CHAPTER 2 : WAR (PART 2)

5 1 0
                                    


Hallo aku balik lagi nih, semoga ada yang baca ya ><


Selamat membaca ><


******************


"Papa, ada apa?", tanya seorang pemuda saat memasuki sebuah ruangan. Matanya melihat kearah depan yang mana sudah duduk dengan baik sang Ayah. "Aaron, bagaimana kesiapanmu dengan Kesatria itu?", pemuda yang di panggil Aaron tersebut mengangguk dengan mantap. Ia tersenyum dengan ramah kearah Ayahnya. "Tentu saja, kami akan selalu siap sedia Pa. Lalu, aku dengar kita akan melakukan peperangan? Memang kenapa Pa? Apa sesuatu terjadi?", memang, seharusnya peperagan sudah berakhir antar bangsa satu dengan yang lainnya. Tidak habis fikir, bangsa mana yang mengajak bangsa Werewolf untuk berperang disaat harusnya semua sudah berdamai.

"Kita akan berperang dengan bangsa Demon"

Sang Raja berdiri dari duduknya, ia menghampiri pemuda yang tengah berada di hadapannya. "Papa sangat mengandalkan kamu Aaron, anggap ini latihan dimana nanti kamu akan menggantikan Papa", pemuda tersebut hanya menatap sang Ayah dan mengangguk mengerti. "Akan aku siapkan pasukan terbaik Pa", ucapan Aaron begitu tegas dan membungkuk hormat kearah sang Ayah. Ia segera meninggalkan ruangan tersebut menuju tempat latihnya. Sementara sang Raja menatap kepergian anak pertamanya dengan senyumannya. "Aku sangat mengandalkan mu Aaron".

*******************

Sementara itu di lain tempat

Kericuhan terjadi di lapangan terbuka, banyak penonton bersorak dengan riang melihat jagoan mereka menang dalam pertandingan. Bahkan mereka tidak memperdulikan lawan yang sudah hampir mati tergeletak di lapangan tersebut. "Hidup Pangeran Jungkook!", semua penonton bersorak dengan satu kalimat yang sama. Sementara orang yang disoraki tersenyum dengan licik dan merasa bangga sudah berhasil menjatuhkan lawannya dengan begitu brutal. Ia menyimpan pedangnya di sisi tubuhnya. Matanya menatap sekeliling meihat penonton yang merayakan kemenangannya. Hingga seseorang yang sudah menjadi tangan kanannya mendatanginya dan membisikan sesuatu.

"Pangeran, Raja ingin bertemu"

Kepalanya segera menoleh dan menatap tangan kanannya dengan bingung, ia segera mengangguk dan meninggalkan lapangan tersebut. Kakinya melangkah menuju kuda hitam yang seperti sudah menunggunya. Segera saja pemuda dengan tampang tegas tersebut menaikinya dan mengendarai kuda tersebut dengan cepat menuju castle kerajaan. Ia menunggangi kuda dengan tidak sabaran, hingga hanya dalam beberapa menit saja ia sampai di depan pintu castle. Pengawal yang melihat sang pangeran, segera membuka pintu dan membiarkan pangeran mereka memasuki kerajaan. Pangeran Jungkook segera memasuki kerajaan dan memberhentikan kudanya di salah satu tempat dimana harusnya kuda itu berada. Ia segera turun dan menatap sekeliling istana yang sepertinya sedang menyiapkan sesuatu. "Kau tau Mingyu? Ayah sepertinya mencari masalah lagi", sang pangeran berbicara dengan tangan kanannya yang kini sudah berada di sebelahnya. "Seperti tidak tahu saja bagaimana Yang Mulia", balas sang tangan kanan dengan santai. Memang, Jungkook menyuruh Mingyu sang tangan kanan untuk sedikit santai kepadanya, karena ia sudah di anggap teman oleh Jungkook.

Tanpa banyak bicara, ia segera memasuki istana dan berjalan menuju tempat dimana sang Ayah selalu duduk di kursi kebanggaannya. Setiap langkah kakinya, semua pengawal maupun pelayan menunduk hormat dan sedikit takut, mengingat pangeran Jungkook terkenal dengan orang yang dingin, tegas, dan tidak memiliki belas kasihan. Sehingga hampir satu negeri tidak berani untuk menatap langsung ke mata sang pangeran, kecuali sang Raja, Ratu, saudara kembaran nya, dan juga Mingyu tentu saja.

Unser Schicksal (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang