[BIASAKAN UNTUK VOTTMEN CERITA TERLEBIH DAHULU!]
Aland heran melihat mamanya duduk di sofa sambil membaca majalah. Aland ingin menghampirinya, menemani mamahnya dan bercerita kegiatan hari ini di sekolahnya. Tapi, seketika niatnya urung Aland cepat cepat melangkahkan kakinya ke kamar.
"Aland."
Aland menoleh mendengar suara mamanya memanggil namanya dan melihat mamanya mulai berdiri dan menghampiri Aland.
"Tadi papa kamu telepon, katanya dia ada urusan di luar kota."
"Kapan pulang?" tanya Aland masih bersikap biasa saja.
"Belum tau, tapi untuk Beberapa hari kedepan mama sama kakak kamu bakal nemenin kamu di rumah." ujar mamanya.
Sebenarnya Aland senang mendengarnya ketika mamanya dan kakaknya akan menemaninya di rumah. Namun, Aland tak mengungkapkan perasaan itu. Ada baiknya diam lebih baik ketimbang berbicara.
"Aland udah gede gak perlu ditemenin."
Mamanya tersenyum, "Bagi mama kamu sama Reza tetap malaikat kecil untuk mama."
"Mending kamu makan, mama udah buatin kamu nasi goreng." ujarnya lagi.
"Aland mau ke kamar, ma."
"Kalau gitu abis ganti baju kamu makan ya. Kita makan sama sama." Aland yang semula ingin pergi menjadi tertegun mendengar ucapan mamanya.
Setahun lalu, keluarganya masih baik baik saja.
Aland merindukan keluarganya yang dulu, keluarga yang selalu ia rindukan untuk tempat berpulang.********
Keadaan kelas XII IPA 1 benar benar ribut. Luthfi sudah sejak tadi menyuruh teman temannya untuk diam dan mengerjakan soal yang ada di papan tulis, tetapu tetap saja tak ada yang mendengarkan dan menimbulkan percakapan percakapan yang membuat seisi kelas makin gaduh. Meski Luthfi mati matian menyuruh mereka untuk tetap tenang, mereka akan terus membandel dan kembali ribut seperti semula.
Kelas semakin ramai ketika pengurus kelas ikut ikutan berteriak untuk menenangkan kelas mereka. Namun lain halnya dengan Athala, ia sibuk menulis soal di papan tulis yang diberikan oleh bu Darni.
"Lo ngapain sih?" Velya bertanya pada Citra yang sedang memegang uang banyak.
"Biasa tukang Rentenir lagi sibuk ngitung uang." ujar Dewa tertawa.
"Eh, Dewa! Bayar uang kas lo dari bulan kemaren bolong nih!" kata Citra menunjukkan buku pada Dewa.
"Iye entar gue bayar! Berapa sih cuman? Paling juga gak seberapa." ujar Dewa.
"Banyak gaya lo, padahal lagi kere." ujar Velya.
"Bayar lo sekarang empat belas ribu, cepet!" titah Citra.
"Korupsi uang lo ya Cit? Banyak banget." ujar Dewa.
"Lo gak mampu bayar uang kas empat belas ribu doang? Katanya anak sultan." kata Velya.
"Mana sini uangnya, Mau bayar gak?"
Iya iya, sabar dikit kek." Dewa merogoh kantong saku celananya dan mengeluarkan uang berjumlah empat ribu.
"Empat ribu doang?" tanya Citra heran.
"Iye segitu dulu gue bayar entar gue bayar lagi besok."
"Dasar cowok!"
"Palingan juga uangnya buat beli rokok, cowok kan gitu." kata Velya menimpali.
"Berarti cowok lo juga ngerokok dong?" Tanya Citra.
![](https://img.wattpad.com/cover/186614470-288-k71362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan [Proses Revisi]
Teen Fiction----------------------------------------------------------------- [Tahap revisi] Diawali pertemuan yang konyol. Agisha kira, menolong cowok yang hampir sekarat di tengah jalan saat itu tidak akan berdampak apapun pada hidupnya. Namun, dugaannya sala...