Warmth

3.1K 436 35
                                    

"Ini kunci motornya." Naruto memberikan kunci motornya pada seorang teman yang sudah membeli motornya, bahkan sudah mentransferkan uangnya kemarin.

"Terima kasih Naruto." Ia menepuk bahu sobatnya itu. "langsung ku bawa ya, aku buru-buru."

Naruto mengangguk, kemudian menutup kembali pintu apartmentnya.

Ia duduk di depan meja kecil sambil memegang telepon rumahnya untuk menelepon sang pemilik baru apartmentnya "Halo."

"Ya?" Ujar suara di seberang telepon.

"Aku izin untuk tinggal semalam lagi di apartment, tidak usah khawatir aku akan bereskan semua barangku. Besok pagi-pagi sekali aku sudah akan pergi." Ujar Naruto, bagaimanapun apartment ini sudah bukan miliknya lagi.

"Oh iya tidak apa-apa, besok sore aku baru kesana. Kunci nya titipkan ditetangga sebelah saja ya." Pesan orang diseberang telepon.

"Baiklah." Ujar Naruto sebelum menutup panggilanya.

Selama seminggu ini ia sibuk menjual ini dan itu. Apartment, motor, beberapa barang elektronik seperti TV, kulkas, AC, dan hal lainya yang ia punya agar dapat memenuhi biaya yang harus ia bayarkan. Bahkan ia menjual ponselnya kemarin, dan ia sudah membayarkan separuh biaya sekolah sepak bola nya, beruntung mereka memberikan kelonggaran untuk sisa biayanya bisa dibayar di Tokyo nanti. Ia akan memutar otak untuk bisa membayar sisanya nanti.

Sekarang yang harus ia lakukan adalah membereskan apartment ini, agar besok bisa ditempati pemilik baru. Ia harus segera mulai membersihkan apartment yang sudah nyaris kosong ini.

TOK TOK

Suara ketukan dipintu membuyarkan lamunanya.

"Hinata?" Begitu membuka pintu, ia mendapati kekasihnya berdiri di depan pintu.

"Naruto-kun, kenapa ponselnya tidak aktif? Kau sibuk?" Hinata melihat kebalik punggung Naruto.

"Ah, iya maaf aku sedang sibuk merapikan apartment ku. Ayo masuk." Naruto membuka pintu apartmentnya lebih lebar agar Hinata bisa masuk, ia tidak perlu memberitahu kalau ponselnya sudah dijual kemarin.

Hinata melangkah masuk dan mendapati apartment itu sudah nyaris kosong, hanya tersisa beberapa perabot saja. Naruto benar-benar akan pergi besok. "barang-barangnya dipindah kemana Naruto-kun?"

"Sudah ku jual." Naruto kembali ke dapur dan mengambilkan segelas air untuk kekasihnya.

Hinata mengangguk, Naruto sudah bilang akan menjual beberapa barangnya. "bagaimana persiapanya?"

"Sudah selesai, hanya tinggal merapikan apartment saja dan besok pagi aku berangkat." Naruto memberikan segelas air itu pada kekasihnya.

Hinata menerima gelas itu sambil menghembuskan napas pelan. "aku bantu rapikan sisanya ya."

Naruto menepuk puncak kepala Hinata sambil tersenyum tipis. "bantu rapikan pakaianya saja, aku akan pindahkan barang-barang ini ke gudang belakang."

.
.

Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Naruto mengerahkan semua tenaganya untuk memasukan barang tersisa kedalam gudang dan Hinata membongkar seisi lemari Naruto dan memilah pakaian untuk dimasukan kedalam koper.

Suara debaman bersahut-sahutan dari arah gudang.

"Naruto-kun kau butuh bantuan?" Ujar Hinata dari dalam kamar, ia sudah menyelesaikan bagianya. Koper beserta isi nya sudah rapih.

"Tidak sayang, ini sudah selesai." Naruto mengunci pintu gudangnya dan mengelap keringat di keningnya. Ia kemudian melangkah ke kamar untuk menghampiri kekasihnya.

AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang