prolog

605 16 0
                                    

Saya ini anak dari hasil perzinaan. Ya, saya ini anak haram. Anak yang tidak diinginkan oleh kedua orang tua saya. Sebut saja saya ini Lasti. Ibu saya hamil diluar nikah dan saya sudah digugurkan berkali- kali namun tidak berhasil. Hingga akhirnya ayah biologis saya menikah dengan ibu saya walaupun ayah sudah berkeluarga.

Ibu saya bisa dibilang sebagai orang ketiga atau juga pelacur. Alih-alih keluarga lain bisa hidup bahagia, tetapi keluarga kami tidak. Setiap hari terus saja ada api diantara kita.

" siapa dia? Mana mungkin dia itu anak saya. Karena kamu itu pelacur tiap jam ganti laki-laki. Bisa jadi dia bukan benih saya." Sambil menunjuk ke arahku. Aku hanya diam membisu mendengar kata-kata ayahku.

"Emang aku ini salah apa ,pa" batinku meringis

Ayah saya juga harus membagi waktu dengan keluarganya yang lain.Bisa dikatakan ayah saya hanya pulang ke rumah saat menjelang Magrib saja. Menjalani hidup sebagai anak haram tentu tidak mudah. Aku bisa gila jika seumur hidupku begini.

**

Aku sekolah di SD Pertiwi indah. Sekarang aku duduk di bangku kelas 6 SD. Aku kurang berprestasi di sekolah. Pendidikanku terasa biasa-biasa saja.

Kring-kring bel istirahat

Aku keluar dari kelasku. Tiba - Tiba, bunga menghampiri ku.

" Ayok jajan ke kantin" ajak bunga bersemangat

" Nggak deh, aku nggak punya uang. Kamu jajan sendiri aja, ya" tolak ku halus

" Ntar aku traktir deh las nggak usah khawatir kalau masalah uang"

"Iya kamu anak orang kaya, bunga. Enak banget ya hidup kamu. Saya saja menderita hidup seperti ini ditambah lagi saya anak haram tidak mungkin seperti kamu" batinku bergejolak seperti ingin mengeluarkan semua suara sampah ini.

Aku dibelikan bunga pentol dan es teh. Kami kemudian duduk di bangku depan kelas yang hijau nan indah itu.

" Nanti pulang bareng naik taksi atau juga bisa ikut mobil aku"

" Naik mobil aja , taksi kemahalan"

Kami pun kembali ke bangku masing masing setelah mendengar bel masuk berbunyi.

Bunga mengajakku ke ruang tata usaha untuk menelepon kakaknya memastikan supirnya sudah datang atau belum. Kami memakai telepon sekolah karena siswa tidak diperbolehkan membawa handphone , khawatir terjadi kehilangan.

" Supirnya sudah datang. Ayo ke gerbang"

Aku pun masuk ke mobil Alphard milik bunga.Ternyata ada pria muda di dalam mobil. Aku sontak kaget. Karena tak biasa bertemu orang yang baru ku kenal.

"Tidak usah khawatir itu kakakku. Yang itu pak Rudi (supirnya)" mungkin dia tau aku pemalu dan pendiam.

"Ya, tidak apa kok" sahutku

" Bunga itu temanmu. Siapa namanya?"

" Namanya Lasti, kak. Kenalin ini kakak tiriku, kak Athes"

" Salam kenal, kak" kak Athes diam saja dan hanya tersenyum.

"Turun mana ?" Tanya bunga melihat gang - gang sempit dari kaca jendela mobilnya.

" Turun sini aja. Dekat kok " jawabku tidak mau merepotkan bunga.

"Da..''

"Da.."

" Hati hati , Lasti" ucap athes sambil melambaikan tangan sama seperti bunga.

**
Sampai rumah ibuku marah- marah, dia membawakan ku raket nyamuk. Katanya dia menjemput ku tadi tapi aku malah pulang bareng bunga.

" dasar anak tidak tau diri kamu. Sombong ya kamu sekarang" kata mama sambil memukuliku dengan keras. Terasa sengatan listrik itu mengenai kaki dan tanganku. Rasanya perih sekali.

" Sakit ma.. jangan ma... ampun ma"

"Pergi kamu.Kamu bukan anak saya. Ikut saja dengan ayah kamu. Saya sudah ceraiin ayah kamu"

" Mama nggak akuin aku sebagai anak. Emang aku salah apa, ma"

" Salah kamu, lahir dari rahim saya" ibu melempar tas berisi baju dan mengusirku pergi.

Aku berhenti di alun- alun kota sambil membawa kresek yang berisi bajuku. Walaupun Aku tidak tau harus kemana lagi. Tapi Aku sudah pasrah hanya bisa termenung dibawah pohon untuk berteduh. Selain itu tidak ada lagi yang bisa kulakukan.

1 jam aku ngelamun dibawah pohon itu.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang. Siapa itu?

..

Kak Athes ...

Tubuhku langsung melompat kaget melihatnya. Anehnya lagi , laki- laki itu malah ketawa.Mungkin Dia ketawa melihatku kaget.

" Ngapain kamu disini?" tanya kak Athes heran.

" Aku diusir dari rumah sama mama" jawabku polos

" Kenapa???"

"Ceritanya panjang, kak"

" Ya udah kamu ikut saya aja, ya" aku pun langsung masuk ke mobil sedannya. Kak Athes membukakan pintu mobilnya untuk ku.

"Kakak, kok bisa tau saya disitu?"seketika  aku mendengar suara ketawanya yang garing dan renyah.

"Aneh kenapa ketawa"

" Siapa yang gak penasaran ada anak SD tersesat dijalan .ini sudah jam 5, tapi dia masih pakai seragam itu. Bisa jadi bakalan ada satpol PP yang siap nangkap mangsanya. Mangkanya saya hanya ingin tau dan pura mampir beli pentol padahal saya kepo."

"Nih buat kamu" menaruh pentol itu ke atas rok ku.

" Makasih, kak" memakan sebungkus pentol pemberian kak Athes

" Sama - sama"

**

Derita Anak PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang