Hmmm...
Kutukan ya? Dan sebuah puisi?
Berarti tak ada acara jalan-jalan hari ini.
Sudah lama juga aku tak mengasah tulisanku sendiri. Dulu ku sangat suka menulis puisi.
Puisi...Kutukan...
Let me tell a little poem...
About the curse of my job
*********
Epilogue
Duhai masa depan
Bagaimanakah akhir dari sebuah kisah yang tampak begitu indah ini?
Akankah dia akan menjadi bintang yang terus bersinar selamanya
Ataukah dia akan jatuh berkeping-keping bagai Icarus yang mencoba berharap?Duhai masa depan
Bagaimana rasanya memiliki perasaan?
Mereka di balik kisah tampak begitu indah bagai bintang di langit
Sekaligus tampak begitu rapuh bagai butiran saljuDuhai masa depan
Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Katanya rasanya seperti kue stroberi
Ada juga yang bilang rasanya menyakitkan bagai duri dalam dagingDuhai masa depan
Bagaimana rasanya ketika kau tahu akhir pilihanmu salah?Perasaan
Jatuh cinta
Bolehkah aku merasakannya?Ah...
Sesungguhnya tanpa bertanya pun aku sudah tahu jawabannyaNgomong-ngomong masa depan
Bagaimana rasanya mati?Akankah aku bisa tersenyum saat menghadapinya?
Akankah aku bisa pergi tanpa meninggalkan luka untuk mereka?Teruntuk masa depan
Terima kasih sudah memberiku kesempatan
Merasakan kutukan yang teramat manis ini*******
Fuck!
Sial mataku tanpa sadar basah lagi mengingat hari itu.
Seharusnya aku tak boleh mengingatnya lagi...
Atau ku juga berakhir sepertinya.
*******
Note:
Tema hari ini...
Puisi tentang kutukan
Tbh ini spoiler besar untuk next projectku (bahkan sebenarnya ku udah spoiler mulu sih wkwkwkwk)
KAMU SEDANG MEMBACA
DWC2020 : 30 Days View
RandomAh... Halo Tuanku. Anda memberiku tugas? Untuk menemanimu menyelesaikan kertas baru? Tiga puluh kisah harus diselesaikan huh? Baiklah...aku akan menemanimu. Kuharap kali ini kau benar-benar menyelesaikan tugasmu itu. Aku tak terima mengarungi kertas...