*5*

307 22 0
                                    

Jam 12 siang, Ray masih berada di kampus, hal ini di sebabkan jadwalnya yang penuh. Dulu, Ray akan sangat betah berada di kampus, bahkan sampai sore. Namun sekarang berbeda,Ray ingin selalu berada di apartemen miliknya. Itu karena Asha. Gadis yang telah membuat Ray merasakan jatuh cinta.

Tepat jam 1 siang, kuliah Ray selesai. Dia langsung menuju ke sekolah miliknya, yang merupakan tempat Asha bersekolah. Biasanya dia sering mengajak Kelvin, Yudha, dan Gio kesini. Dan nongkrong di warung langganan mereka. Tapi kali ini dia sendirian.

Begitu sampai di depan sekolah, satpam langsung membuka gerbang dan Ray segera masuk dan memarkirkan mobilnya. Jam pulang masih satu jam lagi. Ray memilih duduk di taman dekat kelas Asha. Dulu, kelas ini jugalah yang di tempati oleh Ray saat kelas 3 SMA.

Ray hanya duduk diam sambil memperhatikan keadaan sekitar. Sebenarnya bisa saja dia menunggu di ruangan miliknya di sini, namun dia malas. Ray juga melihat beberapa siswa yang lewat di dekatnya, mungkin saja dari wc.

***

Bel pulang sudah di bunyikan. Dan Ray langsung menuju ke kelas Asha. Berdiri di dekat pintu kelasnya.

Siswa siswi berhamburan keluar dari kelas, segera menuju parkiran mengambil kendaraan mereka, lalu pulang. Ada juga beberapa yang memilih naik kendaraan umum.

"Loh kakak?."

Ray tersenyum. Itu Asha.

"Ayok pulang." ucap Ray sambil merangkul pundak Asha yang sudah berada di sampingnya.

"Kakak kapan nyampe disini?."

"Udah satu jam yang lalu. Udah ah. Pulang aja yuk."

"Iya."

Ray segera menggandeng Asha, berjalan menuju mobil yang berada di parkiran, lalu segera pulang.

Di rumah, setelah berganti baju, Asha segera menuju dapur, dan berencana akan memasak untuk makan siang sekaligus untuk makan malam nanti.
Sedangkan Ray, lelaki itu memilih tidur siang.

Selesai memasak, Asha segera menuju ke kamar Ray, membangunkannya dan mengajak makan bersama. Tapi baru saja dia ingin membuka pintu kamar Ray yang tidak tertutup rapat, Asha mendengar suara Ray sedang berbicara dengan seseorang.

"Tetap awasi cewek itu! Jangan sampai dia mengikuti saya dan Asha!."

Asha melihat Ray melemparkan ponsel miliknya dengan kesal ke atas tempat tidur. Cewek? Siapa? Apa yang terjadi? Tak ingin larut dalam pikirannya, Asha memasuki kamar Ray perlahan.

"Kakak.."

"Udah selesai kamu masaknya? Aku lapar."

"Udah kok. Ayok makan."

"Iya."

***
Malam, jam 8. Setelah belajar, Asha menghampiri Ray yang sedang bermain game di ruang keluarga.

"Kak." panggil Asha pada Ray yang sibuk dengan gamenya.

"Kenapa sayang?." sahut Ray tak mengalihkan pandangannya dari layar hp.

"Aku mau nanya, tadi kakak nelfon siapa? Terus, cewek yang di telfon itu tadi, siapa kak?."

"Oh iya. Aku lupa kasih tau."

"Udahan dulu main gamenya kak. Kita lagi ngomong serius ini loh."

"Iya iya bawel."

"Jadi, siapa?."

"Dia, cewek itu, satu kampus sama aku. Sejak masuk kuliah, sampai sekarang, dia sering deketin aku. Cewek agresif. Aku gak suka. Kakaknya juga gitu. Dia hanya cewek pengganggu yang kehadirannya aku benci."

"Terus?"

"Dia belum tau kalau aku udah punya kamu. Dan sampai sekarang masih kegatelan. Aku gak mau dia sampai tau sama kamu, takutnya dia kasar ke kamu."

"Jadi aku harus gimana kak?."

"Kamu tenang aja. Aku gak akan biarin dia nyentuh kamu, walaupun itu seujung jari. Kalau dia sampai bikin kamu terluka, aku pastikan dia akan menderita."

"Kakak bunuh?."

"Enggak lah. Laporin polisi, penjara seumur hidup, haha."

"Kakak! Aku serius malah ketawa!."

"Aku beneran. Kalau sampai dia bikin kamu terluka, aku bakalan bikin dia menderita, bahkan lebih dari laporan ke polisi."

"Aku takut."

"Kamu ngga usah takut. Di sekolah, ada Rio sama temen temennya yang bakal jaga kamu juga. Keamanan di sekolah udah ketat. Ngga akan dibiarkan orang asing masuk ke sekolah. Bahkan ada daftar orang yang ngga boleh masuk ke dalam sekolah. Kalaupun ada keperluan, hanya boleh sampai gerbang."

"Kemanapun kita pergi, ada bodyguard aku yang ikutin kita. Cuma kamu aja yang ngga tau."

"Makanya, kamu tenang aja."

Asha hanya terdiam. Lalu memilih menyandarkan badannya pada badan Ray. Tak lama, Asha tertidur.

"Duh.. Baru juga selesai ngomong panjang panjang udah di tinggal tidur." ucap Ray sambil terkekeh. Lalu menggendong Asha menuju ke kamarnya.

***

"Grace! Kamu kenapa sih masih ngejar Ray! Aku disini udah setia nungguin kamu, bahkan udah hampir 3 tahun!." teriak seorang pria berwajah tampan bernama Sakha pada Grace.

"Udahlah Ka! Aku udah bilang berapa kali ke kamu, aku tuh gak suka sama kamu! Ngerti kan! Jangan ganggu aku lagi!."

"Kapan sih kamu sadar! Sadar Grace! Ray itu gak suka kamu!."

"Tau apa kamu ha! Udah sana! Jangan ganggu aku!."

"Grace, please kali ini aja, dengerin aku."

"Enggak Sakha! Kalau aku udah bilang enggak, jangan di bantah lagi!."

Sakha mengehela nafasnya kasar. Begitu sulitnya dia mendapatkan Grace. Dia sangat mencintai Grace, bahkan sejak mereka masih SMA. Namun, Grace tidak pernah sedikitpun menghargai perjuangannya. Sakha bertekad, dia akan membuat Grace mencintainya juga. Sakha juga tak tega sebenarnya melihat Grace yang setiap harinya selalu berusaha mendekati Ray, karena ingin membalaskan dendam sang kakak pada Ray.

***

Ada yang kangen ngga sama cerita ini? 😄
Ada yang bisa nebak cerita ini nantinya sad ending, atau happy ending?
Vote jangan lupa ya.. Buat moodbooster aku ❤

Posessive Ray! (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang