# 3 #

11 6 0
                                    

Syaniah Alisha, itu nama panjang ku. Namun, aku lebih sering dipanggil Sya. Aku memiliki sahabat bernama Anneza Fariza, Ia teman Sd sampai Smp ku, namun tidak saat SMA karena saat itu aku pergi ke kota akibat Ayahku di tugaskan disana.

Umur ku baru menginjak 17 tahun, namun aku sudah menjadi Maba di salah satu kampus bergengsi di kota Jogya. Mengapa aku pilih Jogya? Karena menurut ku kota Jogya itu enak, makanan serba murah, dan yang terpenting aku ingin mencari teman masa kecilku.

Raensyah Finranda, itu sahabat kecil ku yang suka ku panggi Bang Rae. Aku sudah menganggap ia seperti abang ku sendiri karena usia kita berselisih 1 tahun. Ia pergi tanpa pamit saat umurku baru 6 tahun, sedangkan Bang Rae 7 tahun. Aku marah saat mengetahui ia pergi tanpa izin ku.

Sedangkan dengan Eza, aku berteman dengannya saat kelas tiga Sd. Saat itu, Eza pindah di sekolah ku. Eza berasal dari Aceh, namun sekarang tinggal di Bandung seperti ku sebelum ke Jakarta saat SMA.

Aku sudah menceritakan semua tentang Bang Rae kepada Eza. Eza juga bersedia membantuku. Dan lebih tepatnya kampus yang Eza inginkan sama dengan kampus yang aku tuju.

Jika aku ditakdirkan bertemu oleh Bang Rae, aku ingin bertanya mengapa Ia pergi tanpa pamit. Saat mengetahui Ia pergi, aku langsung pergi ke rumahnya di komplek sebelah tempat ku tinggal. Setelah sampai disana, yang aku temukan hanya rumah kosong dengan papan di depan rumah yang bertuliskan rumah di jual.

Membaca itu aku langsung nangis kejer seperti orang yang tidak di beri mainan. Satpam yang masih berjaga di rumah Bang Rae langsung menghampiriku. Saat aku bertanya dimana Bang Rae, satpam tersebut hanya diam dan menggendong ku.

Mengapa aku bisa tau jika Bang Rae ada di Jogya? Karena feeling ku mengarah ke sana. Aku tau bahwa feeling ku tidak pernah salah, dan semoga saja pilihan ku ini tepat seperti biasanya.

_____

Sekarang aku sedang berada di kafe yang menjadi kafe favorit kalangan remaja di Jogya. Duduk di pojok dekat jendela itu menjadi pilihan ku dengan Eza.

Milkshake bubble dan Oreo milkshake with boba menjadi pilihan keduanya.

"Kamu beneran yakin Sya kalo Bang Rae ada di sini?" Eza membuka pembicaraan setelah 2 menit tidak ada suara.

Sya yang memandang ke jalanan langsung menoleh ke Eza, "Aku yakin Za. Jika aku sama dia emang ngga di takdirkan buat bertemu, ya udah aku berhenti buat cari dia" Sya meminum minumannya.

Sebenarnya Eza merasa kasian saat pertama kali mendengar cerita dari sahabatnya tersebut. Mangkanya, ia bersedia untuk membantu mencari teman masa kecilnya Sya dulu, walaupun Ia tidak terlalu yakin dengan insting Sya yang mengatakan jika Bang Rae berada di Jogya.

"Boleh gabung?" Sya dan Eza menoleh ke samping saat mendengar suara tersebut. Fatin dengan senyum manisnya tengah berdiri di samping meja mereka.

"Kak Fatin? Sama siapa kesini?" Tanya Sya

"Kamu ngga ngeliat aku atau sengaja ngga ngeliat?" Sindir seseorang di samping Fatin

"Oh.. Sama galah berjalan rupanya" Ujar Sya dengan mata mendelik ke arah Bayu

"Kita banyakan kok. Mereka masih mesan"

"Duduk aja kak ngga papa, biar rame juga" Kata Sya

"Disini Raf!" Fatin mengangkat tangannya saat melihat Rafi dan yang lainnya kebingungan mencari dirinya dan Bayu

Tak lama kemudia Rafi dan 3 orang lainnya tiba di tempat yang mereka duduki.

Deg

_____

TBC gess....

Next >

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang