SEBELAS(Hari minggu)✔

89 41 9
                                    

Vote commentnya jangan lupa yaa💞 karena itu adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh penulis💞.

HAPPY READING💙

******

"Salah satu impian banyak orang. Yaitu, ingin memiliki sebuah keluarga yang harmonis dan dilengkapi dengan warna-warna kasih sayang."

~ Ayrin Davina Pramana ~

🐝🐝🐝

KRINGG KRINGG KRINGG

Ayrin mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya. Ia juga menarik kedua tangan dan kakinya bersamaan (ngulet). Setelah dirasa nyawanya terkumpul, Ayrin menyibak selimutnya dan beranjak dari tempat tidur, untuk berwudhu dan melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Tidak lupa ia mematikan alarm yang berbentuk burung.

Ayrin kembali segar setelah berwudhu. Ia segera menggelar sajadah dan mengenakan mukena, kemudian melaksanakan sholat subuh.

Setelah selesai dan menyimpan kembali alat sholatnya. Ia berjalan menuju balkon, membuka tirai jendela dan terlihat masih gelap cuacanya. Ya jelas, karena sekarang masih pukul 04.30. Ayrin membiarkan tirainya terbuka, agar saat mentari muncul, cahayanya bisa langsung masuk kedalam kamarnya.

Ayrin turun kebawah menuju dapur. Karena hari ini weekend, ia ingin membantu bundanya memasak.

"Pagi bunda," ucap Ayrin.

"Eh, pagi juga Ay," balas bunda. Ayrin mendekat dan langsung memeluk tubuh sang bunda.

"Bunda masak apa? Ayrin mau ikut bantuin bunda masak, sekalian Ayrin belajar. Boleh kan Bun?" Ayrin melepaskan pelukannya, ia membuka salah satu panci yang ada diatas kompor.

"Bunda masak sop ayam, ayam goreng, sama sambel andalan bunda. Boleh sini." Bunda Maira mengambil stok ayam mentah dari dalam kulkas, mencucinya hingga bersih, lalu dikasihkan ke putrinya. "Ini udah bunda cuci, kamu kasih bumbu ya."

"Oke bunda." Ayrin melaksanakan tugasnya, setelah selesai memberi bumbu pada ayamnya. Ia mengambil wajan, lalu menuangkan minyak secukupnya, kemudian memanaskannya di atas kompor elektrik.

Bunda Maira yang melihat putrinya cekatan dalam memasak, merasa senang dan bangga akan kemampuannya.

Ayrin menoleh menghadap bundanya. "Bunda kenapa senyum-senyum?"

"Ngga papa, bunda cuma seneng lihat kamu cekatan banget masaknya. Kayaknya berbakat jadi chef nih," ucap bunda.

"Bunda bisa aja. Tapi ay ngga kepikiran mau jadi chef, Ay mau jadi dokter. Doain ya Bun," pintanya.

"Ohh gitu, iya pasti bunda doain, sama dukung semua yang Ayrin ingin capai."

Ayrin memeluk bundanya, betapa sayangnya ia terhadap sosok bidadari yang dipelukannya ini. "Makasih bunda, ay sayang banget sama bunda."

"Udah pelukannya, tuh minyaknya udah panas. Goreng dulu ayamnya." Seraya melepas pelukan putrinya.

"Siap! Nyonya Pramana!" Ayrin berlagak hormat. Dan mereka tertawa bersama atas sikap Ayrin.

Ayrin segera menggoreng ayamnya, sedangkan sang bunda sedang membuat sambal. Rasa sambal yang dibuat oleh tangan bunda Maira sangat enak rasanya, tidak ada tandingannya sama sambal-sambal diluar sana.

Tak terasa sudah jam 06.00. Semua masakan sudah matang dan sudah tertata rapih diatas meja makan.

"Bunda, bangunin Anza dulu ya."

My AYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang