in the next life...
because I don't have much timenap of a star — recommend song
i can feel,
meski kau tak
ada dihadapanku.i feel you,
bahkan jika kau
tak mengatakan
sepatah kata
apapun.karena aku
percaya padam
-u, meskipun
aku cemas
sekalipun .i can touch,
meski kau tak
ada di depan
mataku.i reach,
meski kau pergi
ke suatu tempat
yang jauh dariku.bahkan hanya
dengan sebuah
kenangan , hatik
-u bisa menari ,
seperti dulu .bahkan jika
kenangan masa
kecilku yang
menari di
bawah sinar
bulan kian
memudar , aku
suka jika dalam
mimpimu , kita
bersama , dan
nampak jelas .dalam mimpi
itu , kau datang
padaku denga
-n perlahan
dan berkata
kepadaku .bahwa kau
sangat merin
-dukan aku,
dan meminta
-ku untuk tak
khawatir, unt
-ukku yang
memiliki air
mata meng
-alir di
wajahku.jangan khawatir...
kau mengatakan itu
padaku dengan lembut.wooyoung membiarkan angin menerpa wajahnya, membiarkan hembusan itu berbisik melewati daun telinganya, merasakan sentuhan-setuhan halus dari angin seolah tengah membelainya lembut.
disini, dari bukit ini, dengan rumput setinggi mata kaki, wooyoung menatap lurus pada kebun bunga lavender di bawahnya. warna ungu, hijau, dan biru langit bersatu jadi proporsi yang sangat cantik untuk dipandang mata.
setoples bening berisi seribu origami bangaunya ia genggam dengan erat. entah kenapa, semua yang ada di depannya ini membuatnya ingin menangis.
seolah, hidupnya hanyalah tentang choi san. komponen hidup jung wooyoung adalah choi san. sekarang, salah satu komponen itu sudah tak lengkap, rasanya sakit, sakit teramat sakit.
akhirnya cairan liquid bening kembali membasahi pipi wooyoung. rasanya tak mungkin ia tak menangis kalau keadaannya mendukung begini.
semua kenangan-kenagan terus terputar seperti kaset rusak. senyuman milik san, cara ia tertawa, bagaimana lesung pipi nya muncul saat ia tersenyum, semua itu hanya membuat wooyoung semakin ingin menangis.
andai saja—
andai saja mereka tak berkelahi saat itu...
"apa kabar, choi san?" kakinya tak kuat lagi menopang beban membuat wooyoung harus terduduk di ujung bukit itu.
"lihat, seribu bangaumu sudah berhasil ku selesaikan..." ia mengangkat toplesnya tinggi ke arah langit, kemudian tersenyum lebar dengan bangga.
"kau boleh mengutarakan keinginanmu. cepat, kuhitung sampai tiga..." sinar matahari langsung yang diterima oleh korneanya seolah bukan apa-apa lagi bagi wooyoung.
"sudah? baik sekarang giliranku..."
wooyoung menutup matanya, mendekap setoples itu dengan kuat di dada, lalu tersenyum samar.
"kuharap, choi san-ku, akan berbahagia di sana," suaranya bergetar, napasnya berat, bahkan saat menutup mata, cairan itu masih saja terus mengalir.
"kuharap, kau tidak akan merasa kesakitan lagi, baik karena penyakit itu, atau karena aku..." wooyoung berusaha mempertahankan senyumnya, namun ia sangat amat bodoh dalam hal berbohong dan ber-akting.
"kuharap...dikehidupan selanjutnya...aku bisa terlahir kembali sebagai sahabat terbaikmu, choi san..."
END
© written by koyang-ie
KAMU SEDANG MEMBACA
[] because i don't have much time ✅
Fanfictionhanya tentang Choi San yang ingin cepat-cepat bergegas karena waktunya sudah tak banyak. write in lowercase ╭angst ╭friendship we're insensitive series :: because I don't have much time. ...