May I have your Sign?

13 1 0
                                    

Dua hari berlalu dengan aku mencari Rangga dan meliriknya. Menikmati acaranya dan melirik Rangga. Makan dengan teman-temanku dan mencari Rangga dengan gerakan mataku yang menyeluruh.

Dan hal yang aku bingungkan, setelah kak Chelsy dekat sama cowok manis itu, Rangga sama kal Chelsy jarang keliatan barengan. Bahkan kayaknya bang Rangga juga temenan sama cewek cantik yang aku kenal waktu itu. Karna dia cantik sampe terkenal ke sekolahku yang Negeri.

Dia sekolah di sekolah yang kami tempatin ini. Ya, aku pernah bilang kalo sekolah ini tuh dikenal banget sama masyarakat Kotaku.

Aku paham kenapa dia terkenal, dan kurasa kalian juga paham. Apa ada cowok yang mau lihat orang yang jelek kayak aku?

Semakin larut malam, ini malam terakhir kami. Aku gak sabar buat tidur.

Tapi aku tarik kata-kataku karna ternyata menjelang tengah malam ada musik besar dan orang-orang kumpul buat nari bareng di aula besar yang penuh orang ini.

Awalnya aku ngerasa ini malu-maluin banget! Tapi aku lihat Rangga lagi nari dan lompat bareng teman-temannya dan mereka keliatan semangat banget. Aku naik ke tribun penonton buat lihat dia yang lagi senang banget itu.

Kalian tau rasanya saat menyukai seseorang?

Entah kenapa aku senyum lihat Rangga yang lagi ketawa dan lompat bareng teman-temannya yang agak gila juga. Sialnya aku hampir ketahuan sama temannya. Aku pura-pura lihat ke arah lain, dan lagi-lagi aku kelihat cowok kemeja hitam itu, tapi malam itu dia pakai kaus hitam.

Kenapa dia terus pake yang hitam sih? Apa emang dia yang mencolok atau aku yang aneh terus lihat cowok itu.

Dia lagi asik sama temannya juga, sementara aku masih lipat tangan di tribun. Temanku tarik tanganku ke bawah dan ajak aku buat nari. Sialnya aku mudah dibujuk dan aku tenggelam di musik yang kuat itu. Setelah malam itu aku malu karna malam itu aku menggila.

Beneran gatau malu.

Tapi aku bisa lihat senyumnya yang gak tanggung-tanggung sampai jam 3 pagi. Karna setelah itu kami disuruh mandi.

Malam itu kenangan banget. Aku baru pertama kali ngerasain hal yang besar kayak gitu.

Kau merasa sangat senang karna kau tak lagi sendiri, meski hanya sebentar saja.

Keesokan harinya, hari terakhir kami. Kami minta tanda tangan di syal kami buat kenangan, bahkan ada yang sampai di baju.

Aku cari dimana Rangga, aku duduk di tribun penonton buat cari dia. Aku bahkan ke gedung SMA, tempat kamar cowok selama 3 hari ini, tapi hasilnya nihil.

Aku gerbang dan balik lagi ke aula, cari lagi dari tribun. Sampai aku lihat Rangga lagi jalan sama Chelsy di koridor depan aula.

Aku lari keluar aula buat cari waktu mau minta tanda tangan dia, tapi dia lagi berdua sama Chelsy. Aku beneran natap dia dari jauh dan waktu kak Chelsy pergi, Rangga gabung sama teman-temannya.

Aku kecewa banget karna aku masih belum berani minta tanda tangan dia. Kenapa aku harus malu dan mendam semua?

Aku terdiam lihat cewek cantik yang terkenal itu gabung gitu aja di geng Rangga. Aku kecewa, apa ada yang mau lihat cewek pendek, gendut, hitam dan keriting kayak aku?

"Permisi kak,"

Suara yang kedengaran dari sampingku itu buat aku sadar. Aku langsung noleh agak keatas dan waktu itu aku tahu kalo itu si cowok kemeja hitam yang waktu itu lagi pake baju merah.

Aku senyum dan jawab "iya"

"Aku boleh minta tanda tangannya ga?" Tanya dia. Sambil nunjukin syalnya.

Gak kaya yang lain yang alas tanda tangannya tangan atau tembok, dia suruh aku tanda tangan di punggungnya, ngebuat dia harus bungkuk banget secara aku pendek.

Aku sekilas lihat ke syal dia, kenapa dia panggil aku kak kalo dia syal biru? Apa dia salah dikasih warna?

Aku tulis namaku dibawah tanda tanganku, tapi aku benar-benar nyesal.

"Makasih..."

"Iya, sama-sama." Aku gak tau kenapa aku lari gitu aja.

Itu hal yang aku sesali. Aku mengabaikannya.

Aku ngerasa bodoh, karna sekarang aku nyari-nyari setidaknya namanya. Aku ngerasa bodoh karna aku gak minta tanda tangan dia juga.

Aku malah lari ke Rangga yang hasilnya nihil, aku tetap gak berani minta tanda tangan dia.

Apa kita memang buta saat menyukai seseorang?

Dan itu kali terakhir yang kuingat tentang pria tak dikenal itu.

Akankah masa depan berubah jika aku tak mengabaikannya?


-The Theories of Love-

Love Theory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang