“Proses belajar yang baik dan benar akan menjadi sebuah penentu keberhasilan anda, namun semuanya akan sia-sia jika tidak disertai dengan doa.”
---------
Kini, Bima dan kia sedang berada di tengah lapangan tempat dimana adanya panggung yang dijadikan pusat kegiatan MOS.
Bima menghampiri Alvin yang sedang tertidur di atas panggung.
"Bangun woy!" bima memukul paha alvin hingga membuatnya terkejut dan terjatuh dari panggung.
"Sshh, sakit bego." Alvin berusaha untuk berdiri sambil menepuk-nepuk pantatnya.
"Lagian, yang lain pada sibuk, Lo malah enak-enakan ngorok disini. Gimana soundnya udah beres belum?" Tanya Bima.
Dengan sangat bangga Alvin menjawab pertanyaan Bima.
"Udah dong," ucap alvin menyibak rambutnya kebelakang.
Bima pun hanya menanggapi dengan Anggukan kepala.
"Bagus, kalau gitu sekarang lo bantuin Heri sama Kenan buat angkatin meja."Alvin menganga tak menyangka Bima setega ini padanya. Tadi malam ia dihubungi oleh Bima bahwa ia harus membuat 3 lukisan untuk diberikan kepada peserta MOS terbaik.
Alvin sangat ahli dalam menggambar dan melukis, hingga dikamarnya pun penuh dengan lukisan karyanya sendiri.
Pada saat itu waktu menunjukkan pukul 8 malam, mau tak mau, alvin harus begadang demi menyelesaikan lukisannya. Dan tadi pagi, Bima mengabarinya untuk menyiapkan sound untuk panggung. Dan alvin pun telah menyelesaikan tugasnya.
Kini, ia malah disuruh mengangkat meja dari lantai atas ke bawah. Apakah Bima sengaja melakukan ini padanya?
Dengan segala rasa dongkol, Alvin berjalan menuju Heri dan Kenan yang sedang mengangkat meja di depan kantin.
Alvin menghentak-hentakkan kaki nya sehingga membuat anggota osis yang melihatnya terheran-heran pada dirinya.
"Ngapa muka lo kusut banget ?" Tanya Vano yang kebetulan berpapasan dengan Alvin.
"Belom di setrika!" Jawab Alvin tak santai. Ia masih sangat kesal dengan bima. Awas saja nanti ia akan membalas perbuatan Bima terhadapnya.
"Kia, lo tolong cek yang lain udah pada beres atau belum ya, ntar kalau ada apa-apa, langsung kabarin gue aja" Bima berbalik meninggalkan kia seorang diri.
Kia menghela nafasnya, lagi-lagi ia harus mengecek satu-persatu kegiatan anggota OSIS yang lain.
Kia merupakan wakil ketua OSIS, saat itu ia ditunjuk oleh teman-temannya karna mereka semua percaya kepada kia. Jadi, mau tak mau, kia pun mengiyakan permintaan mereka.
Pertama, Ia berjalan menuju gerbang untuk mengecek kegiatan disana.
Terlihat ada beberapa orang yang berdiri di depan gerbang sekolah, dan ada beberapa anak kelas 1 yang mulai berdatangan, kia pun segera menghampiri mereka.
"Eh kia, ada apa?" Tanya siska.
"Ngecek doang, udah beres kan? Ada kendala nggak?" Tanya kia.
"Nggak kok, semuanya aman terkendali."
Kia mengangguk sebagai jawaban.
"Eh lo liat Raka nggak?"
Sedari rapat tadi, ia belum melihat penampakan sahabatnya yang satu ini, Raka. Raka memang sering sekali menghilang tanpa memberi kabar, muncul di grup chat pun jarang. Laki-laki itu memang agak sedikit dingin dibanding ketiga sahabat kia yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROMERIA
Teen FictionIni kisah tentang seorang perempuan dan keempat sahabat laki-lakinya. Banyak orang yang mengira bahwa persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak mungkin bisa tanpa melibatkan perasaan. Mungkin kamu sering mendengar atau bahkan pernah meng...