Pengakuan

3.5K 464 28
                                    

Dinda mengernyit, melihat mobil baru Azka terparkir di depan gedung tempat kantornya berada. Dinda menghampirinya, melihat dari jendela, mobil itu kosong.

"Pulang?"

Dinda menoleh, Azka menghampirinya, memegang segelas plastik kopi susu.

"Dari mana?"

"Ngopi," Azka menunjuk kios di dekat gedung, "pulang?" ulangnya.

"Iya."

"Yuk," Azka membukakan pintu depan untuk Dinda.

"Yuk?" tanya Dinda bingung.

"Pulang, kan?" tanya Azka balik.

"Iya sih," gumam Dinda ragu, "ke sini sengaja jemput?"

"Iya."

"Kok gak ngasih tahu dulu?"

"Lupa."

Dinda berdecak, "untung aku pulang on time. Kalau aku lembur, kamu nunggu aja terus sampe larut?"

"Ya gak apa-apa."

"Kok gak apa-apa?"

"Ya, gak apa-apa, ditungguin. Kan mau ngobrol."

Dinda menggumamkan oh seraya masuk, Azka menutup pintu dan memutari mobil, duduk di balik setir, menyeruput kopinya hingga habis setengah, baru menyalakan mesin. Dinda belum berkomentar, sampai Azka membawanya ke tukang pecel lele pinggir jalan.

"Makan?" tawarnya.

"Gak usah, minum aja."

"Udah makan emang?"

"Udah tadi sore."

"Oke," Azka memesan seporsi pecel lele, menuang teh panas dalam poci ke dua gelas, membawanya pada Dinda. Mereka masih diam, Dinda menunggu sampai Azka yang bicara lebih dulu, tapi Azka memilih menunggu pesanannya dibuat, sambil ngemil kerupuk dan ngobrol dengan Abang tukang pecel lele, kemudian makan sampai habis dan meneguk teh panasnya hingga tandas, baru duduk menghadap Dinda.

"Nerusin yang tadi."

Dinda berdecak.

"Dengerin dulu, baru komentar."

Dinda bergumam.

"Dari waktu kuliah sih, sebelum kenal mantanmu itu," aku Azka.

Dinda mengernyit, "masa?"

"Iya, tapi kamu kayaknya serius kuliah, jadi gak ngeh, habis itu ada mantanmu itu, terus kalian jadian, ya udah gue mundur, tambah lagi kalian lamaran, ya gue makin mundur, berasa gak ada harepan, ya udah, gue nyoba pacaran sana-sini, tapi gak ada yang mau gue ajak serius, alasannya katanya sih gue gak total pacarannya, kayak ada yang ditahan-tahan gitu."

Seorang Azka yang sering bucin parah dikata tidak total saat pacaran???

"Gimana maksudnya?"

Azka menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "mereka bilang gue kaya yang gak bisa move on."

Dinda bergumam.

"Ya terserah sih mau percaya atau enggak."

"Kenapa sekarang?"

"Kan sekarang udah putus sama yang itu."

Dinda mendengus lagi.

"Terserah mau bilang klise atau enggak, tapi emang kenyataannya gitu."

Dinda mengangguk saja, memainkan gelas teh tanpa minat.

"Kalau kamu minat, gue serius kok."

Dinda mengedikan bahu, "belum kepikiran."

Mapan 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang