"Aku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku."
-------
"thanks ya Ken, mau mampir dulu nggak?" Tawar kia.
"Lain kali deh Ki,gue buru-buru soalnya takut hujan."
"Oh yaudah, hati-hati ya."
Kenan menutup kaca helm nya dan menjalankan motornya meninggalkan rumah kia.
"Bareng siapa tuh?" Tanya Gibran kakak laki-laki kia yang baru saja nongol dari pintu.
"Si Kenan." Ucap kia singkat.
Ia berlalu melewati gibran yang berdiri di depan pintu layaknya model.
Kia merasa sangat lelah dan rasanya ia sangat ingin cepat-cepat merebahkan badannya di kasur.
Setibanya di kamar, ia langsung membanting tubuhnya di atas kasur yang berukuran medium itu.
Kamarnya terlihat sangat aesthetic. Kia mewarnai dinding kamarnya dengan cat berwarna cream dan menggambarkan sedikit awan di langit-langit kamarnya.
Kia juga menempelkan beberapa gambar di dinding yang ia lapisi kayu, untuk dijadikan baground foto nya.
Terdapat satu lemari yang berisikan beberapa foto masa kecil Tira, ada foto keluarganya, bahkan ada juga foto Vano, Alvin, Kenan, dan Raka yang terpampang nyata disana.
Tanpa berganti pakaian, kia kini sudah tertidur pulas di atas kasur empuk miliknya.
Seperti inilah kebiasaan kia jika memang ia sedang sangat kelelahan, 5 menit saja sudah cukup untuk membuat nya masuk kedalam mimpi. Namun berbeda jika di hari normal, ia akan begadang hingga jam 12 malam sambil memainkan benda pipih yang di gunakan anak jaman sekarang, apalagi kalau bukan ponsel.
......
"Ya ampun kia, kamu kok belum ganti baju sih?" Ujar sita melihat putri nya yang tertidur dengan seragam sekolahnya.
"Kia capek ma, tadi ketiduran."
Kia berbicara tanpa membuka kedua matanya.
Sita menghela nafasnya, putri nya memang sangat susah jika dibangunkan dari tidurnya. Apalagi jika kia sudah bergadang hingga diatas jam 12, maka bisa dijamin, kia akan telat untuk berangkat ke sekolah di esok harinya.
"Ayo Bangun, mandi dulu gih biar seger badannya."
Sita menarik selimut yang membungkus tubuh kia."Iya mah." Jawab kia lesu.
Dalam keadaan masih mengantuk, kia berjalan mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
10 menit berlalu, kini kia telah menyelesaikan ritual mandinya.
Ia keluar dengan menggunakan handuk selutut warna biru yang membaluti tubuh putihnya.Ia memakaikan bedak my baby di wajahnya dan sedikit polesan lipbalm tanpa warna untuk menjaga bibirnya agar tetap lembab dan tak mengelupas.
Setelah itu, ia mengeringkan rambut basahnya menggunakan hairdryer.
Merasa telah segar kembali, ia berniat untuk turun ke bawah seperti biasanya.
Kia menuruni satu persatu anak tangga dan melihat gibran yang sedang bersantai di ruang TV bersama Beno, ayah kia.
Ia melangkahkan kaki untuk bergabung bersama kedua laki-laki itu.
Tak sampai tiga detik kia duduk, sita memanggil kia dari dapur rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROMERIA
Ficção AdolescenteIni kisah tentang seorang perempuan dan keempat sahabat laki-lakinya. Banyak orang yang mengira bahwa persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak mungkin bisa tanpa melibatkan perasaan. Mungkin kamu sering mendengar atau bahkan pernah meng...