LIMA BELAS(Jawaban Ayrin)✔️

44 14 2
                                    

Vote commentnya jangan lupa yaa💞 karena itu adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh penulis💞.

HAPPY READING💙

******

"Semoga kita bisa menjalankan amanah dengan baik ya Zi," ucap Ayrin lirih.

"Iya cantik," jawab Zian dengan senyum manisnya.

🐝🐝🐝

"Gimana amanahnya Bu Dewi?" tanya Zian.

Ayrin diam, menimang-nimang tawarannya Bu Dewi. "Akuu-"

"Hmm?"

Belum selesai Ayrin menjawab, bel masuk telah berbunyi membuat mereka menghentikan pembicaraannya.

"Aku jawabnya nanti ya," ucap Ayrin.

"Kapan? Harus secepatnya dikonfirmasi ke Bu Dewi," ujar Zian.

Ayrin beranjak dari duduknya dan disusul Zian. Saat ini posisi mereka saling berhadapan. Jika dilihat dari pengamatan, tinggi Ayrin sangat berbanding terbalik dengan Zian. Tinggi Ayrin hanya sebatas dadanya, dan jangan lupakan postur tubuh Ayrin yang terlihat kecil. Lucu memang.

"Pulang sekolah. Nanti kita ketemu lagi di sini. Okee bye!" Ayrin berlari mengejar waktu, agar cepat sampai di kelas dan tidak terlambat. Saat sampai di koridor kelas XI IPA, ia melihat pak Ucup sedang berjalan menuju pintu kelasnya dengan jarak sepuluh meter. Melihat itu, Ayrin menambah kecepatan berlarinya agar sampai terlebih dahulu.

Huftt

Huftt

Huftt

Ayrin berhasil sampai duluan dibanding gurunya, dan ia langsung mendudukan dirinya dikursi. Decit kursi yang ditimbulkan Ayrin membuat Shania terkejut.

"Kenapa si Ay? Kaya lagi dikejar setan aja," tanya Shania.

"Bentar Shan, aku napas dulu." Ayrin masih mengatur napasnya.

"Tarik napas, terus buang pelan-pelan Ay," titah Shania.

Ayrin memejamkan matanya sejenak, menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

"Assalamualaikum wr.wb anak-anak, selamat siang."

"WaalIaikum salam pak, siang," jawab semuanya.

Pak Ucup—guru sejarah di kelas Ayrin meletakkan buku dan tasnya dimeja guru. Kegiatan wajib pertama yaitu absen, setelah lengkap, dilanjutkan pembelajaran.

Seperti guru sejarah pada umumnya, yaitu menerangkan materi terus menerus sampai bel tiba. Materi yang diterangkan bagaikan lagu pengantar tidur bagi siswa/i kelas XI Ipa 1. Banyak yang mengeluh bosan dan mengantuk. Begitu pula yang dirasakan Shania saat ini.

Shania meletakkan kepalanya di meja dengan posisinya menghadap dinding. "Gue ngantuk banget Ay, kapan selesainya sih," gumamnya. "Aaa, gue juga bosen anjir."

"Sstt, Shania diam." Ayrin menyenggol Shania dengan siku.

"Apaan si Ay, gue bentar lagi mati kebosanan ini. Jadi badmood kan gue, gara-gara si Ucup, noh!" Shania masih dalam keadaan yang sama.

"Shania saru, ngga boleh kaya gitu. Nanti kualat loh," tegur Ayrin.

"Bodoamat."

"Ish, dibilangin kok gitu," ucap Ayrin ikutan kesal.

"Iya Ay, iya. Nasib punya sahabat yang kelewat pinter bin rajin jadi gini, dinasehatin mulu bawaannya," jawab Shania dengan nada pelan untuk kata terakhir.

My AYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang