.acceptance.

62 7 0
                                    

"untuk orang yang sebentar lagi meninggal, bukankah kau terlalu tenang?"

pria paruh baya itu tersenyum tipis, menoleh sedikit pada sosok yang berada disampingnya.

"mungkin aku sudah mengalami semua hal yang dunia dapat tawarkan."

sosok itu membeku mendengar jawaban singkat pemuda di hadapannya, tetapi akhirnya ia terkekeh pelan,

"oh, ya?"

"ya, mungkin orang-orang akan bilang kalau hidupku terlewat singkat, tetapi aku sudah menjalaninya dengan sepenuh kekuatanku," senyum terpatri di wajah tegas laki-laki itu,

"aku sudah tidak punya penyesalan lagi."

sosok itu menyingkapkan sayapnya, memandang penasaran setelah mendengar pernyataan darinya, "jadi, apakah kau bahagia?"

"sangat."

jawaban singkat itu membuat sang malaikat menhembuskan nafas yang tidak sadar ia tahan sebelumnya, "hm...jadi anda tidak mau meminta apa-apa?"

lelaki itu akhirnya memberikan kontak mata dan senyuman tipis, "boleh aku minta namamu?"

netra putih sang malaikat membulat kaget, tetapi ia tetap berdiri dan menjulurkan tangannya, "Choi Byungchan."

lelaki itu tersenyum singkat, "Choi Byungchan..."

tanpa sadar, byungchan bergidik pelan mendengar namanya tergulir dari mulut laki-laki itu.

"salam kenal byungchan, aku –"

"aku tahu, Han Seungwoo."

seungwoo terkekeh pelan, "of course."

"untuk tiga bulan ke depan, mohon bantuannya, choi byungchan."

byungchan mengangguk kaku dan memberikan senyuman singkat sebelum akhirnya beranjak terbang dari sana.

dunia bisa sebercanda ini kadang-kadang.

+

saat byungchan memutuskan untuk mengabdi sebagai malaikat, ia tahu cepat atau lambat ia akan bertemu lagi dengan kakak kelasnya itu.

'karena dari awal tujuan dia menjadi malaikat adalah untuk dapat mengawasi seunwoo.'

tapi 10 tahun terlewat, 20 tahun, 30 tahun, dan sekarang hampir menembus 40 tahun. ia melihat bagaimana seungwoo menjalani harinya dengan baik, ia juga ikut mensyukuri keputusannya waktu itu. melihat seungwoo tidak pernah terlibat lagi dengan masalah kematian ini dan menjalani hidup dengan normal, merintis karir yang baik, bertemu dengan pasangan hidupnya, mempunyai keluarga bahagai dengan dua orang putra dan seorang putri.

byungchan tidak pernah merasa sebahagia ini, ia pikir sudah saatnya ia merelakan cinta masa mudanya itu.

karena itu, saat byungchan mendapat tugas untuk mendampingi seungwoo, ia sama sekali tidak menduga bahwa perasaanya akan membuncah dengan sangat hebat saat berhadapan langsung dengannya.

hal ini membuatnya sedikit khawatir, namun ada rasa lega didalamnya. ia sadar bahwa dari dulu sampai sekarang, hatinya memang milik seungwoo, hanya seungwoo yang dapat membuat dia merasakan hal ini. seungwoo adalah belahan jiwanya.

dan saat menyadari bahwa perasaan ini sudah tidak menyakitinya lagi –byungchan tertawa kecil mendengar cerita seungwoo tentang anak sulungnya malam itu di balkon kediaman han– ia bersyukur dengan sangat karena diberi kesempatan untuk mempunyai perasaaan ini,

pure love and affection.

dan mungkin, di kehidupan yang lain, cerita mereka tidak akan serumit ini.

chero • phobia ;; seungchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang