Si Resek

4.7K 562 44
                                    

"Alhamdulillah, Ukhti."

Dinda mencibir, dari semua orang yang tahu pertunangannya batal, hanya Azka yang bisa berkomentar dengan seresek itu. Tidak ada kata-kata menguatkan atau tatapan iba, malah mengangkat kedua tangan dan mengusapkannya ke wajah. Besyukur.

"Beneran selingkuh ya?"

Dinda mengangkat bahu, "gak tahu selingkuh atau enggak, tapi emang sama yang itu sih sekarang."

"Respon temen-temennya gimana?"

Kabar batalnya pertunangan mereka tersebar setelah Randi mempublish hubungannya dengan Fitri di sosial media. Teman-temannya yang sedari dulu memberi tahu Dinda soal perselingkuhan mereka mengirimi direct message di instagram, merasa iba, dan menasihatinya, seharusnya Dinda melepaskan Randi dari dulu, ada juga yang menambah-nambahi kejelekan Randi dan mengiriminya bukti-bukti jika Randi seorang bajingan sejak dulu. Sejak awal mereka menjalin hubungan.

Mereka berlomba-lomba menjelekan dan mensyukuri putusnya pertunangan Dinda dan Randi, tapi tidak ada yang peduli dengan perasaannya.

"Ya gitu."

Alika berdecak, "ya udah lah, lupain aja dia, cepet-cepet move on, nikmatin hidup."

"Iya tuh, bener, kayak Alika. Dari Samudera move on ke Bara, adududuh." tangan Azka dicubit Alika. "Sakit tahu, Bara pernah dicubit gak sih?"

"Enggak lah, suamiku ya aku sayang-sayang."

"Suamiku, suamiku," Azka mencibir. Dia memang selalu menjadi tumbal saat Dinda ataupun Alika kesal, karena selain dia satu-satunya orang yang gercep saat diajak kumpul, mulut dan tingkahnya paling resek, susah dijaga.

"Tapi, bener, Din," kata Azka lagi, "belajar dari Alika, cepet move on, jangan sedih mulu. Gak enak galau terus gitu, gue yang susah--"

Dinda dan Alika mengangkat alisnya bersamaan.

"--gue gak ada temen nongkrong," ralat Azka, sebelum kena KDRT lagi.

Mereka berdua bergumam bersamaan.

"Beneran, elah."

Mereka bergumam lagi.

"Resek kalian berdua."

Alika menunjukan layar ponselnya yang redup ke depan Azka.

"Apa?"

"Ngaca."

Azka langsung cemberut, membuat Dinda dan Alika seketika tertawa.

"Tapi aku sori banget nih," Alika memasukan ponselnya dalam tas, "aku harus pulang, gak bisa nemenin kamu lebih lama," katanya sedih, mengusap tangan Dinda, "orderan kueku lagi banyak."

"Gak apa-apa, makasih udah mau dengerin aku curhat."

Bara datang tidak lama kemudian. Hanya menyapa sekilas karena harus segera pergi lagi.

"Salim dulu kek, cipika-cipiki," dumel Azka yang masih kesal tidak tahu kapan Bara dan Alika pendekatan, "udah kayak Naruto aja, sat-set, sat-set, ninja, eh nikah."

Alika menjulurkan lidahnya.

"Resek," kata Bara.

"Tuh, tuh," tunjuk Azka dramatis, "jadi kesurupan Alika kamu, Bar!"

Alika menggandeng Bara, menariknya pergi sebelum Azka menjahili mereka lagi.

Mereka melihat Alika dan Bara bergandengan tangan, keluar dari cafe

"Pada berubah banget habis nikah. Bisa ya Bara seromantis itu, padahal bisa makan siang di sini. Kenapa mereka pada pulang coba?"

Dinda mengedikan bahu.

Mapan 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang