Cerita Kedelapan || "Tukar Tambah"

4.7K 435 75
                                    

Cerita Kedelapan || Tukar Tambah





Naruto itu kere, bukan berarti keluarganya miskin, hanya saja uang bulanannya sangat menipis di pertengahan bulan. Sebab akibat dari check out belanja online selama karantina pandemi yang tidak terkendali.

Besok, grup band kesukaannya akan mengeluarkan album limited edition. Menurut berita, album itu hanya akan ada 50 buah yang memiliki kupon video call private dengan idola sesuai waktu yg di tentukan. Gila! Naruto harus mendapatkannya! Kapan lagi bisa video call dengan bias kesukaannya?

Tapi sayangnya, Naruto harus merasakan pahitnya dompet kering kerontang dan uang recehan. Jangankan membeli album limited edition, membeli mie ramen saja harus berfikir ulang. Lebih baik bersabar menunggu mama memasak dari pada harus kembali menipiskan dompetnya meski hanya 500 yen.
Album limited itu diberi harga fantastis! Seingat Naruto, harganya bisa mencapai 50.000 yen. Astaga, jahat sekali lintah-lintah itu menjual satu CD!

Ponsel Naruto berdering, sebuah panggilan video dari orang yang sangat ia kenal.

"Hallo, Sasuke!" Naruto melambaikan tangannya segera setelah wajah khas uchiha itu muncul di layar.

Sasuke tersenyum dari layar ponsel melihat wajah kekasih yang tak bisa ia temui langsung selama 4 bulan ini. Rindu sekali rasanya, ingin sekali Sasuke memeluk dan mencium bibir manis itu.

Terkutuklah flu brengsek dan mereka yang tak patuh aturan karantina! Berani sekali menjauhkan Sasuke dengan Naruto berbulan-bulan begini.

"Kenapa baru telfon?" Ucap Naruto manyun.

Astaga manis sekali, Sasuke gemas jadinya. "Baru beli kuota, sayang. Maaf ya.."

Naruto akhirnya mengangguk, memaklumi.

Percakapan mereka sangat lama, sesekali Naruto tertawa lepas, dan sesekali berteriak karena ulah jahil Sasuke yang suka menggoda itu. "Telfon Ita nii yuk!" Ucap Naruto tiba-tiba. Buat mood Sasuke turun saja.

"Gak ah, ganggu tau."

"Ihh kan kasihan, Ita nii pasti sendirian di kosannya, nanti kalau mati gak ketauan gimana?"

"Yeee kok nyumpahin kakak aku mati sih!"

"Astaga, bukan nyumpahin. Aku kan khawatir. Emang kamu enggak?"

"Yaudah, iya! Aku telfon nih!" Naruto akhirnya tersenyum puas, saat nama kontak Itachi tertera dilayar. Sasuke akhirnya menelfon Itachi.

Sasuke sendiri sudah turun moodnya, bukannya gak khawatir sama kakak sendiri, tapi gak suka kalau dia deket sama Naruto. Sasuke tau kalau kakaknya juga suka Naruto, kalau sampai ditikung kakak sendiri kan gak rela.

"Hai Sasuke, Naru chan!" Itachi tersenyum, matanya terhalang kacamata. Sepertinya Itachi baru selesai bekerja.

"Sibuk ya nii?"

"Baru selesai kok. Naru kangen ya sama nii chan?"

Iiihhh, mata genit Itachi berulah, berani sekali memberikan kedipan di depan pacarnya! Sasuke pemilik Naruto disini! Enak saja kedip-kedip mesum!

"Heh itu mata aku congkel ya sekali lagi ngedipin, Naruto!" Sasuke emosi.
"Santai dong, Sasuke. Gitu aja emosi." Itachi tersenyum penuh makna.

Sasuke mendelik sebal, ini dia yang Sasuje benci dari kakaknya.

"By the way, Naru chan mau beli CD limited grup band yang kamu suka itu gak? Katanya cuma 50 CD aja ya?" Ucap Itachi tiba-tiba.

Wajah Naruto berubah sedih, matanya menjadi merah seperti mau menangis. "Mau banget sebetulnya nii, tapi Naru kan missqueen. Uang dari mana coba? Minta mama juga gak mungkin dikasih." Suara Naruto memelas, berharap ada sedikit sumbangan dari kakak beradik Uchiha ini.

"Ya ampun, kasihan sekali Naru chan manisku ini." Kata Itachi, dari suaranya sih seperti prihatin, tapi Sasuke yakin kakaknya pasti sedang modus, tidak mungkin dia tiba-tiba bertanya album grup band kesukaan Naruto kalau tidak ada maksud tersembunyi kan?

Sialnya Sasuke juga kere sekarang, tidak bisa bantu Naruto, beli kuota saja baru bisa setelah bersujud pada ayahanda untuk memberi uang bulanan tambahan.

"Aku bisa bantu, Naru chan!" Nah kan. Pasti Itachi ada maunya ini.
"Serius nii?" Wajah sendu naruto berubah, senyum sumringahnya mekar.

"Tapi ada syaratnya!"

"Jangan aneh-aneh ya! Modus! dasar om-om gak tau diri!" Sasuke sudah diambang batas kesabaran sebetulnya, kalau mereka bukan di video call, sudah Sasuke tonjok itu muka keriput kakaknya.

"Apa syaratnya nii?" Kata Naruto , tak mempedulikan Sasuke yang sudah mengomel tak karuan di sana.

"Tukar tambah." Jawab Itachi singkat.

"Tapi Naru gak punya barang berharga, nii." Naruto kembali memasang wajah sedih. Tidak dengan Itachi yang masih tersenyum lebar.

"Putusin Sasuke, terus pacaran sama nii. Nanti nii beliin album limited itu buat naru chan!"

Gila.

Mata Naruto dan Sasuke membulat. "Brengsek! Pake otak ya kalau ngomong! Naruto gak bakal mau juga sama kamu! Iya kan Naruto?" Sasuke sungguh emosi, berani sekali dia, dasar kakak tidak tau diri"

"A..aku gak bisa nii, maaf ya.."

"Plus uang bulanan 25.000 yen" Itachi belum menyerah.

"Nii chan, Naru benar-benar--"

"Oke, aku tambah jadi 90.000 yen. Bagaimana?" Sial, Naruto meneguk ludahnya sendiri. Ini menggiurkan.. sangatttt menggiurkan!

"Naruto!" Teriakan Sasuke membuyarkan lamunan Naruto. Astaga, apa yang baru saja Naruto pikirkan?

"Dan-" Itachi tak berhenti disitu rupanya. "Dua dus Ramen ichiraku setiap bulan."

Naruto kembali meneguk ludahnya, 90.000 yen setiap bulan dari itachi, ditambah uang bulanan dari orang tuanya, plus dua dus ramen ichiraku setiap bulan, dan bonus CD limited edition.

"Oke" kata Naruto akhirnya. Kapan lagi ya kan? Hehe.

Itachi tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban Naruto.

"NARUTOOO!!!" Teriak Sasuke stress.

"Sasuke, aku sayang Sasuke, kalau sudah kaya raya, nanti tebus Naru dari Itachi nii ya!"

Sasuke melongo, ia bahkan tak mengerti apa yang baru saja terjadi.

.

.

End

Bawang BombaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang