Latar waktu yang dipake adalah waktu Jennie-Felix masih kecil ya
Sidney, 22 maret 2007
Jennie berdiri di beranda balkon, wajahnya terlihat murung, hari ini ia tidak terlalu senang.
Felix juga berdiri di sana menatap kakaknya, tak lama dia beralih memperhatikan pohon tomat dalam pot yang mencuri perhatian Jennie sejak tadi. Felix terdiam.
Ada dua pot pohon tomat yang diletakkan di beranda balkon lantai dua itu, satu milik Jennie dan satu milik Felix, ada tulisan nama kepemilikan mereka berdua di masing-masing pot. Belakangan, Mama memang sengaja membelikan mereka berdua dua pohon tomat dalam pot, menyuruh Jennie dan Felix merawatnya nun sekaligus juga untuk mengajari kedua anaknya bagaimana cara merawat tanaman dan membiasakan mereka perduli pada lingkungan.
Mama juga berpesan, barang siapa yang berhasil merawat pohon tomat itu dengan baik sampai berbuah maka dia layak mendapatkan perhargaan. Mama akan memberikan mereka hadiah.
Dan benar, mereka berdua, Jennie dan Felix benar-benar merawat pohon tomat itu setiap hari. Jennie rutin menyiraminya setiap sore, dia selalu menunggu, berharap pohon itu lekas berbuah.
Felix pun sama, meskipun dia berusia tujuh tahun, masih bingung dan tak terlalu mengerti, dia tetap mengikuti apa yang Jennie lakukan, yang Felix tahu, Jennie bahagia melakukannya jadi Felix akan bahagia juga melakukannya.
Hal yang paling Felix ingat adalah.
"Felix, ayo besarkan pohon kita sama-sama, kau bisa dapat hadiah kalau pohonmu berbuah dan aku juga akan dapat hadiah kalau pohonku berbuah."
Anak laki-laki itu tak banyak bicara namun mengangguk tanda mengerti. Felix selalu menuruti kata-kata Jennie, dia sayang pada Jennie, apapun yang kakak perempuannya katakan maka dia akan lakukan. Jennie yang pintar dan banyak prestasi adalah panutan Felix yang manis.
Meskipun Felix jarang bicara, biasanya dia akan menujukkan rasa sayangnya pada Jennie dengan sikapnya yang penurut.
Felix tak pernah punya teman, jadi mereka berdua selalu bermain bersama, menghabiskan banyak waktu di rumah, Jennie selalu menemani Felix dan berbagi kisah lucu dengan adiknya, meskipun Felix hanya berperan jadi pendengar tapi Jennie tetap suka bercerita dan menghibur adiknya, kadang Jae juga akan bergabung.
Karena semua itu, Felix bisa memahami Jennie, saat Jennie sedih, Felix juga akan sedih, contohnya seperti sekarang.
Felix menatap pohon dalam potnya lagi lalu berganti menatap pot tomat Jennie di sebelahnya, tak sepatah katapun terucap dari bibirnya, Felix mendongak, memperhatikan wajah Jennie yang murung, Felix adalah anak yang kritis, pelan-pelan dia mulai mengerti alasan kenapa Jennie terlihat sedih dan murung
Pohon tomat dalam pot itu memiliki tinggi yang sama, warna pot yang sama, diletakkan dalam tempat yang sama, hanya satu yang membedakan.
Pohon Felix berbuah sementara punya Jennie tidak.
Jennie sedih dan menangis.
Felix juga ikut menangis seperti Jennie, dia memeluk Jennie dan mengucapkan, "Jennie, jangan sedih, ya." tanpa pikir panjang anak kecil itu melepaskan pelukannya dari Jennie, dan entah datang darimana, tiba-tiba Felix mendapatkan ide, Felix berjalan mendekati pot buah tomat lalu berjongkok menarik kertas namanya yang tertempel di pot dan menempelkannya pada pot milik Jennie, hal yang sama turut Felix lakukan pada kertas nama Jennie yang ditukar ke pot tomat miliknya yang berbuah.
Anak itu rela tak mendapat hadiah, demi bisa menyenangkan kakaknya.
Jennie tertegun.
Felix tersenyum tulus, mengharap Jennie tersenyum, "Jennie, are you happy?"
Tapi yang terjadi bibir anak perempuan itu malah semakin bergetar dan menangis makin menjadi, kini bukan lagi tangis sedih yang terdengar, melainkan tangis haru.
***
"Apa ini untukku, Felix?" di depan pintu kamarnya, Jennie memandang Felix yang tampak mengemaskan dengan piyama Teddy Bear warna cokelat, Jennie beralih menatap gulungan kertas berhiaskan pita merah yang baru saja disodorkan Felix padanya.
Adik kecilnya menengadahkan kepala, mengangguk kalem.
"Boleh kubuka sekarang?"
Felix mengangguk sekali lagi dengan tatapan senyum.
Dengan penasaran, Jennie membukanya.
Ternyata isinya adalah sebuah gambar tangan, dibagian paling bawah kertas itu tertera coretan tangan familier yang sudah sangat Jennie kenal.
Jennie kakak terhebat di dunia
she is my superhero♡
Jennie ingin menangis karenanya, namun ditahan karena tak mau membuat adik kecilnya bingung dan salah paham kalau tiba-tiba melihat dia menangis, sebagai gantinya Jennie merentangkan tangan, minta pelukan, "Boleh Jennie minta peluk Felix?"
Tanpa banyak bicara, Felix menghambur ke pelukan Jennie, tak terucap apa-apa dalam pelukan itu, hening yang bicara.
Felix menyayangi Jennie sepenuh hati meskipun jarang terucap
KAMU SEDANG MEMBACA
Badoet - Hwang Hyunjin
Horor(Selesai)✔ 📌BUKU KETIGA Hwang Hyunjin sering melihat Badut itu setiap hari selepas pulang sekolah, badut itu selalu ada di jalanan, menghibur orang-orang atau bekerja mengiklankan sesuatu dengan membawa banner dari papan kayu dengan gayanya yang je...