1

11.4K 605 41
                                    


"Tidak adakah wanita lain selain dia Bram? Sejak awal ibu tak menyukainya, ia tak bisa masuk di kalang kita, dia selalu terlihat canggung."

Bramantyo diam saja, melawan ibunya sama saja dengan membunuh ibunya perlahan. Sejak penyakit jantungnya sering kambuh, Bram memilih diam saja tiap ibunya berbicara tentang wanita pilihannya.

"Tidak ada yang salah sebenarnya dengan wanita itu, dia cantik, ramah dan aku lihat sabar, tapi lihat saja Bram, dia bekerja sebagai tenaga administrasi di Rutan, orang tuanya juga tidak jelas dan yang pasti kita akan jadi bahan omongan di lingkungan kita."

Suara Gayatri semakin meninggi, Bram tetap diam saja, tak lama kakaknya muncul. Kakak perempuan yang juga telah mencurahkan segalanya bagi Bram, yang membantu ibunya membesarkan perusahaan saat ayah mereka meninggal karena penyakit jantung coroner, Bram yang masih SMP saat itu, usianya masih 15 tahun, hanya diberi kewajiban satu oleh ibu dan kakaknya, yaitu belajar lebih giat dan segera menggantikan kakak dan ibunya memegang dua perusahaan yang dikelola oleh dua wanita kuat dalam hidupnya. Hingga Bram yang cerdas berkuliah di luar negeri, ia tetap tak diberi beban apa pun, hanya harus belajar dan belajar dengan giat agar mengulang kesuksesan ayah mereka memimpin perusahaan.

Sejak awal Bram sudah diingatkan agar jangan terlalu serius menjalin hubungan dengan wanita manapun karena akan berpengaruh pada keseriusan Bram melanjutkan memegang perusahaan keluarga.

"Kau mengenal dari mana wanita seperti itu, jika dibawa ke lingkungan kita apa dia pantas?" tanya Berta dengan nada dingin.

"Dia sepupu sahabatku Kak, dan aku pikir tak ada yang salah dengan Meliana, ia memang dari keluarga sederhana tapi aku pikir ia akan bisa masuk ke kalangan kita, aku bisa mengajarinya dan membiasakannya, dan maaf, aku sudah lama menjalin hubungan dengannya, sejak SMA dan saat aku melanjutkan kuliah ke luar negeri dia berjanji mau menungguku dan ternyata dia benar-benar menunggu, sejak kecil ayah mengajarkanku menjadi laki-laki yang teguh memegang janji, aku berjanji akan menikahinya dan aku akan mewujudkan itu, apakah Ibu dan Kakak akan menjadikan aku laki-laki yang ingkar?"

Gayatri dan Berta saling pandang. Mereka terlihat marah. Tapi kata-kata dan pertanyaan terakhir Bram seolah menohok hati dan perasaan mereka, seolah mereka akan menjadi salah jika tidak mewujudkan keinginan Bram.

"Ibu sudah punya calon untukmu, dia dari kalangan kita, Putri Bapak Anggoro, kau pun sudah kenal sejak kecil, Cherry gadis cerdas, cantik dan akan menggantikan papa juga memegang perusahaan migas yang kau tahu sendiri bagaimana perusahaan keluarga mereka menggurita, ia anak tunggal, kita akan bisa semakin melebarkan sayap jika Cherry jadi istrimu, apalagi kalian pernah berada di negara yang sama saat berkuliah, ibu yakin kalian sangat, sangat saling mengenal."

Bram menatap mata ibunya, lalu menunduk sambil menggeleng pelan.

"Cherry sudah punya kekasih, kami, Cherry dan pacarnya sering hangout bersama saat di US jika sedang santai, jadi Ibu salah jika menjodohkan Cherry dengan ku."

Gayatri menggebrak meja hingga Bram dan Berta terlonjak. Matanya menyiratkan kemarahan.

"Tidak mungkin, orang tua mereka mengatakan Cherry siap dijodohkan denganmu."

"Tapi kenyataannya demikian, ini aku punya bukti foto-foto saat kami bertiga hangout, dan Cherry mengatakan mereka akan menikah, mereka sudah ... maaf ... tidur berdua, bahkan Cherry sering berhari-hari berada di apartemen Gustav."

"CUKUUP ... CUKUP ... Jangan kau lanjutkan, ini ada yang gak benar, akan aku tanya pada istri Anggoro, ini penghinaan padaku, mereka telah sepakat."

"Percuma ibu, karena aku dengar Cherry akan segera menikah dengan Gustav karena Cherry hamil."

All at once (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang