part 8

195 84 128
                                    

HAPPY READING❤

...........

"Terserah lu aja dah, mau bilang gue temenan ama penghuni kebun binatang. Gue ikhlas aja, gue ngalah, gue nyerah," kata Noval sambil mengangkat kedua tangannya keatas kepala.

"Tumben lu nyerah Val, kemasukan setan apaan nih bisa ngalah kek gini" kata Mita sambil melirik ke arah Noval dan Yanti.

"Engga kemasukan setan apa-apa kok, gue cuma sadar," seru Noval menundukan kepalanya.

"Semua temen gue tuh penghuni kebun binatang termasuk kalian bertiga" jawab noval sambil tertawa terbahak-bahak.

"BANGSAT"

"MONYET"

"ANJ*NG"

"Lagi ngabsen anak murid nya, bu" seru Noval.

"Bodoamat" jawab mereka bertiga serempak.

Kringgggg....

Suara bel menggema di seluruh penjuru sekolah, menandakan jam istirahat pertama telah berakhir.

"Ayok, mending ke kelas daripada ngeladenin curut satu ini bisa-bisa kita darah tinggi," ajak Mita lalu berjalan duluan meninggalkan Yanti dan Diana yang masih duduk.

"Val nih duitnya bayar sono gue ke kelas dulu," ucap Diana sambil memberikan uang ke Noval dan dibalas anggukan oleh Noval.

"Woyy, tungguin kita,"

"Cepetan napa, gue tunggu di kelas"

"Buset dah lu"

Diana dan Yanti akhirnya bisa mengejar Mita dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Mita.
.
.
.

Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk dan belum semenit mereka duduk, bu Marisa sudah masuk ke kelas menandakan bahwa pelajaran biologi akan segera di mulai.

"Assalamu alaikum, sudah siap belum belajar biologi?" Kata bu Marisa sambil menyimpan buku yang tadi dia bawa ke meja yang sudah di sediakan khusus untuk guru.

"Walaikum salam, sudah siap bu" jawab mereka sekelas kompak.

"Ibu mulai yah pelajarannya"

"Iya ibu cantik," seru salah satu murid yaitu Ahmad dan dibalas sorakan dari teman sekelas nya.

Bu Marisa hanya tersenyum menyaksikan kelas 11 keperawatan yang selalu jadi perbincangan guru.

Bukan karena kelas yang mendapat predikat buruk tetapi kelas yang mendapat predikat baik. Karena siswa-siswi nya yang selalu memperhatikan guru dan jika bercanda pada tempatnya, tidak seperti kelas yang lain.

"Hallo ibu cantik, jadi tidak kita belajar? Kok malah senyum-senyum sendiri, terpesona yah dengan ke gantengan Ahmad yang ganteng nya tujuh turunan ini" seru Ahmad dengan percaya diri dan sesekali menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangannya.

"Lu kan ganteng tujuh turunan berarti kalo tujuh tanjakan jelek dong" seru Amin musuh bebuyutan Ahmad dalam hal lelucon.

"Apalagi belokan tambah jelek lu Ahmad HAHAHA" timpal Anwar tak mau kalah memojokan si Ahmad.

"Istigfar Min, Nwar kasian si Ahmad dia gak ada yang belain. Tapi kalo sekali-kali bolelah biar tu anak gak terlalu ke pedean" kata si Joko bukannya membela Ahmad tapi malah mengizinkan kedua temannya memojokan si Ahmad.

"Ku kira kau akan membelaku wahai Joko, tapi ternyata kau sama saja seperti mereka. Sungguh Kejam kau Joko, tega kau Joko hiks hiks" timpal Ahmad sambil berakting menangis tersedu-sedu.

DIA hadir diantara KITA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang