5

48 7 0
                                    

Iridescent
Aleiodeth©

|2066 kata|

❄----------❄

*Perhatian, bacaan ini mengandung banyak kalimat sarkasme, makian, dan adegan berbahaya. Dimohon pembaca bijak dalam membaca.*

❄----------❄

"Adakah yang bisa menjelaskan padaku dia itu makhluk apa??” Astaga suaraku bahkan hampir mirip dengan VW kuno yang tak di beri pelumas dan di paksa balapan dengan Verarri keluaran terbaru. Ini bukan lomba siapa yang suara pelurunya paling keras, kan?

“Grave raksasa yang memakan manusia?!” Suara Allen, Virion 1 yang menyahutiku sambil terus menghujani Anger  dengan proyektil-proyektil yang sejujurnya sama sekali tak menggores tubuh makhluk itu.

“Bodoh! Semua Grave memakan manusia, bro!” Kali ini Felthorn-nya, Leona, yang menantang kerasnya suara peluru. “Entahlah, kami tak tahu banyak. Yang pasti, untuk membunuhnya kita harus memisahkan tubuh dan kepalanya, atau memusnahkan seluruhnya.”

Bagus sekali, sekarang hal yang terpikirkan olehku adalah bagaimana caranya merealisasikan ungkapan Leona barusan. Dengan tubuh sebesar itu dan aku yakin lehernya pasti keras luar biasa.

“Wow!!” Satu tangannya hampir menghantamku, jika tak segera berkelit mungkin ini terakhir kalinya aku melihat dunia. Kutebak beratnya 90 ton, kurasa aku harus menyarankan diet yang sehat untuknya.

Dia setara dengan tank milik kami. Enam belas orang di ruangan ini terus menyerangnya, tapi nihil sama sekali tak berpengaruh.

“Semuanya, tetap jaga jarak! Aku tak ingin salah satu diantara kita jadi kudapannya.” Brian, Felthorn 2 yang berusaha menyerangnya dengan menembakan IRL yang entah ia dapat dari mana.

Apa ini hanya perasaanku atau—

“Tunggu!! Kita tak bisa mengalahkannya tanpa rencana, lihat dia terluka, guys!” Teriakku sambil menunjuk dada sebelah kiri si Anger yang sedang di hujani peluru oleh Victoria, Jovi, Sam, dan Haise.

“Tim 1, Tim 5, dan Tim 12 bisakah kalian sasar karotis kiri?” Tanyaku cepat, dan mereka segera mengangguk paham. “Tim 13 dan Tim 20, kalian bersamaku dan Garda menyerang karotis kanan.”

“Tim 7 dan Tim 25, jaga pergerakannya agar tak menyerang kami. Dan Brian, ketika kuberi tanda bisakah kau melepaskan IRL-mu tepat pada dua lubang yang kami buat?” Teriakku akhirnya pada Brian yang sisinya berlawanan denganku.

“Serahkan padaku, cantik!!”  Ou, kedipannya itu, apa dia berusaha menggodaku di saat seperti ini? Dan lihat pria di sampingku yang tatapannya sedang membara ini.

“Hey bung! Sekarang bukan waktunya cemburu!” Kataku sambil menyenggol lengannya, dan apa yang kulihat? Wajah marah dan tatapan membunuh pada Brian. Tunggu, jadi dia benar-benar cemburu?!

Sepersekian detik dan Garda sudah kembali fokus pada musuh, darah Grave itu mengucur deras membentuk genangan- genangan hitam di bawah kakinya, sedikit lagi. Ketika darahnya muncrat dan-
“Brian, sekarang!!” Teriakku.

Here you go, babe!!”

Satu roket mini meluncur secepat kilat dan kepala Anger itu melayang lepas dari badan raksasanya, seketika itu pula tubuhnya tumbang dengan debuman keras yang menggetarkan lantai di bawah kami. Lalu, berliter-liter cairan kental yang amis sekaligus busuk keluar dengan deras dan membanjiri lantai.

“Wow!! Good job baby girl!” Sky mengangkat tangannya untuk highfive denganku dan segera diikuti yang lain. Semuannya memujiku, tapi bagiku yang paling penting kita berhasil mengalahkan Anger itu dan mungkin sempat membereskan sisanya di luar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRIDESCENT : The HalcyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang