★Mungkin Jissa bisa selamat tatkala Jovan kembali merespon kalau kehamilannya bukanlah masalah untuk pria itu.
Tetapi, Jissa masih meruntuki bagaimana dirinya di kejadian malam itu, yang artinya ia benar-benar mabuk dan meracau apapun, bahkan termasuk tentang kehamilannya yang tidak boleh diketahui orang lain. Meski Jissa sepenuhnya paham, lambat laun Jovan pasti mengetahui tentang hal itu.
Jissa terus melangkahkan kakinya keluar ruangan kerja Jovan untuk mendatangi Lino di kamarnya. Namun, tangannya yang hendak meraih knop pintu itu terjeda, karena presensi seseorang berjalan ke arahnya.
“Lho, Jissa?” Dari raut wajahnya dapat diterka kalau seseorang itu terlihat bingung, itu diartikan bagaimana kedua maniknya menatap penuh selidik ke arah Jissa.
Hal yang sama Jissa rasakan, ia terkejut, meski sebisa mungkin Jissa mengulas senyum tipis. “Selamat datang, Kak.”
Begitu sapaan hangat yang terlontar, pun Jissa tidak mengetahui kalau Ryn akan kembali ke rumah Jovan. Panggilan yang tersemat untuk Ryn adalah sebuah keinginan yang diucapkan wanita itu kepadanya. Ryn merasa usianya dengan Jissa tidak beda jauh, hal itu yang membuat Ryn meminta Jissa untuk tidak memanggilnya dengan embel-embel 'Ibu'.
“Jangan lupa mandikan Lino!”
Presensi Jeon datang dari lantai bawah dengan sebuah tas berukuran sedang di tangannya, langkahnya terhenti di dekat eksistensi dua pribadi itu. Titahannya diangguki oleh Jissa, berlalu undur diri lebih dulu kepada Ryn dan Jovan untuk memasuki kamar Lino. Sementara, Ryn masih menunjukkan raut bingungnya karena eksistensi Jissa di rumah itu.“Jo, kenapa dia di sini?” Nadanya terdengar gusar kendati berbisik, Ryn menatap ketus ke arah Jovan.
Yang ditanya menghela napas, Jovan lebih memilih memasuki kamarnya lebih dulu untuk meletakkan tas. “Ya, kerja, Ryn.”
“Kenapa sampai sore?”
“Jissa malahan sudah menginap di sini,” balas Jovan sekenanya. Namun, berhasil membuat Ryn mengurungkan niatnya untuk duduk di ranjang, wanita itu menatap tidak percaya.
“Hah? Kamu gila, ya? Kamu bilang bakalan bikin dia nggak betah kerja lama-lama di sini. Tapi, sekarang dia malah kerja dan tinggal di rumah ini?”
Sejak awal Ryn tidak setuju kalau ada orang yang bekerja di rumah Jovan, kecuali seseorang itu adalah orang bawaan Ryn sendiri. Bukan apa-apa. Ryn sama seperti Jovan, ia hanya takut hubungan gelapnya akan diketahui oleh orang lain dan berakibatnya akan terbongkar. Apalagi sosok Jissa adalah suruhan Tante Gwen yang notabenenya Ryn sama sekali tidak tahu dan tidak mengenal perempuan itu. Walaupun di depan Jissa, Ryn berlaku sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Mystery / ThrillerBerawal dari sebuah misi yang justru menyeret Jissa ke lubang neraka. Membuatnya menjadi pekerja di rumah Jovano Gistara Brayden; Pria beranak satu yang memiliki sejuta teka-teki di dalam kehidupannya. Jissa diminta untuk mencari tahu pelaku kematia...