Koma

266 5 0
                                    

Mentalku benar- benar down.Aku ingin bunuh diri saja. Pikiranku sudah gelap. Aku tidak bisa menahan rasa sakit ini semua sendirian. Tidak ada yang mendukungku. Aku putuskan untuk terjun payung ke sungai supaya aku mati. Hidupku sudah seperti di neraka. Tidak ada orang yang mau hidup sengsara seperti ini. Sama halnya aku.

"Mbak, mau ngapain nanti jatoh loh mbakk!!" Sambil mengadeng anaknya di jembatan itu.

"Biarin saya mati !! Saya sudah tidak mau hidup" tanpa aba - aba lagi , aku langsung melompat ke sungai itu.

Tubuhku basah , aku tenggelam. Yang kudengar hanya suara ibu tadi minta tolong.

"Tolong ....tolong.... Ada yang bunuh diri!!!" Aku tidak bisa bernapas. Tubuhku hanyut di sungai.

Aku tidak bisa melihat apa - apa. Semuanya gelap. Tidak ada siapapun. Aku sendirian.

***
..
...
...

..
...

Tiba-tiba, ada seorang kakek yang menghampiriku.

Kalian tahu dia bawa apa??
..
...
.
.
..
Dia membawa obor di kegelapan. Kakek itu semakin mendekatiku.

Aku takut. Wajahnya sangat pucat. Tubuhnya sama sekali tidak berisi. Tinggal tulang dan kulit saja.

Aku menjauh. Berlari dan terus berlari.
Syukurlah karena dia sudah renta. Kakek itu tidak bisa berlari.

Tapi aku ...

Aku hanya diam di kegelapan dan keheningan itu. Tapi, Tubuhku terkapar lemas. Aku sampai pingsan dan tidak bisa bangkit berdiri lagi.

...

..
...
...
.

..
..
..

Samar...samar...

aku melihat seseorang yang terbaring di kamar rumah sakit.
..

..

Gadis kecil itu sangat cantik. Eh tunggu, ini kan tempat yang berbeda. Dimana aku??

Perempuan itu koma. Tidak ada satupun yang mendampinginya. Aku tidak dapat melihat jelas wajahnya. Kalian tahu , mengapa??

????..

Karena dia dipasangi selang ventilator.
..
..
..
Tapi kenapa dia sendirian?? Dia sakit ,apa emangnya??

Aku kemudian keluar dari kamar.

Aku melihat anak perempuan usia 16 tahun. Duduk di bangku besi itu.

Dia menangis. Aku duduk di sebelahnya. Berusaha ku tepuk bahunya. Tapi kenapa dia tidak menoleh. Kucoba sekali lagi. Namun hasilnya gagal.

Mungkin dia tidak menghiraukannya..

Dia malah pergi ke kamar mandi. Ku ikuti dia. Dia cuci muka di wastafel. Membasuh air matanya.

Kulihat kaca...

Itu..

..tidak ada bayanganku...

Aku mencoba mondar mandir di depan kaca. Tapi, bayanganku tetap tidak ada.

.. aku tidak tau.. mengapa begini???

Aku keluar dari kamar mandi.

Kagetnya aku, kak Athes sedang menjenguk siapa. Kulihat dia baru saja masuk dari kamar yang pertama kali ku kunjungi tadi.

Kak Athes menggenggam tangan gadis itu. Apakah itu bunga ??

Oh tidak.. tidak mungkin ini terjadi.

Bunga, sahabatku. Dia tidak boleh pergi.
..
..
*"Jangan tinggalkan bunga. Dia sangat menyayangimu"* dia langsung mencium kening gadis itu.
..
..

Tidak mungkin ini terjadi . Bagaimana dia bisa tau ??? aku bunuh diri.

Ahhh.Tidak mungkin itu aku.

. tidak... Aku tidak percaya.

Semua ini ilusi.

"Suster...suster..tolong pasien!!!"teriak kak Athes keras saat melihat layar monitor sudah tidak menunjukkan gerak detak jantung.

Semuanya jadi gelap kembali.

Aku hanya bisa diam.

Ternyata aku kembali ke tempat semula dan kembali ke tempat kakek itu lagi.

Bertemu dengannya lagi. Lagi dan lagi.

Kok bisa sih??

Derita Anak PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang