chapter seven

472 96 35
                                    

in the next life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

in the next life...
because I don't have much time




nap of a star — recommend song




















i         can       feel,
meski    kau    tak
ada dihadapanku.

i       feel        you,
bahkan   jika kau
tak  mengatakan
sepatah       kata
apapun.

karena           aku
percaya   padam
-u,       meskipun
aku          cemas
sekalipun .

i      can     touch,
meski   kau   tak
ada     di  depan
mataku.

i                  reach,
meski  kau pergi
ke suatu tempat
yang jauh dariku.

bahkan     hanya
dengan   sebuah      
kenangan , hatik
-u  bisa  menari ,
seperti       dulu .

bahkan         jika
kenangan masa    
kecilku       yang
menari            di
bawah        sinar
bulan           kian 
memudar ,  aku 
suka jika dalam
mimpimu ,  kita
bersama ,   dan
nampak   jelas .


dalam     mimpi

itu , kau  datang
padaku   denga
-n        perlahan
dan      berkata
kepadaku .

bahwa       kau
sangat   merin
-dukan      aku,
dan   meminta
-ku    untuk tak
khawatir,   unt
-ukku      yang
memiliki    air
mata     meng
-alir             di
wajahku.








jangan khawatir...

kau mengatakan itu
padaku dengan lembut.



























wooyoung membiarkan angin menerpa wajahnya, membiarkan hembusan itu berbisik melewati daun telinganya, merasakan sentuhan-setuhan halus dari angin seolah tengah membelainya lembut.

disini, dari bukit ini, dengan rumput setinggi mata kaki, wooyoung menatap lurus pada kebun bunga lavender di bawahnya. warna ungu, hijau, dan biru langit bersatu jadi proporsi yang sangat cantik untuk dipandang mata.

setoples bening berisi seribu origami bangaunya ia genggam dengan erat. entah kenapa, semua yang ada di depannya ini membuatnya ingin menangis.

seolah, hidupnya hanyalah tentang choi san. komponen hidup jung wooyoung adalah choi san. sekarang, salah satu komponen itu sudah tak lengkap, rasanya sakit, sakit teramat sakit.

akhirnya cairan liquid bening kembali membasahi pipi wooyoung. rasanya tak mungkin ia tak menangis kalau keadaannya mendukung begini.

semua kenangan-kenagan terus terputar seperti kaset rusak. senyuman milik san, cara ia tertawa, bagaimana lesung pipi nya muncul saat ia tersenyum, semua itu hanya membuat wooyoung semakin ingin menangis.

andai saja—

andai saja mereka tak berkelahi saat itu...

"apa kabar, choi san?" kakinya tak kuat lagi menopang beban membuat wooyoung harus terduduk di ujung bukit itu.

"lihat, seribu bangaumu sudah berhasil ku selesaikan..." ia mengangkat toplesnya tinggi ke arah langit, kemudian tersenyum lebar dengan bangga.

"kau boleh mengutarakan keinginanmu. cepat, kuhitung sampai tiga..." sinar matahari langsung yang diterima oleh korneanya seolah bukan apa-apa lagi bagi wooyoung.

"sudah? baik sekarang giliranku..."

wooyoung menutup matanya, mendekap setoples itu dengan kuat di dada, lalu tersenyum samar.

"kuharap, choi san-ku, akan berbahagia di sana," suaranya bergetar, napasnya berat, bahkan saat menutup mata, cairan itu masih saja terus mengalir.

"kuharap, kau tidak akan merasa kesakitan lagi, baik karena penyakit itu, atau karena aku..." wooyoung berusaha mempertahankan senyumnya, namun ia sangat amat bodoh dalam hal berbohong dan ber-akting.

"kuharap...dikehidupan selanjutnya...aku bisa terlahir kembali sebagai sahabat terbaikmu, choi san..."





















END




















© written by koyang-ie

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[] because i don't have much time ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang