pengkhianatan adalah kado semesta paling tak ku inginkan. jika bisa—ingin ku sembunyikan di gelap paling ujung. agar tak menggugupi laju jantung.
ternyata tidak, pengkhianatan bagai busa ombak yang timbul dipermukaan. terserat lalu tersesat di bibir pantai. membekas tanpa lekas. menghujam tanpa wejangan.
"aku selesai." mantra telak menelak kewarasaan ku. menyambut hujan di pipi yang di ramal makin deras setiap hari.
lengan lemah ku yang goyah berusaha menahan langkah. kalap, kau tak mengindahkan nya dan tetap hilang ditelan musnah.
saat kau sibuk menjauh, aku sibuk terkejut. rasa pengkhianatan lebih pahit dari getah brotowali berwarna hijau lumut. lebih rumit dari sekedar untaian benang tak terurut. lebih menyayat dibanding pisau dengan tajam nya yang menikam.
Celaka; kita pisah tanpa sepakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA HAWA
Poetrybarang kali, belum melupakan mu adalah hal lumrah. dan aku kini resmi jadi manusia maha resah, maha payah. sebab mengharapkan kembali mu yang entah entah.