.bargaining.

126 23 6
                                    

"kak?"

byungchan membeku saat seungwoo tiba-tiba memakaikannya syal.

"biar makin anget."

"makasih," senyum byungchan.

seungwoo hanya menepuk pelan kepalanya dan lanjut mendaki.

"oke, gue dapet spot yang bagus!" seruan seungyoun membuat yang lain berjalan lebih cepat.

mereka semua duduk berjejer menunggu matahari terbit sambil menikmati segelas coklat hangat. byungchan menyesap minumannya lalu tersenyum tipis, sudah berapa lama dia tidak merasakan hal seperti ini?

ia memejamkan mata, menikmati angin dingin yang menggelitik wajahnya.

"seru kan?"

byungchan menoleh, melihat seungwoo yang tersenyum hangat padanya, "gue awalnya ragu mau ngajakin lu."

"kenapa memang?"

"gue kira lu bakal nolak."

byungchan terkekeh pelan, "gue juga gak nyangka bisa ada di sini sekarang."

"tapi seru kan?" tanya seungwoo lagi.

"seru," senyum byungchan memandang ke langit malam, "kapan lagi gue bisa ngerasain hal kayak gini."

seungwoo memangku wajahnya dengan satu tangan, memperhatikan pahatan wajah byungchan yang sedang berkutat dengan pikirannya dan menerawang jauh.

senyum manis terulas di wajah byungchan, memperlihatkan lesung pipinya yang dalam, membuat seungwoo ikut tersenyum seperti tersihir.

"makasih banyak, ya, kak," ujar byungchan pelan, "kalau lu gak nemuin buku gue waktu itu kayaknya gue bakal tetep kayak dulu."

seungwoo terdiam.

"chan."

byungchan menoleh, memberi tanda pada pemuda ber-tatto itu untuk meneruskan ucapannya.

"kalau lu dikasih kesempatan, satu aja, keinginan lu apapun itu bisa dikabulin, lu mau apa?"

byungchan tertawa kecil, "kayaknya gue sering banget denger hal ini."

"hm?"

"gaada," ujar byungchan tersenyum manis, "gue udah nerima segala hal yang dunia bisa tawarin ke gue."

matanya kini berbinar indah, "kali ini banyak hal yang baik."

seungwoo terpaku melihat senyum byungchan, tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah khawatir saat byungchan menekan dadanya kesakitan.

"chan?"

"ugh- sori kak, gue –"

nafas byungchan memburu, tangan lainnya sibuk mencari obat penenang di sakunya. seungwoo dengan sigap menahan tubuh byungchan.

"lu kenapa?"

botol kecil di tangan byungchan ikut bergetar dengan tangannya, kepalanya pusing, bisikan-bisikan di dalamnya membuat ia semakin panik.

seungwoo refleks mengambil obat di tangan byungchan dan memasukkan sebuah tablet ke dalam mulutnya. ia lalu mengelus punggung byungchan pelan,

"nafas chan, pelan-pelan."

byungchan menyandarkan tubuhnya pada seungwoo, tangannya sudah tidak bergetar lagi tetapi kepalanya masih sakit. ia memejamkan matanya erat-erat, menahan tangis, keadaaan dia sekarang adalah hal yang paling tidak ingin ia tunjukkan pada seungwoo.

.

agak lama mereka terdiam di posisi itu, nafas byungchan kembali teratur, usapan lembut di punggung byungchan tidak terhenti. dengan hati-hati seungwoo angkat bicara,

chero • phobia ;; seungchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang