Chapter Enam

4.8K 473 36
                                    

Sasuke DKK punya Masashi Kishimoto. Sedangkan Naru-Chan punya Mitzu :v

Big Warning : Lapak Yaoi ( homophobia harap menjauh ), typo bertebaran, alur recehan, kata kata mutiara, mperg, dan masih banyak kekurangan lainnya.

Genre : Romance, Fantasi, dan drama

Pair : NaruX...?

Jangan lupa tinggalkan jejak...

Terimakasih... Selamat membaca!

"Toma tadi keren banget... Mommy benar-benar bangga banget sama Toma..."puji Naruto pada Toma ketika pulang sekolah dari sekolah vampire tadi.

Oh omong-omong... Si Sasuke telah menghilang ketika acara tersebut telah selesai. Entah kemana.... Mereka tidak peduli.

"Hm"jawab Toma singkat dengan wajah memerah. Ia senang. Tentu saja. Ia memang sangat senang dipuji. Apalagi oleh ibunya.

Beda Toma beda Menma. Menma... Dia terlihat iri dengan kemampuan si adik. Padahal dia kakaknya tapi kenapa ia tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh adiknya.

Menma menundukkan wajahnya karena sedih. Ia juga ingin dipuji oleh ibunya. Ia juga ingin di elus-elus kepalanya seperti Toma.

Ia tetap menundukkan kepalanya sampai...

Puk...

"Menma-kun juga keren tadi... Dia bisa mengeluarkan gigi taringnya tadi.... Benar begitu Toma-kun...?"ucap Naruto tersenyum manis sambil berjongkok di depan Menma sambil mengusap-usap kepala Menma membuat Menma blush.

"Ehmm... Aniki elen adi hihihi!"ucap Toma bersemangat untuk memperbaiki mood kakaknya.

( Translate : Aniki keren tadi! )

"E-enalkah...?"

"Hem... Kedua putra mommy memang pintar... Dan mommy bangga pada kalian!"

Menma mberebek ( mau nangis ). Naruto tersenyum lalu memeluk Menma.

"Mommy sayang sama kalian... Sampai kapanpun mommy akan tetap menyayangi kalian..."

"Hick... Hick... Hick... Enma uga ayang ommy~ hick... hick... hick"ucap Menma menangis tersedu-sedu di pelukan Naruto. Naruto hanya tersenyum dan membalas pelukan itu dan menenangkan Menma. Matanya beralih ke arah Toma yang hanya diam di sana.

"Toma sini!"ucap Naruto sambil mengarahkan tangannya ke arah Toma. Toma mengangguk-anggukan kepalanya mengerti lalu berjalan mendekati ibunya dan memeluknya.

"Oma ayang ama ommy~"

"Hm... Mommy juga..."

Mereka berpelukan layaknya Teletubbies tanpa menyadari seseorang yang menatap iri ke arah mereka.

"Ck!"

(‘◉⌓◉’)

"Tadaima..."ucap Naruto, Menma, dan Toma ketika mereka bertiga sampai di kos-kosan Naruto.

"Naruto kau sudah pul-----ang, NARUTO SIAPA MEREKA...?!"

"I-ibu...?"ucap Naruto ketakutan ketika melihat seorang wanita cantik berambut merah menatapnya tajam yang menjelma sebagai ibu kandungnya, Namikaze Kushina.

Sepertinya ibunya sudah dalam mode on. Akan sulit untuk membujuknya sekarang.

Terdengar bunyi 'Kretek-Kretek' yang berasal dari ibunya. Mereka bertiga menelan air ludah mereka secara paksa ketika mereka melihat sebuah 'Sutil' kayu yang di bawa wanita itu terbagi menjadi dua bagian.

'Padahal itu baru aku beli dua hari yang lalu... Sutil-chan'pikir Naruto sambil menangis anime.

'Hiii... Mengerikan!'pikir Menma dan Toma.

"Na-Ru-To je-las-kan!"ucap ibunya dengan nada patah-patah dan tajam.

"I-iya... Akan aku jelaskan... Ta-tapi biarkan mereka masuk kamar dulu ne..."

"Hm"

(〒﹏〒)

"Jelaskan NAMIKAZE NARUTO!"

"M-me-mereka... A-aku menemukan mereka ketika sepulang kerja..."

Kushina terdiam. Menunggu penjelasan putranya yang selanjutnya.

"Aku menemukan mereka ketika mereka masih menjadi bayi... Mereka diletakan didalam kotak paket. Dan kotak paket itu terletak di depan pintu kos-kosan ku. Aku pikir itu ibu dari ibu... Tapi ternyata aku salah. Paket itu dikirim tanpa nama dan ditujukan untuk ku... Jadi aku langsung membukanya ketika aku masuk ke kos-kosan ini"

"Lalu...?"

"Aku bertekat untuk merawat mereka. Tapi entah bagaimana dan mengapa... Mereka berubah menjadi bocah berusia lima tahun dalam waktu satu hari..."

"Kenapa kau tidak menghubungi polisi...?"

"Itu tidak mungkin bu... Masalahnya mereka berdua mirip denganku... Apa mungkin mereka akan percaya padaku...?"

Kushina menganggukan kepalanya paham. Lalu ia berdehem sedikit, menyengerai dan bertanya "Lalu lehermu kenapa..."

Naruto terdiam. Wajahnya memerah. Marah karena teringat siapa yang membuat lehernya menjadi seperti ini.

"Ini... Digigit... Serangga"ucap Naruto memelan dibagian akhir ucapannya. Ia berharap ibunya percaya dengan apa yang ia ucapkan.

Tapi ternyata ia salah.

Ibunya tak pernah percaya dengannya. Justru sekarang ibunya tersenyum sangat lebar dan aneh ke arahnya.

"Ah... Jangan bohong pada ibu Naru... Ibu tau bagaimana rasanya melakukan 'itu' untuk pertama kalinya. Jadi bagaimana apa sakit...? Dan dimana kalian melakukan 'itu'...? Apa disini...? Lalu apakah kamu puas dengan miliknya...?"

Naruto memerah. Ia paham betul arti kata yang diucapkan oleh ibunya itu. Ibunya itu sedang membahas tentang masalah orang dewasa.

"I-ibu... I-itu ti-tidak mungkin... La-lagipula disini... Ada anak kecil bu... Ba-bagaimana ibu bisa membahas hal semacam itu disini...."ucap Naruto lalh beranjak pergi. Malas meladeni 'topik' ibunya.

Meninggalkan ibunya yang menatapnya penuh arti...

"Ah... Putraku sudah dewasa..."

***

"Ehmmm... Outoto... Au tau apa aksut ucapan ommy ama baachan...?"

( Translate : Ehm... Adik... Kau tau apa maksud ucapan mommy sama nenek...? )

"U-udah angan iaas ishh..."

( Translate : Sudah jangan dibahas ishhh... )

"iii... Elitt!!!"

( Translate : Ihhh.... Pelit! )

Tbc ol End...?

Ol unpub...?

Omen njih...

Aligato udah baca... Angan upa ote ya...

Babay!

Vampire BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang