Unsur intrinsik kekecewaan hati yang dialami oleh Reza, ia harus melihat pengkhianatan cinta dari seorang ayahnya dan juga dari kekasihnya. Bagaimana kah Reza melalui semua itu?
Mencintaimu seperti ku terbius dosis Untuk menghilangkan virus Namun ini penyakit yang tidak ada obatnya kecuali berujung patah hati dan kecewa. Namun ku percaya dengan perasaan yang jujur apa adanya Akan menghasilkan sebuah cerita bahagia Antara aku kau dan menjadi cerita kita Mari bersama kita rajut benang cinta yang tak kan pernah habisnya Seberapa banyak pun dipotong ia tetap bertahan.
Pagi Itu dirumah Pak Irwan mereka sedang duduk bersama untuk sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas kesibukan mereka masing-masing.
"Gimana sekolah adek mu Denis?" Tanya Pak Irwan kepada Denis.
"Baik." Jawab Denis tidak respek dengan pertanyaan Ayahnya itu.
"Ayah pinta kamu selalu mengawasi dan menjaga saudaramu itu ya, kalian saudara, anak Ayah."
"Yahh.." bentak Denis sambil meletakkan sendok di meja makan dengan kuat serta membuat Ayah dan ibunya tersentak kaget. "Dia sudah besar bisa menjaga dirinya sendiri, kenapa sih Ayah selalu peduli dengannya, sementara aku yah... Aku yang selalu berada di dekat Ayah bukan dia." Denis langsung beranjak pergi menuju Sekolahnya.
"Denisss..." Teriak ibunya.
"Ayah gimana sih." Kata istrinya Ibu Siska. Pak Irwan hanya terdiam saja.
Hari ini adalah hari yang ditunggu dan akan menjadi hari yang terbaik bagi Reza, dimana tadi malam saat di telpon dengan Syasha ia akan menyampaikan sesuatu yang besar.
"Apa?" Tanya Syasha ingin tau.
"Besok aja ya, besok kusamperin kamu." Kata Reza.
"Yaudah deh."
"Sebelum tidur ikutin kata-kataku dulu ya." Pinta Reza.
"Kata-kata gimana?"
"Udah ikutin aja, oke?"
"Oke."
"Aku mulai ya." Kata Reza, Syasha diam menunggu.
"Akuuu..." kata Reza memulai.
"Akuu." Syasha mengikuti.
"Senang bisa dekat denganmu." Kata Reza, sebetulnya ia ingin bilang Aku menyukaimu namun ia urungkan.
"Senang bisa dekat denganmu." Lalu mereka tertawa.
Bel pertanda jam istirahat telah selesai pelajaran akan segera dimulai. Syasha berjalan bersama teman nya menuju kelas mereka, ketika Syasha tepat berada depan kelasnya seseorang memanggilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Syasha.." Teriak seseorang itu adalah Reza, Syasha menoleh kepada orang tersebut.
"Aku mau ngomong bentar." Pinta Reza.
"Apa?" Tanya Syasha. Reza melihat kekanan kekiri memperhatikan sekelilingnya, terlihat salah seorang temannya Syasha mengintip dibalik jendela ingin tahu apa yang terjadi. "Jangan ngintip." Kata Reza kepada kawannya Syasha tersebut, dan perempuan tersebut tersenyum dan menjauh.
"Aku mau bilang,...."
"Apaa?" Tanya Syasha makin penasaran.
"Akuu... Menyukai mu." Kata Reza, membuat Syasha mukanya menjadi merah dan langsung menutup mulutnya untuk tidak terlihat salah tingkah.
"Boleh?" Kata Reza, malah kata itu yang terucap seharusnya Reza bilang "Apa kau juga?" Namun malah kata itu yang terucap.
"Boleh." Kata Syasha. Lalu guru Bu Nita datang ingin masuk mengajar kedalam kelas Syasha.
"Ayok Syasha masuk, kelas mau dimulai." Kata Bu Nita, Syasha nurut dan masuk. "Reza gak masuk kekelasnya? Sudah bunyi bel loh." Tanya Bu Nita pada Reza.
"Iya Ibu ini saya masuk." Lalu Reza menyalami Ibu Nita dan masuk kedalam kelasnya.
★*★*★*★*★
Sebelumnya malam itu Denis mulai kembali melakukan komunikasi kepada Syahsa.
Kak Denis : Maafin kakak ya, belakangan ini kakak sibuk dengan tugas yang banyak.
Syasha : Iya kak, Syasha ngerti. Maafin Syasha juga kalau jadi ngeganggu kak Denis.
Kak Denis : Enggak kok, kakak malah senang.
Setelah selesai chat denga Kak Denis Syasha belum bisa tidur ia menge chat sahabatnya Bela.
Bela : Jadi kak Denis udah gacuek lagi sha?
Syasha : Enggak katanya kemarin dia banyak tugas.
Bela : Aku cuman nyaranin ya Sha ada dua cowok yang ngedeketin mu, dan kau jangan mempermainkan salah satu dari mereka.
Syasha : Siapa juga yang mempermainkan, aku kan cuman dekat dengan mereka.
Bela : Iya jangan kasih harapan jugalah Sha, hargai perasaan orang. Kalau ga suka bilang enggak. Aku sebagai sahabat mu cuman ingin yang terbaik buat sahabat ku.