Semua orang pasti akan berubah,mereka belajar dari masa lalu dan mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Shera pergi ke toilet untuk mencuci muka,ia masih memikirkan siapa penggemar rahasianya.Tidak ada yang tahu dia Wibu kecuali satu orang di kelasnya atau ada sesuatu yang dia ingat tapi lupa?.Yang Shera pikirkan tidak mungkin orang itu memberikannya mengingat seberapa jauh mereka sekarang karena kesalahan di masa lalu.
Ia jadi mengingat dulu bang Sean selalu menemaninya kemanapun dia pergi karena takut Shera di buli atau di godain banyak cowo.
"Coba aja bang Sean disini,coba aja dulu gue percaya sama dia bang Sean pasti ga akan pergi.Ini semua salah gue!" Teriaknya frustasi di depan kaca toilet.
Sedangkan di luar ada Ghevan yang sedang berjalan dari toilet laki-laki
Saat melewati toilet cewe ia mendengar
seseorang berteriak.Jelas dong Ghevan gatau itu Shera yang teriak,karena gadis itu tak pernah bicara sepatah kata pun."Sean? Siapa yang tereak - tereak dalam toilet sih!Au ah serem ke kelas aja gue" ujarnya sambil bergidik ngeri lalu berlari menuju kelas
Shera keluar dengan mata sembap,kemudian ia berjalan ke meja piket meminta izin untuk pulang karena merasa dirinya tidak enak badan.Ia segera pergi ke kelas untuk mengambil tasnya lalu bersalaman ke pa Budi.Ia menyodorkan kertas surat izin pulang karena sakit.
"Oh Shera sakit ?ya sudah cepat sembuh ya!" Ucap pa Budi sambil mengelus kepala Shera
Shera mengangguk lalu berjalan keluar kelas dengan langkah gontai,dia belum makan siang mungkin maghnya kambuh.Di meja lain seseorang menatap Shera iba tapi dia tidak bisa membantu apapun karena merasa bersalah kepada gadis itu.Ia juga tidak berani menampakan wajahnya di depan Shera.
Sampai di parkiran ia merasa kepalanya pusing tiba-tiba,saat Shera akan jatuh seseorang menangkapnya,dia Devano yang mengikuti Shera sedari tadi.Devano membawa Shera ke UKS dan memanggil PMR untuk memeriksanya kebetulan yang jaga sekarang itu Reina.Reina terkejut mendapati Devano dan Shera yang pingsan.
"Lo ngapain dia no?"tanya Reina curigaa
"Dia pingsan di parkiran"ucapnya lalu pergi
"Gue gatau masalah kalian dulu kenapa" Gumam Reina yang masih di dengar oleh Devano
"Bukan urusan lo na" gumam Devano di luar UKS yang masih di dengar Reina
Reina menghubungi Ghevan untuk memberitahu Shera berada di UKS karena pingsan.Ghevan bilang setelah bel pulang bunyi dia akan menengok Shera ke UKS.
"Shera lo udah sadar?nih minum dulu tehnya masih anget" ucap Reina.
Shera meminum tehnya hingga habis sepertinya gadis itu sangat kehausan.Reina tersenyum melihatnya."Lo begadang ya pas malem,keliatannya lo kecapean,lo punya magh kan belum makan siang kan mending lo makan dulu yaa"ucap Reina panjang lebar
"Lo jangan lupa pulang sekolah minum obat ya"
Shera alergi obat jadi dia hanya mengangguk pasrah saja."Sekolah udah nelfon keluarga lo karena tadi lo mimisan,gue udah bersihin darah lo kok.Lo tunggu disini gue mau ketoilet dulu ya" pamit Reina
Mendengar Reina mengucapkan tentang keluarganya membuat Shera menjadi sendu,siapa yang akan peduli tidak akan ada yang peduli padanya.Shera bangun berjalan gontai keluar dari UKS matanya menatap Ghevan yang berjalan ke arahnya.Shera menebak Reina pasti memberitahu Ghevan dirinya di UKS.
"She lo udah rada mendingan?Biar gue yang anterin lo pulang ya?" Tawar Ghevan dengan tatapan memohon
Pemuda itu mencoba memapah Shera namun Shera menepis tangan Ghevan kasar.Cewe itu menggeleng menatap manik mata Ghevan lalu pergi ke parkiran dan menyalakan motornya.cewe itu sudah menghilang dari pandangan Ghevan.
Masih saja dingin pikir Ghevan wajahnya terlihat sendu.
"Loh Shera mana?" Tanya Reina bingung
"Ini Hp nya ketinggalan"sambungnya lagi
"Coba gue liat!" Ghevan antusias lalu mendekat pada gadis itu
"EH van kita bisa stalk hp dia biar tau masa lalunya, besok gue ke rumah lo deh!" Ucap Reina
"Bagus juga apa Shera ga marah?"
"Van kapan kita tau kalo kita diem terus nunggu Shera cerita sendiri? Buat ngomong satu kata doang tuh cewe ga pernah"
"Ko lo peduli sama dia?"
"Dia pernah nolongin gue pas gue di buly sama kakel waktu SMP,yang pernah gue ceritain itu ke lo inget ga?"
"Ohh yang dulu lo nyobain dandan cupu pas kelas 7 tapi malah kena buli wkwk"
"Iya anjir apes gue padahal gue cuman di kepang sama make kacamata doang buat drama SBK eh malah di kira cupu beneran,si Shera tiba-tiba liat gue dia langsung bohongin kakelnya kalo ada guru kesini,semuanya auto pada lari."
"Bedanya Shera yang dulu sama sekarang apa na?"
"Dia beda banget Van,dulu dia aktif banget ceria gitu walaupun rada judes tapi hatinya baik.Dia populer karena prestasinya banyak terus kakanya juga ganteng banget.Dia kalo kemana-mana suka berduaan sama kakanya,tapi gatau sekarang kakanya dimana"
Ghevan mangut-mangut
"Besok lo ke rumah gue ya,gue bakal stalk hp Shera"
"Tar malem gue nginep ke rumah lo gue udah kepo sama isinya!"
"Sip gue tunggu!"
Shera sudah sampai di apartemennya,sepertinya dia harus banyak beristirahat dan tidak boleh begadang.Gadis itu selalu saja mengerjakan tugas di waktu terakhir mengumpulkan padahal ia tidak boleh begadang apa lagi sampai pagi.Shera mengganti seragamnya lalu memasak mi campur telur untuk makan,maklum ya dia ga bisa masak jadi apapun harus serba instan yang penting kenyang atau dia akan makan di kafe.
Jika dia sedang tidak enak badan seperti ini,biasanya abangnya akan membelikan ia bubur lalu dibuatkan teh manis hangat,dan memijatnya.Namun segalanya berubah hanya dengan satu kesalahan fatal yang ia perbuat,abangnya entah dimana sekarang ataupun keadaannya ia pun tidak tau,keluarganya benar-benar tidak memberikan ia celah untuk mengetahui kondisi abangnya.Dia dihukum selama 2 tahun lebih seperti anak yang terbuang,apa lagi keluarganya tidak pernah peduli atupun mengabari dirinya sedikitpun,walaupun mereka masih memberikan ia fasilitas dan membebaskannya namun dia benar-benar merasa hukuman ini berat tapi dia pantas mendapatkannya.
Shera duduk di balkon kamarnya sambil menikmati mi dan segelas air putih. Ia memakannya sambil menonton anime kesukaannya di laptop.Dia benar-benar tak menyangka dirinya menjadi gadis yang introvert dan anti sosial padahal dulu ia gadis yang ceria dan banyak teman.
Segalanya pasti berubah ,semua orang akan berubah karena setiap orang melalui banyak perjalanan hidup yang manis maupun pahit dan mereka belajar dari masalalu untuk tak mengulangi kesalahan yang sama begitupun Shera ia sempat salah pergaulan karena mencintai satu orang yang bahkan tidak pernah mencintainya.
Hari sudah mulai gelap,Shera harus segera tidur awal agar besok ia bisa olahraga pagi,bagaimanapun tubuhnya tidak boleh kebanyakan rebahan di kasur karena itu tidak sehat.Tubuhnya butuh vitamin D/cahaya matahari saat pagi agar ia tidak mengalami penyakit musiman atau mental,misalnya saja orang yang suka moodyan karena musim hujan orang tersebut suka mengalami mood yang buruk seperti dalam kondisi merasa dirinya sangat menyedihkan dan dibenci banyak orang hingga ia mencoba bunuh diri.
Gadis itu merebahkan tubuhnya dikasur ia akan menyalakan alarm di hpnya agar tidak kesiangan,saat ia merogoh tasnya untuk mencari Iphonenya matanya membulat sempurna ia tidak menemukannya.gadis itu kalang kabut mencari disudut manapun namun hasilnya nihil bahkan saku di seragam sekolahnya sudah ia cek berkali-kali.Shera mengingat terakhir kali ia memegang Iphone nya saat di UKS mungkin ketinggalan disana.
"Ahh kenapa harus ketinggalan di UKS. Besok kan libur terus sekolah di tutup.O iya gue kan punya dua Iphone ngapain ribet.Tapi cuman di Iphone itu gue kalo tidur bisa liat muka abang." Ujarnya mengacak rambut kesal.
Shera kesal malam ini karena ia membuang-buang waktunya hanya untuk mencari Iphone yang ternyata tertinggal di UKS.Pasalnya sebelum tidur ia selalu menatap foto keluarganya dulu baru ia bisa tidur dengan tenang.Dengan wajah lesu ia kembali ke kasurnya dan menyalakan jam beker untuk membangunkannya esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
TSUNDERE
Teen FictionShera Quella Adeline,gadis misterius dengan masalalu yang kelam .ia sering dijuluki si Beku oleh teman sekolahnya karena sifatnya yang kaku dan cuek. Sherra suka ketenangan dan tidak suka membahas masa lalunya apalagi Cinta,ia lemah akan itu. Hingga...