Pindah Rumah?

31 9 2
                                    

Budayakan Vote Sebelum Membaca!

"Aku pasti merindukannya" Keana

Sinar matahari menembus jendela kamar Keana membuat Keana menutup matanya dengan telapak tangannya itu. "GOOD MORNING!" teriak kak Rey, membuatku duduk dan mengelus dadaku, aku juga menarik nafas dalam-dalam. Aku tak menjawab ucapan good morningnya kak Rey, aku malah nguap di depannya membuat kak Rey menutup hidungnya. "maaf" aku hanya mengucapkan itu dengan mata tertutup.

"paan sih?, rame!" kata Keisha yang ada di sebelahku. "aku mandi dulu" jawabku dengan menguap ke dua kalinya. "cepet ya" kata Keisha, "emang kakak mandinya cepet?, nyuruh aku mandi cepet!" elakku.

Selesai kita berdua mandi, aku segera berjalan menuju ruang makan untuk menyantap makanan kesukaanku, yaitu nasi goreng resep dari almarhum bunda.

"sarapan apa nek?" tanya kak Rey pada nenek yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"buat nasi goreng Rey, ayo duduk" jawab nenek, "ini resep bunda kan?" tanyaku merasa senang, nenek hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum.

***

Hari ini kak Rey tidak ada kelas di kampusnya, jadi kak Rey mengantarkanku sekolah dengan sepeda ninjanya itu yang keren.

Di sekolah Lily langsung menanyakan sesuatu. Aku pun menceritakan semuanya. Lily tak percaya jika orang yang ia temui itu adalah kakak kandung Keana. Aku tidak enak pada Lily, karena aku merasa sudah mengambil orang terdekatnya.

"maaf" ucapku pada Lily yang sedang duduk di kursi sebelahku, "untuk?" tanyanya padaku, dia merasa bingung karena aku meminta maaf padanya.

"aku merasa sudah merebut orang terdekatmu Li" kataku pada Lily yang sedang menatap bawah, lebih tepatnya ke arah lantai. "itu perasaanmu, aku senang karna menemukan kakak kandungmu, kak Fandy" ucap Lily padaku dengan menunjukkan senyumannya itu.

"tapi-" ucapanku tiba-tiba di potong oleh Lily. "udah gak usah dipikirin lah, nanti kita malah marahan karena ngerebutin kak Fandy" ucap Lily dan tertawa, aku hanya tersenyum tipis melihat Lily.

Aku merasa senang karena Lily tidak marah padaku, tapi aku merasa tidak enak padanya. Lily memelukku dan mengatakan "gak usah di pikirin ya Kea sayang", aku merasa jijik dengan kata sayang yang barusan diucapkan oleh Lily.

***

Setelah jam pelajaran selesai, Keana menunggu kak Rey di depan gerbang sekolah, dia tidak sendirian, tetapi juga Lily dan Keisha yang sedang menunggu antar jemputnya.

"lama banget sih abangnya" keluh Keisha pada dirinya sendiri. "tumben ni kak Rey lama, jangan-jangan dia lupa Kea?" kata Keisha menakut-nakuti Keana.

"santuy aja, kan bisa di telfon" kata Keana tenang. Lalu dia memencet kontak kak Rey yang bernama, "kakakku><", dia menunggu jawaban dari telfonnya itu. tapi tak lama kemudian kak Rey sudah ada di depannya.

"kakak" sapa Lily dan Keisha bersamaan. "apa kabar kak?" tanya Lily. Lily merasa senang karena dapat bertemu kak Rey lagi.

"iya alhamdulillah baik" jawab kak Rey pada Lily. "oh ya Keisha, abang antar jemputmu gak lama akan datang" jawab kak Rey kepada Keisha yang sedang mengotak-atik hpnya.

"makasih kak" jawab Keisha, "kakak duluan gak papa kan?, soalnya masih ada tugas" pamit kak Rey. "loh kakak kenapa jemput aku kalau masih ada-" ucap Keana yang telah dipotong oleh kak Rey.

"udah ayo, nanti kalau di tunggu nenek gimana? Keisha, Lily, Kak Rey sama Keana mau pulang dulu ya" pamit kak Rey lagi pada Lily dan Keisha yang sedang menunggu antar jemputnya masing-masing.

Akhirnya Keana dan kak Rey pun melaju cepat menuju rumah nenek. Hari ini kak Rey bilang kalau tidak ada jadwal kampus, tapi mengapa dia masih ada tugas?.

***

Sesampai di rumah, aku langsung terjatuh di sofa. Rasanya sangat empuk, kakiku terasa sangat berat untuk menompang tubuhku sendiri. Kepalaku sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk.

Tiba-tiba nenek membawa koper kedepanku dan membat aku kebingungan, apa nenek akan mengusirku?, tibalah kak Rey di hadapan nenek dan mengatakan "udah masuk semuakan nek?".

"sudah Rey, tapi gak semua, takutnya dia kesini dan gak membawa baju gantinya" ujar nenek, "em.. satu lagi, Keana itu suka banget makan nasi goreng" ujar nenek lagi.

"siap nek, aku gak akan lupa, yaudah aku pamit ya" kata kak Rey. "iya hati-hati, jangan lupa main ya tiap hari" ujar nenek.

"wait wait, sebenarnya ada apa sih?, ini kopernya buat apa, trus bajunya gak banyak-banyak, jangan lupa Keana suka nasi goreng? Itu apa maksudnya?, kenapa nek?, kenapa kak?" tanya Keana pada keduanya.

"Keana pindah ya kerumah kakak" kata Rey pada Keana. Keana hanya bisa melongo, dia heran, ia ingin ikut dengan kakaknya, lagi pula tempatnya tidak jauh dari rumah nek Hanan, tapi dia teringat dengan bunda, banyak sekali kenangan yang dia lakukan bersama bundanya.

"enggak!" teriak Keana, Keana pun meneteskan air matanya satu demi satu, "aku gak akan tinggalin rumah ini begitu aja!" ucapnya.

"gak apa-apa, nenek masih ada Keisha disini, lagian Keisha juga baik sama nenek, dia hanya tidak suka denganmu" ucap nenek yang sedikit membuat Keana tenang dan menghapus tangisannya.

"beneran nenek gak apa-apa kan?" tanya Keana pada nenek dan menciptakan senyuman manis dari bibir Reysha. "gak apa-apa, sudah sana berangkat, kamu terlihat pusing, Rey juga" ujar nenek.

"aku janji gak akan lupain kenangan yang sudah kita buat dari aku kecil nek" ujar Keana yang membuat nenek menangis, dia pasti sangat merinduhkan Keana imut yang nenek sayang.

"aku pergi" kata Keana sambil melambaikan tangan ke arah nenek, dan tangan satunya lagi sedang menggeret kopernya.

***

Perjalanan menuju rumah kak Rey tidak membutuhkan waktu yang lama, mungkin hanya 2 menit dari rumah nenek aku dapat sampai di rumah kak Rey.

Perlahan aku memasuki rumah kak Rey yang begitu besar, dan memiliki dua lantai. Aku datang dan disambut oleh asisten di rumah kak Rey. Aku bingung, dimana kamarku? Rumah yang cukup luas ini mempunyai berapa kamar ya?.

"Keana, kamar kamu di lantai dua ya" ucap kak Rey kepadaku dengan lemah lembut. "mbak tolong bantu Keana membawakan kopernya ya, aku minta tolong" kata kak Rey pada salah satu asistennya.

Tanpa basa-basi asisten itu langsung mengambil alih koperku dengan izinnya terlebih dahulu. Aku mengikuti arah asisten itu melangka. Tibalah di sebuah ruangan yang cukup luas, ternyata itu lah kamarku. Aku menamakannya dengan "Keana bad room".

Kasur yang sangat empuk, korden yang bagus dan pemandangan dari luar jendela yang menarik. Aku masuk ke kamar mandi kamar itu, ternyata ada bath up nya, aku harus berendam!, berapa jam ya?, 1 jam saja sudah cukup untukku!.

Aku janji nek, aku gak akan lupain kenangan kita, aku janji, meskipun kita berbeda blok. Aku harap Keisha bisa menjaga nenek dengan baik. Aku juga berharap agar nenek bisa menjaga kesehatan nenek, karena aku sudah menganggap nenek sebagai bunda yang selalu menemaniku seperti dulu. Tuhan jagalah nenekku yang menjadi hambamu juga.

Jangan lupa vote & komen

Take Care Of YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang