekah milik Junkyu "See you in eternity."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT ៸៸ HARUKYU ✔
Fanfic𖥻 just harukyu world ─ homopobic minggat. ─ bahasa semi baku. ﹫. ft ' treasure