# 1 #

11 7 0
                                    

"Wadaw... Ya allah pantat mulusku" Ringis Sya saat pantatnya menyium mulusnya aspal

Sya melirik seorang pria di depannya yang bertabrakan dengannya tadi. Tinggi badan semapai, hidung mancung mulus, warna kulit sawo matang, warna bibir pink cerry seperti orang yang tidak merokok, oh jangan lupakan wajahnya yang tak berjerawat dengan alis hitam pekat.

"Ekheem.. Maaf yah" Tangan kokoh itu terulur di depan wajah Sya

Sya langsung bangun tanpa berniat menerima uluran tersebut.

"Mangkanya kalo jalan tuh liat-liat dong! Jangan nabrak orang!!" Omelnya

Eza yang melihat kejadian di depan matanya pun langsung menghampiri Sya.

"Sya.. Kamu yang salah loh jalannya ngga liat ke depan" Bisik Eza

"Aku jalan ke depan kok Sya" Jawab Sya dengan pandangan menatap sinis orang di depannya

"Haduh.. Maafin teman saya ya kak" Eza membungkuk-kan badannya menghadap pria tersebut tanda meminta maaf

"Kamu ngga perlu minta maaf Za. Orang dia yang salah kok udah nabrak aku" Sya langsung melangkahkan kakinya menuju lapangan, dengan sengaja ia menyenggol pria yang sudah bertabrakan dengannya tadi

Seseorang yang diperlakukan seperti itu oleh Sya hanya terkekeh kecil melihat sikap adik tingkatnya itu.

"Ah.. Tidak apa-apa kok. Lebih baik kamu menyusul teman mu itu, sebentar lagi kegiatan ospek akan di mulai" Perintahnya

"Oke kak makasih.. Saya permisi"

"Kayanya tadi pagi ada yang bilang bakalan bersikap dingin deh? Apa aku cuma halusinasi?" - Batin Eza sambil menyusul Sya yang sudah jauh di depannya.

_____

"Ternyata orang yang nabrak aku tuh Presma disini" Ungkap Sya

Saat ini mereka sedang di kantin salah satu jurusan yang ada. Bakso dan es teh menjadi menu mereka hari ini. Sekarang kantin penuh dengan peserta ospek. Setelah upacara pembukaan tadi, mereka diberi waktu istirahat 15 menit.

Ada perasaan takut di hati Sya saat melihat orang yang Ia tabrak tadi ternyata Presma. Ia tabrak? Bukan Ia namun orang tersebut yang menambrak dirinya, itu pikir Sya.

"Ralat Sya, kamu yang nabrak dia" Sergah Eza sambil melahap baksonya yang sisa sedikit

Sya yang sedang meminum tehnya langsung mendongak saat mendengar hal tersebut, "Dia loh Za yang udah nabrak aku"

"Terserah kamu Sya" Jawab Eza dengan nada malas, "Aku mau nanya Sya"

"Nanya apaan"

"Kamu denger ngga sih waktu pagi kayanya ada yang bilang bakalan bersikap dingin waktu di kampus deh. Kamu denger ngga? Apa aku cuma halu aja yah"

"Kamu nyindir aku" Sya menatap sinis sahabatnya itu

"Ohh ternyata bener toh"

"Ish"

_____


Semua peserta ospek berkumpul di lapangan depan gedung rektorat. Terik matahari di atas kepala tidak membuat mereka mengeluh. Karena mereka sudah tau seperti ini lah yang dirasakan saat Ospek, seperti masa MOS mereka saat Smp atau Sma.

Semua peserta sebelumnya dibagi menjadi beberapa kelompok oleh Rafi, Presma di kampus tersebut. Setiap kelompok beranggotakan sepuluh orang. Beruntungnya Sya dan Eza berada di kelompok yang sama, namun malang untuk Sya harus di bimbing oleh Bayu di kelompok galaksi.

"Aku harus nulis apa yah" Gumamnya. Sya menatap kertas kosong di tangannya itu.

Sya melirik Eza yang duduk di sampingnya. Salah satu kegiatan yang dilakukan saat ospek adalah membuat kata-kata untuk kaka tingkat a.k.a kating. Entah itu surat cinta, surat ungkap kekaguman, atau surat-surat lainnya.

"Kamu nulis apa Za?" Tanya Sya sambil mengintip sedikit ke kertas yang sedang di tulis oleh Eza

Eza yang mengetahui Sya akan mengintip tulisannya langsung menutupnya dengan tangan. Sya yang melihat itu pun langsung mencebik.

"Pelit banget sih sama temen sendiri" Sindirnya

"Tulis apa aja Sya. Kamu kan suka tuh nonton drakor, pasti ada dong kata-kata motivasi yang kamu inget" Ucap Za tanpa melihat teman bicaranya itu

"Ngga tau Za. Kamu kan tau kalo aku setiap nonton drakor fokusnya ke mukanya aja" Sya mempout bibirnya

"Yaudah lah terserah kamu. Kan nanti juga dikumpulnya gabung sama semua orang. Jadi, belum tentu punya kita di baca sama Presma"

Sebelum mereka semua di tuntut untuk membuat surat tersebut. Riko selaku yang menjadi mc memberitahu bahwa surat yang akan dibaca oleh Presma akan dibebaskan segala hukuman apapun selama kegiatan ospek untuk dua hari kedepan.

"Berhenti bicara! Yang nulis itu tangan bukan mulut!!" Sebuah suara bernada tegas terdengar tapat di belakang mereka berdua. Sya dan Eza duduk di paling belakang. Sya menengok ke belakang dan berhasil menemukan Bayu yang tidak jauh berdiri disana.

Sepertinya suara tersebut berhasil mengalihkan tatapan semuanya, yang awalnya fokus ke kertas sekarang beralih menatap Bayu.

"Kamu cebol! Berhenti mengganggu temanmu. Dari tadi saya lihat, kamu selalu mengusik temanmu" Seringai tipis muncul di sudut bibirnya. Enak banget ngerjain anak baru, jadi flasback waktu SMA. Bayu terkekeh di dalam hati melihat wajah adik tingkatnya itu merah padam.

"Apa cebol? Di masih manggil aku cebol! Dasar galah berjalan ngga ada ahlaq" - rutuk Sya saat melihat seringai tersebut. Namun, Sya tidak ambil pusing. Dari pada meladenin makhluk tersebut lebih baik ia menulis kata-kata yang pas. Walau peluang untuk di baca oleh Presma itu kecil, semoga saja kertas tersebut di baca oleh Haru.

Haru. Ia salah satu mahasiswa psikolog. Ia berkedudukan dibidang Kesma a.k.a Kesejahteraan mahasiswa. Bukan kedudukan-nya yang membuat Sya suka dengan Haru, namun ia suka karna sikapnya yang cool, berwajah dingin dengan tangan yang ada di saku. Melihat Haru membuat Sya melihat Do kyung Seok salah satu pemeran drama korea yang pernah ia tonton.

"Semoga aja punyaku dibaca sama Haru atau Kyung Seoknya jogya. Haha" Gumam Sya.

_____





TBC gess......

Next >

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang