chapter one

650 129 27
                                    

(千羽鶴)seribu bangau kertas, because i don't have much time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(千羽鶴)seribu bangau kertas,
because i don't have much time.















"untuk apa kau beli origami sebanyak itu?"

san sedikit tertatih membawa kantong plastik dengan berlusin-lusin origami didalamnya.

"kau mau bantu aku?" ia bernapas lega setelah meletakkan kantong itu di lantai. orang ini baru saja membaca sebuah kisah tentang sadako sasaki, seorang anak dari jepang yang mencoba melawan penyakit leukimia akibat dampak ledakan bom di hiroshima ketika perang dunia kedua.

"untuk apa?" rasa ingin tau wooyoung mulai muncul. ia dengan sendirinya beranjak dan duduk didepan san yang tengah berbuat sesuatu dengan origaminya.

"ini..."

san dengan bangga memamerkan hasil lipatannya yang berbentuk bangau pada wooyoung. orang didepannya itu mengerutkan kening, "bangau?"

san berdehem, ia mulai menceritakan apa yang barusan ia temukan di salah satu website internet. bahwa saat itu, sadako yang tengah melawan penyakitnya, memutuskan untuk melipat origami bangau sebanyak seribu. angka yang cukup banyak, tapi san tak masalah dengan itu.

"jika kau berhasil membuatnya sampai seribu buah, maka permintaanmu akan terkabul!"

"apapun?"

"apapun! mungkin permintaan agar diberikan umur panjang, atau diberikan  kesembuhan penyakit, atau mungkin—kau bisa minta untuk menaikkan rankingmu dan mengalahkan punyaku?" san terkekeh.

wooyoung mendecih, "bicara apa kau?"

"hehe, siapa tau, kan?" san terkekeh.

wooyoung hanya geleng-geleng kepala. dibenaknya ia tau, sampai kapanpun dirinya yang bodoh ini tak akan bisa menggantikan posisi san di ranking teratas. mungkin bisa saja terjadi kalau san sendiri yang memutuskan untuk memberikan posisi itu?

"jangan diam saja! sudah berapa bangau yang kau lipat?" wooyoung menyadarkan San dari lamunannya.

"ah, maaf. aku baru selesai dua, hehe. ngomong-ngomong, apa kau mau teh?"

wooyoung mengangguk, dilanjutkan dengan san yang beranjak menyeduh teh dan kembali dengan sepasang gelas ada di tangannya.

"terimakasih~" wooyoung mengambil miliknya, lalu melirik san yang tengah minum, mendapati ujung gelas san ada yang retak.

wooyoung cepat-cepat menghentikan san yang hendak minum, menyodorkan gelas miliknya pada orang itu.

"minum di gelas yang cacat bisa buat kau sial! jangan minum disitu, ini—ambil punyaku saja..." ia merampas gelas itu dari sang empu.

san tersenyum menyungging, "kau percaya dengan yang seperti itu?"

"duh...jangan cari aku kalau tiba-tiba kau kualat, choi san!"

sekali lagi san hanya tertawa sambil menyesap teh di gelas itu, menatap wooyoung yang tengah bersungut kesal karena san selalu menganggap hal yang ia katakan bercanda. san tak pernah menganggap wooyoung itu serius.

"ayo kita menyelesaikan ini dalam waktu sebulan, bagaimana?" ujar san tiba-tiba.

"sebulan? kenapa dengan sebulan? kenapa harus sebulan?"

wooyoung menatap manik san lekat, "apa kau akan pergi ke suatu tempat?"

sunyi menguasai. wooyoung yang menunggu jawaban dari sahabatnya itu, dan san yang tentu saja ingin menjawab 'tidak', namun sesuatu dalam dirinya seolah tidak membolehkannya mengatakan itu.

"entahlah-" ia mengangkat kepalanya ragu,"-aku juga tidak tau.."

"aish...kau tidak seru!!"

san tersenyum, tapi tatapannya meredup. seperti ada sesuatu yang akan terjadi pada dirinya ini. sungguh dia benar-benar tidak tau ada apa.

"baiklah—" suara wooyoung terdengar lirih, seolah tau ada sesuatu yang tidak benar pada sahabatnya. "—ayo selesaikan ini dalam waktu sebulan. sebelum ini selesai, kau tak boleh kemana-mana!!"

"janji?" san mengangguk. "janji.."

mereka menautkan kelingking dengan kelingking, jari dengan jari, jempol dengan jempol.

namun hari ini wooyoung sangat membenci san. ia terus menyumpahi san siang dan malam.


pada akhirnya—san mengingkari janji yang telah mereka buat pada hari itu

[] because i don't have much time ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang