chapter four

347 91 18
                                    

wait for me, because i don't have much time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

wait for me,
because i don't have much time


























bunga pohon sakura berjatuhan memenuhi permukaan jalan. wooyoung melangkahkan kakinya tak bertenaga, tanpa ada jiwa lagi yang menempel di tubuhnya. genggamannya pada plastik hitam di jarinya itu kendor, ia tak ada niatan sama sekali membawa kantong plastik ini bersamanya kecuali karena disuruh sang ibu berbelanja di sebuah toko kue.

benar, kue. hari ini adalah hari ulang tahun san. wooyoung benci cara mereka berkata agar bisa melepaskan kepergian san, agar dirinya tak terlalu menangisi san yang kini meninggalkannya sendirian. namun apa? pada akhirnya mereka bertindak seolah san—anak yang tengah berulang tahun ini masih hidup. mereka merayakan ulang tahun san.

maksudku—kenapa mereka menyuruhnya untuk melupakan san kalau begitu?

wooyoung menoleh pelan ke gang di sebelah kanannya. biasanya di tempat itu, di bawah lampu jalan yang redup, dengan senyuman diwajahnya—san menunggu wooyoung untuk bermain seusai sekolah. lampu jalan itu masih sama, cahayanya masih redup dan berkedip seperti biasa. satu yang kurang—tak ada choi san yang menunggunya lagi.

ini ulang tahunmu, apa kau akan datang?

wooyoung menertawakan dirinya yang berbicara omong kosong tentang choi san—berharap orang itu kembali, meskipun ia yakin itu tak akan pernah bisa terjadi.

wooyoung menyelipkan tangan kirinya di kantong, berjalan dengan lebih santai karena barusan ia teringat akan san. mungkin—jika san melihatnya yang seperti ini, si choi itu tak akan senang.

tepat di sebuah persimpangan sebelum sampai di rumahnya, wooyoung menyipitkan mata, samar-samar ia melihat sang ibunya, ibu san, dan—saat ia berjalan lebih dekat, ada satu lelaki dengan kertas dan pena di kantong kemejanya.

"woo, kau sudah beli kue-nya?" sang ibu bertanya. wooyoung mengangguk, menunjukkan plastik berisi permintaan nyonya jung yang ia bawa.

"baik, masuklah. aku juga akan memberitahu mu sesuatu."

"tentang apa?"

"choi san. kupikir sudah waktunya kau tau...dan mungkin tentang—hasil tes mu kemarin. "




















"pergilah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pergilah!"

wooyoung menolak mentah-mentah rangkulan san. mereka sudah berdebat sejak beberapa menit tadi. dan sekarang, san sangat merasa bersalah.

"maaf-"

"apanya yang minta maaf!? kita sudah berjanji tak akan menyimpan semuanya sendiri. dan kau—" wooyoung berbalik menatap manik san tajam, "—kau menyembunyikannya dariku. kau tau semua tentang aku, lalu kenapa aku tak boleh tau apapun!? kenapa kau menyimpan semuanya sendiri, choi san!?"

san menggeleng cepat, ia tak bermaksud melakukan ini.

"woo, aku hanya tak ingin merepotkan-"

"merepotkan? apa yang kau lakukan? apa yang membuat aku repot? apa? MEMANGNYA ADA APA KALAU AKU TAU TENTANG PENYAKIT ITU, HUH!?"

penyakit, sudah lama—bahkan sebelum rencana san tentang seribu bangau kertas.

"bukan begitu...aku hanya ingin memberitahu mu di waktu yang tepat, jung wooyoung..."

"kapan waktu yang tepat? kapan? setelah kau mati lalu masuk kedalam mimpiku dan baru mengatakannya? iya?"

"woo-"

"aku bilang pergi!!"

san tertegun. wooyoung benar-benar tak pernah sampai seperti ini sebelumnya. walau marah, ia tak akan kasar pada san, tapi sekarang—ia bahkan mengusirnya.

"kau benar-benar ingin aku pergi?" suara menyedihkan san yang tengah ia belakangi benar-benar membuat hati wooyoung seperti ditusuk berkali-kali—di tempat yang sama.

"ya. pergi sampai aku tak akan bisa melihat wajahmu itu lagi. pergi—dan jangan pernah temui aku lagi."

"aku membencimu, choi san." itu kata wooyoung sebelum memilih pergi, menyenggol botol kaca di dekatnya, membuat lipatan bangau itu tumpah dan berserakan di lantai.








wooyoung tak mengira san benar-benar patuh padanya. padahal yang wooyoung harapkan adalah san mengejarnya—mencarinya lalu memeluknya, berbaikan, dan tertawa bersama. tak ada yang salah dengan merawat san yang sakit, itu artinya wooyoung akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan sahabat terbaiknya.

tapi akhirnya—san benar-benar pergi.
choi san tak akan pernah kembali lagi, bahkan walau air mata wooyoung habis untuk menangisinya, ia tak datang.

tak akan.

[] because i don't have much time ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang