"Stregone!"
"Stregone!"
Malam kelam tak berbulan. Bunga api meletup pelan kala induk api membumbung tinggi-- dengan semangat menghanguskan pondok kecil berbahan kayu.
Pagar-pagar peyot dengan beberapa bagian tertutup lempengan seng bergelombang. Coretan demi coretan penuh hinaan memenuhi lempengan seng itu dari sisi luar.
Tentu saja pelakunya adalah warga desa tak berotak. Warga desa yang berpikiran cetek dan kolot. Mereka membakar pondok kecil itu tanpa peduli penghuni di dalamnya akan mati atau tidak.
Ah-- sebenarnya memang itu tujuanya. Mereka ingin mengusir hama yang ada di desa mereka.
Pria muda itu mengkerut ketakutan. Atmosfer terasa berat dan penuh beban baginya. Pelipisnya semakin sakit kala teriakan itu menggaung dan mengoyak telinganya.
Seakan dengan teriakan itu akan membuatnya mati-- memang benar dan ia akan mati-- walau sejujurnya ia masih ingin menikmati hangatnya musim semi.
Ia berlari.
Menjauh dari pondok butut miliknya. Menelisik semakin dalam ke arah hutan. Tanpa peduli apa yang ada di depan sana menantinya. Entah ular cobra, anaconda atau apa pun yang menghuni hutan, ia harap tak seburuk yang ia pikirkan.
Mungkin ia akan berharap ada serigala baik hati yang akan mengerti dirinya dan menawarkan punggung berbulunya untuk ia tunggangi dan menembus kesisi lain hutan.
Tetapi, mana ada serigala yang bergengsi tinggi akan memberinya tunggangan. Tentu saja, hanya ada di khayalan pria muda itu.
Napasnya tertahan. Mata pria muda itu melotot. Sarat akan ketakutan dan ke-engganan saat melihat sosok hitam yang timbul tenggelam di depan matanya-- bergetar dan sedikit berpendar suram mengikuti irama jantungnya yang berdetak keras.
Ia bisa merasakan perutnya melilit panas. Sebelum ia menyadari, pemburu rusa yang mungkin sedang memasang jebakan untuk mangsanya, salah sasaran dan menembak dirinya. Peluru itu tepat tertanam di punggungnya.
Dan mata melotot itu masih menatap penuh keengganan pada makhluk didepanya.
Sosok hitam yang timbul tenggelam itu membuka mulutnya lebar-lebar tanpa takut akan pipinya yang sobek sampai ke bilah telinganya.
Sosok itu melahap pria muda itu yang teriakannya tenggelam sesaat dan kemudian hening melanda.
Hening. Keheningan itu memberi tekanan penuh beban pada bagian selatan hutan.
Kemudian sosok hitam itu menghilang. Hilang mengikuti hembusan angin musim dingin yang ikut menyapu keheningan penuh beban yang sempat bergelung bagai kabut.
Menyisakan jasad pria muda tanpa nyawa. Tanpa ruh. Tanpa kehidupan yang berarti.
Pria muda itu meninggal di hutan, karena tembakan yang salah sasaran oleh pemburu rusa.
🌐🌐🌐
KAMU SEDANG MEMBACA
Stregone's - I See Death [SEHUN EXO] [END]
FanfictionWilleon Calter dapat melihat. Melihat bayangan-banyangan pengantar manusia pada pangkuan tuhan. Bayangan yang menurut Willeon adalah malaikat maut. Bayangan hitam kelam yang melayang didekat manusia beberapa waktu sebelum mati. [COMPLETE] - FF EXO×B...