Goodbye

4K 483 114
                                    

Hinata memeluk pinggang Naruto erat, ia begitu kalut dan sedih karena akan berpisah besok. Padahal ia tidak ingin berpisah sekarang, biarkan ini jadi pengalaman pertamanya dengan pria pertama yang membuatnya jatuh cinta sedalam ini. Semua orang mengatakan bahwa ia begitu naif dan bodoh, tapi Naruto dia berbeda. "lakukanlah."

Naruto justru tersentak begitu Hinata memberinya izin. Membuat dadanya berdegup cepat hingga terasa sesak. "kau yakin hm?" Ia tidak ingin ada penyesalan begitu turun dari atas ranjang ini.

"Pastikan kau kembali suatu hari nanti." Hinata butuh janji yang bisa ia pegang hingga nanti mereka kembali bersama.

"Aku janji, akan kembali padamu." Naruto tidak pernah ragu, sejak awal Hinata adalah tempatnya kembali. Saat ini ia berpikir bahwa selamanya, hanya Hinata.

"Aku pegang janjimu." Hinata mengangguk pelan. Ia selalu percaya, selama ini Naruto tidak pernah membodohinya meski kata orang ia begitu lugu.

Naruto menyatukan keningnya dengan kening Hinata. "aku mencintaimu."

.

"Mhh." Hinata mengalihkan pandanganya dari Naruto. Pusat tubuhnya terasa begitu perih seiring dengan bagian tubuh Naruto yang mulai masuk memenuhi dirinya.

Naruto mengatur napasnya seraya mendorong masuk kejantanannya yang sudah setengah berada didalam Hinata, ia baru saja menembus sebuah penghalang yang adalah kegadisan Hinata. Akhirnya ia merenggutnya setelah tiga setengah tahun bersama.

"Aaa." Hinata meremat selimut yang menutupi tubuh mereka berdua sambil meringis pelan.

"Nghh." Naruto ikut mendesah kala merasakan kehangatan luar biasa melingkupi kejantanannya.

"S-sakit.." Hinata merintih pelan sambil mengusap air matanya.

"Maaf.." Naruto merengkuh punggung Hinata seraya menahan gerakan pinggulnya.

Hinata memeluk bahu Naruto sambil menatap langit-langit kamar ini. Ia menyatu dengan Naruto sekarang. Sesuatu yang ia jaga, telah ia berikan pada Naruto.

Naruto meletakan kepalanya diatas bantal disamping kepala Hinata, ia memejamkan mata seraya menahan gejolak dalam dirinya. Kejantananya terasa diremat lembut, rasanya hangat dan luar biasa sekali. Ia nyaris melenguh tadi.

Tak ada yang bicara sampai Hinata melepas pelukanya dibahu Naruto, ia malu sekali dan tentu saja rasanya sangat menyakitkan dibawah sana.

Naruto mengangkat kepalanya dan kembali mengecup bibir Hinata "bolehkah aku bergerak?"

Hinata mengangguk sambil memejamkan matanya. Ia mendesis kala Naruto benar-benar menarik separuh kejantanannya keluar.

Naruto bernapas berat sambil menggerakan pinggulnya pelan.

Ranjangnya mulai berderit pelan dan suara basah penyatuan dibawah sana menjadi alunan lembut yang menghantarkan mereka berdua ke batas kesadaran yang seharusnya.

Hinata mendesah pelan sekali, keningnya berkerut, menahan gejolak aneh yang memenuhi dirinya. Sesuatu dalam tubuhnya mendesak masuk begitu dalam hingga rasanya aneh sekali.

Naruto memejamkan mata sambil melebarkan paha Hinata ia mempercepat gerakan pinggulnya.

Desahan dan geraman lembut terus keluar dari bibir keduanya, keringat bercucuran dari tubuh telanjang mereka berdua, selimut yang menutupi tubuh mereka tersingkap hingga ke pinggang menutupi penyatuan dibawah pinggul sang pria.

Hinata menatap wajah kekasihnya yang berada tepat diatasnya, sedang sibuk dengan gerakan pinggulnya. Ini kali pertama untuk mereka berdua, melihat satu sama lain dari sudut pandang ini.

AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang