# 5 #

12 4 0
                                    

Lalu lalang kendaraan tampak ramai dilihat
dari jendela kafe. Sekarang adalah waktunya para pekerja pulang ke rumah.

Di dalam, kursi kafe sudah penuh dengan para pelajar atau pekerja yang sekedar mampir untuk menghilangkan penat mereka seharian ini.

Sama halnya dengan Sya dan Eza yang mampir ke kafe tersebut selepas Ospek.

Entah sudah berapa jam mereka berkumpul dengan kelompok Rafi.

Selepas kejadian Sya yang menggebrak meja dan Haru yang tak ambil pusing dengan pertanyaan random dari teman-temannya. Kini mereka sedikit lebih akrab dengan kakak tingkatnya tersebut.

Suara tawa selalu terdengar di tempat mereka. Guyonan yang berasal dari Bayu berhasil menbuat mereka tertawa. Yang pasti tidak dengan Haru.

Sya melihat jam tangan hitamnya dan seketika matanya terbelalak kaget saat melihat jarum jam berada di angka 6. Selama inikah mereka duduk berkumpul di kafe?

Sya berbisik ke Eza bahwa sudah terlalu lama mereka nongkrong di kafe. Sya bangkit di kursi dan berpamitan dengan mereka yang diikuti Eza.

"Biar aku antar kalian pulang kalian" Tawar Rafi seraya bangkit dari kursinya.

Haru yang semula memainkan gamenya langsung menatap Rafi.

"Engga usah kak, kita naik angkot aja" Kata Eza yang dibalas anggukan setuju oleh Sya.

"Terima aja lagi. Lagian engga baik juga udah mau maghrib" Bantah Fatin.

"Kalian di anter Rafi aja biar cepet. Kita-kita juga udah mau pulang" Ujar Bayu.

"Aku ikut kamu ya Raf" Ujar Nadia seraya memakai tas selempengnya.

"Lah terus aku sama siapa dong Nad?" Tanya Metta.

Nadia menunjuk Haru yang sedari tadi diam menyaksikan mereka.

Haru yang di tunjuk Nadia langsung bangkit.

"Duluan" Ujarnya seraya berjalan ke pintu luar meninggalkan semuanya.

"Loh Ru! Terus aku gimana?!" Pekik Metta yang tak di indahkan sang empu.

Dahi Sya mengernyit melihat itu. Kenapa?

Sya menatap satu persatu kakak tingkatnya itu. "Lebih baik aku sama Eza naik angkot aja kakak-kakak. Permisi"

Mereka berdua langsung melenggang pergi dengan Eza yang di tarik Sya.

"Kenapa sih?" Gumam Fatin.

_____

Di sinilah mereka berdua duduk di kursi halte dekat kafe. Suara adzan maghrib terdengar di telinga. Sya dan Eza bangkit menuju masjid yang ada di sebrang.

Selepas menunaikan shalat, mereka kembali menuju halte. Langit sudah semakin gelap seiring jam berputar. Apakah angkutan umum masih beroperasi di jam sekarang?

Sekitar 10 menit mereka duduk terdiam. Sebuah mobil sport berwarna putih berhenti tepat di depan mereka.

Suasana halte sepi tanpa lalu lalang pejalan kaki di trotoar. Seketika pikiran negatif memenuhi kepala mereka berdua. Sya menggeser duduknya ke arah Eza dengan tangannya yang meremas tangan Eza.

Namun, pikiran negatif tersebut langsung sirna tatkala kaca jendela pengemudi terbuka dan menampilkan raut dingin wajah seseorang di dalamnya.

Mata Sya terbelalak ketika melihat siapa orang tersebut yang membuatnya berpikiran negatif.

"Masuk!" Suara dingin tersebut masuk ke gendang telinga mereka. Sya menatap Eza dengan kening berkerut.

Seakan tak mendapatkan jawaban. Orang tersebut menengok ke arah keduanya.

"Masuk!" Ulangnya dengan penekanan.

"Kita kak?" Tanya Sya. Namun, pertanyaan tersebut hanya di tanggapi oleh raut datar nan dingin dari orang yang ada di balik pengemudi.

"Gimana nih Za?" Gumam Sya.

"Naik aja kali yah? Lagian udah malam juga" Balas Eza.

_____


Terlihat mobil sport berhenti tepat di depan gerbang salah satu kosan putri. Tak lama kemudian, pintu kanan bagian belakang terbuka yang menampilkan seorang wanita dengan baju syar'i andalannya.

Seseorang yang duduk di belakang kemudi menolehkan kepalanya ke arahnya.

"Kamu duluan saja. Saya ingin bicara dengan temanmu" Ujarnya.

Sya yang hendak turun mengurungkan kembali niatnya itu. Ia menatap aneh ke arah orang yang sedang menatap dirinya dingin.

Eza melirik ke arah Sya dan melanjutkan kembali jalannya memasuki kosan.

Sya menutup kembali pintu mobil di sebelahnya.

"Ke-" Sebelum perkataannya selesai, Haru memotong ucapan Sya.

"Rafi udah punya pacar. Jadi tidak usah mendekati dia lagi" Ujar Haru seakan tidak ingin bertele-tele.

Sya menampilkan wajah bingung yang tertangkap oleh Haru lewat kaca spion depan.

"Maksudnya apa yah kak?" Tanya Sya.

"Turun!"

"Tapi kak! Aku engga ngerti apa maksud kak Haru. Deketin kak Rafi? Maksudnya apa sih?" Cecar Sya.

Haru tidak mengindahkan pertanyaan yang dilontarkan Sya. Haru turun dari mobil dan membuka pintu belakang.

"Turun!" Sya menatap manik mata Haru.

_____



TBC gess...

Next >

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang