Unsur intrinsik kekecewaan hati yang dialami oleh Reza, ia harus melihat pengkhianatan cinta dari seorang ayahnya dan juga dari kekasihnya. Bagaimana kah Reza melalui semua itu?
Bulan ini pemasukan usaha Cafe milik almarhum ibunya sedang bagus. Reza mendapatkan rezeki yang lebih, cafe ini menjadi hak milik Reza dan ia yang menjalankannya setelah ibunya meninggal. Pagi ini ia akan membelikan coklat untuk syasha, ia ada niatan dari semalam sisa uang lebih tersebut akan ia pakai untuk membeli coklat.
Ditas Syasha sudah terlalu banyak kertas yang ia simpan, kertas-kertas itu datang dari Reza ia memberikan puisi-puisinya kepada Syasha. Puisi tersebut disimpan Syasha didalam tasnya sebagai bentuk menghargai apa yang Reza berikan hingga membuat tas Syasha terlihat menumpuk sampah kertas. Syahsa tengah duduk disekitar halaman depan kelasnya bersama teman yang lainnya, cukup ramai orang diluar itu paginya sedang membicarakan ini itu yang tak penting namun menarik untuk dibahas dan tertawa bersama. Tiba-tiba Reza datang menghampiri Syasha.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dengan Mbak Syasha ya?" Tanyanya. Aku heran tak mengerti maksudnya bertanya seperti itu.
"Kenapa?" Kutanya.
"Ada kiriman paket mbak?" Jelasnya, aku semakin bingung tak mengerti, " paket apaan sih." Gumam dalam hatiku. Lalu dia memberi ku sebuah coklat. "Ya aampunn." Aku jadi senyum malu melihat aksinya, terlebih lagi saat ku melihat sekelilingku Reza tengah menjadi sorotan banyak orang termasuk teman-teman yang berada di sampingku. Mereka bagai terbius begitu menikmati permainan tokoh kang kurir yang Reza perankan.
"Tanda tangan dulu mbak sebelum nerima barang." Pintanya.
"Ihh... Buat apa?" Tanyaku tertawa.
"Bukti tanda serah terima." Katanya seakan serius tidak terlihat tersenyum atau ketawa darinya, seakan ia memang benar-benar sedang bekerja sebagai kurir.
"Gaamaauu.." kataku tersenyum
"Yahh nanti saya diomelin bos saya loh mbak."
"Biarin." Kataku jail.
"Yaudah deh buat mbak aku rela." Lalu di berikan coklat tersebut dan kuterima. Lalu ia pergi menuju kelasnya yang berada disebelah kelasku.
"Hahaha kami kelasnya bersebelahan dekettt."
★*★*★*★*★
Reza ingat dulu semasa ibunya masih ada, ibunya selalu memberikan sebagian dari rezeki yang ia peroleh. Maka pendapatan dari cafe yang ia punya sebagian akan Reza berikan kepada yang membutuhkan.
"Uang nya kok dimasukin ke amplop sih Ibu?" Tanya Reza kecil kepada Ibunya.
"Iya sayang, Ibu mau memberikan sebagian keuntungan kita kepada saudara kita yang membutuhkan." Jelas Ibunya.
"Emang harus ya Ibu?"
"Gaada salahnya berbuat baik kan? Malah akan mendapat pahala yang berlipat-lipat dari Allah, Jangan lupa sayang kita harus perbanyak amal kita untuk diakhirat bukan hanya mengejar urusan dunia tapi harus seimbang antara dunia dan akhirat."
Reza menangis jika mengingat itu dulu disaat umurnya masih kecil ia selalu mendapat kasih sayang dari ibunya.