langit tak mampu menyembunyikan kesedihannya. Tak seperti hari yang sudah-sudah, pagi ini hujan turun walau tak begitu deras.Hujan tak hanya berarti rintik air, ia juga berarti rintik rindu. rintik rindu itu menggenang tanpa peduli bahwa seseorang mungkin tak akan kembali.
Tanah kecoklatan yang di jejaki lisa seolah sulit menopang tubuhnya, tanah yang ikut merembes bersama aliran air hujan. Tanah pemakaman tempat peristirahatan gadis yang dicintainya.
Selurus dengan pandangannya, beberapa orang berpakaian hitam-hitam berkumpul mengelilingi 3 nisan yang masih baru dan bertaburkan bunga.
Mereka masih setia mendengarkan khotbah dari seorang pendeta. Hujan yang mengguyur tak membuat mereka segera membubarkan diri. Karena mereka membekali payung sendiri-sendiri.Lisa hanya bisa menatap dengan raut wajah kesedihan yang tak bisa dia tutupi. memilih berdiri sendirian tak jauh dari orang-orang yang ikut serta dalam prosesi pemakaman keluarga kim.
Tangannya sesekali menggengam erat payung hitam yang dibawanya, bukan karena terpaan angin yang kuat. Boleh dibilang hujan deras kali ini laksana langit yang sedang menangis. Genggaman yang seolah menguatkan hatinya, sama halnya dengan suasana pagi itu. Sepertinya alam juga ikut merasakan kesedihannya saat itu.
Mentari seakan enggan untuk memberikan sedikit bias hangatnya.Hujan menjadi bahasaku
Setelah tak ada lagi yang bisa kulakukan Untuk cinta yang tak mungkin." gadis yang baik."
lisa menoleh ke arah sumber suara, seorang pria tengah berdiri 5 langkah dari sebelah kanannya.
Dia mengerenyitkan kening melihat pria yang dirasanya terasa asing. Atau dia kenalan Mr kim yang tak diketahuinya?." tidak seharusnya dia pergi dari bumi."
Lisa tak menampik ucapan pria asing itu. dia tahu ucapan pria itu ditunjukan untuk siapa.
Dan lisa akui, jennie memang tak seharusnya pergi meninggalkannya." sangat egois. Pemikiran yang selfish."
Pria itu masih terus berceloteh membuat lisa sedikit bingung maksud ucapan pria berpakaian hitam-hitam dan topi hitam. Yang lebih aneh, pria itu tidak memayungi dirinya dan seolah tak perduli hujan mendera tubuhnya.
" seseorang tak layak mati karena dia masih bisa berguna sebagai manusia, bukan untuk menyenangkan orang yang bahkan tak sanggup mengutarakan perasaannya."
Deg...
Lisa menolahkan pandangannya cepat pada pria bertopi misterius di dekatnya itu. Seolah kalimat yang didengarnya adalah tentang dirinya.
Lisa hanya menatap pria bertopi itu dengan pandangan menyelidik. Memaksa ingatannya tentang pria yang menurutnya aneh itu?. Tapi sekeras dia memaksa, dirinya yakin pria bertopi itu adalah sosok asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
past and future
Fiksi Penggemarpernahkah terbesit di pikiranmu atau sedikit saja kau membayangkan kalau kau bisa menjelajah masa depan? jika iya bagaimana rasanya saat kau punya kesempatan untuk mengubah nasibmu dengan orang yg kau cintai?. walau mungkin kau seharusnya berumur 90...