Unlucky

16 1 0
                                    

Kau alpha lagi Tuanku...

Dan sekarang terhitung sudah lima kali kamu alpha, bukannya begitu?

Hmm...tema kali ini ya?

Unlucky?

Siapa lagi yang paling apes dari seluruh OC mu  kalau bukan diriku sendiri

Seberapa apesnya diriku kamu tanya?

Saking apesnya aku sampai berharap kalau ku tak terlahir di tanganmu,  wahai Tuanku yang keparat.

**********

Gadis kecil itu tak pernah berharap mendapati kehidupannya berakhir seperti ini.

Seumur hidup ia hanya ingin hidup biasa-biasa saja. Sebagai penjaga perpustakaan seperti kakeknya. Menjalani hari-hari bahagia bersama sahabatnya dengan mengerjakan eksperimen eksperimen yang menyenangkan.

Ya hanya itu.

Sayangnya dari awal pun sebelum ia mendapatkan takdirnya, ia sudah tak beruntung.

Dewa satu persatu merebut apa yang ia miliki. Padahal apa yang ia punya itu sungguh tak ada istimewanya dibandingkan yang dimiliki orang lain.

Kehilangan pertama adalah ia harus kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan tepat di hari ulang tahunnya yang keenam. Ia berusaha berpikir positif percaya pada kakeknya kalau kedua orang tuanya pergi jauh untuk menggapai bintang untuknya.

Kehilangan kedua ia harus kehilangan masa damai di tanah tempatnya tinggal sekarang. Kedamaian berubah menjadi perang. Kerajaan mulai mengumpulkan orang-orang untuk dijadikan tentara.

Dan setelah itu ia harus kehilangan untuk ketiga kalinya. Kehilangan untuk sementara. Karena sahabatnya satu-satunya, temannya yang ia ajak bermimpi direngut darinya untuk memenuhi tugas kerajaan. Menjadi tentara. Bertarung di garis depan.

Untuk sementara gadis kecil itu sedikit diberi kebahagiaan. Ia mendapatkan teman baru. Teman baru yang juga sangat menyukai buku seperti dirinya. Mengajarinya banyak hal karena teman barunya begitu dewasa.

Namun teman baru yang ia kira adalah sebuah kebahagiaan adalah sebuah tombol yang akan mencuri seluruh yang ia miliki.

Sang teman baru harus mati karena salahnya. Bukan hanya sekedar mati. Eksistensinya menghilang karena mencoba melindunginya. Melindunginya yang seharusnya dihilangkan untuk sebuah hal yang tak masuk akal. Karena teman barunya adalah seorang pelayan Dewa.

Itulah kehilangannya yang keempat. Ia kehilangan teman barunya. Bahkan ia takkan bisa menemukan satupun kenangan sahabat barunya itu di dunia ini. Dewa menghapusnya dari dunia ini.

Menggantikannya.

Karena sahabat barunya hilang, ia pun harus menggantikannya. Sebagai pelayan dewa.

Itulah kehilangannya yang kelima. Kehilangan statusnya sebagai manusia.

Kehilangan kelima itu berakhir beruntun. Tak hanya kehilangan statusnya sebagai manusia, keberadaannya pun dihapus dari memori orang-orang yang ia kenal. Termasuk kakek dan sahabat-sahabatnya. Itulah kehilangannya yang keenam.

Dirinya dicoret dari tokoh utama kisahnya sendiri dengan menjadi pelayan dewa pencipta banyak dimensi.

Sebagai pelayan dewa pun juga berakhir dengan kehilangan beruntun. Ia kehilangan kebebasannya sebagai manusia. Kehilangan kebebasannya untuk berekspresi dan kehilangan kehidupannya untuk menjalani hidup tanpa langsung tahu apa yang terjadi kedepannya.

Hidupnya yang penuh spoiler akibat menjadi pelayan dewa membuatnya kehilangan rasa penasaran akan kehidupan.

Sudah berapakah ketidakberuntungannya? Oh sembilan.

Ingatkah kalian kehilangannya yang ketiga? Kehilangan sementaranya yang ia kira bisa ia rebut kembali? Ya, itu menjadi kehilangan yang paling tragis di hidupnya.

Kehilangan yang kalau saja ia tidak kehilangan kebebasannya, ia pasti bisa mempertahankan apa yang ia miliki.

Ia yang sebagai pelayan dewa telah mengetahui masa depan sahabatnya itu, harus menyaksikan semuanya di depan matanya. Menyaksikan bagaimana sahabatnya mati dihujani peluru di depan matanya. Tanpa bisa ia selamatkan karena eksistensinya sebagai 'sahabat' temannya itu telah terhapus dari ingatannya.

Ah... Kehilangan itu mengingatkannya akan kehilangan ke...oh...sebut saja kehilangan kesepuluh miliknya. Ia harus menyaksikan kakeknya mati terpanggang di perpustakaannya karena perang.

Hanya bisa menyaksikan tanpa bisa menolong.

Hukumannya sebagai pelayan dewa ini membuatnya ingin mati.

Sayangnya ia masih belum beruntung.

Bahkan ia pun kehilangan haknya untuk mati.

Sungguh tidak beruntungnya gadis kecil ini...

.
.
.
.
.

Tidak...

Sungguh tak beruntungnya diriku bukannya begitu?

**********
Note :

Tema hari ini....

Unlucky Protagonis

Yep bolong lagi wkwkwkwk///run


DWC2020 : 30 Days View Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang